Pengertian dan Jenis-jenis Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan yang digunakan untuk memahami informasi, memecahkan masalah, dan membentuk pengetahuan dan kesadaran serta menciptakan produk-produk dan karya-karya. Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi, yakni kemampuan memecahkan suatu masalah atau menciptakan sesuatu yang bernilai bagi budaya tertentu.
Definisi kecerdasan dapat dijelaskan dalam dua metode, yaitu kecerdasan secara kuantitatif adalah kecerdasan proses belajar untuk memecahkan masalah yang dapat diukur dengan tes inteligensi, sedangkan secara kualitatif kecerdasan merupakan suatu cara berpikir dalam membentuk konstruk bagaimana menghubungkan dan mengelola informasi dari luar yang disesuaikan dengan dirinya.
Selain itu, pengertian kecerdasan juga dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1) kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan situasi-situasi baru atau menghadapi situasi-situasi yang sangat beragam; 2) kemampuan untuk belajar atau kapasitas untuk menerima pendidikan; dan 3) kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menggunakan konsep-konsep abstrak dan menggunakan secara luas simbol-simbol serta konsep-konsep.
Pengertian Kecerdasan
Berikut definisi dan pengertian kecerdasan dari beberapa sumber buku:
- Menurut Daryanto (2014), kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dalam hal ini adalah masalah yang menuntut kemampuan pikiran.
- Menurut Armstrong (2013), kecerdasan adalah kapasitas/kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah dan menciptakan produk-produk dan karya-karya dalam sebuah konteks yang kaya dan keadaan yang naturalistik.
- Menurut Bustomi (2012), kecerdasan adalah suatu kemampuan yang digunakan untuk memahami informasi dalam membentuk pengetahuan dan kesadaran; dan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah yang dihadapi mampu dipecahkan serta menambah pengetahuan.
- Menurut Gardner (2013), kecerdasan adalah kemampuan umum yang ditemukan dalam berbagai tingkat yang dimiliki oleh seorang individu untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Teori Perkembangan Kecerdasan
Menurut Desmita (2015), secara umum perkembangan kecerdasan terdiri dari empat tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Intelligence Quotient (IQ)
Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual menggambarkan intelegensi atau kecerdasan sebagai rasio antara usia mental (MA) dan usia kronologis (CA). Usia mental (MA) dapat diartikan sebagai kapasitas otak yang diukur berdasarkan usia rata-rata anak yang memiliki standar berpikir yang sama sedangkan usia kronologis (CA) adalah umur anak ketika dilakukan tes IQ. Dalam pandangan IQ, kecerdasan atau intelegensi seseorang diukur dengan menggunakan sebuah tes dan hasilnya dihitung melalui sebuah rumus tertentu. Hasil tes yang didapat menentukan tingkatan kecerdasan seseorang. Semakin tinggi hasil tes yang didapat maka semakin tinggi pula tingkatan inteligensi seseorang, begitupun sebaliknya.
b. Emotional Intelligence (EQ)
Emotional Intelligence (EQ) merujuk pada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional merupakan sebuah perkembangan teori kecerdasan yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman. Kecerdasan ini ditemukan berdasarkan hasil penelitian tentang neurolog dan psikolog yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap yang didasarkan pada pikiran yang sehat.
c. Spiritual Quotient (SQ)
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang memfasilitasi suatu dialog antara akal dan emosi, antara pikiran dan tubuh; menyediakan titik tumpu bagi pertumbuhan dan perubahan; menyediakan pusat pemberi makna yang aktif dan menyatu bagi diri.
d. Multiple Intelligences (MI)
Multiple Intelligences (MI) disebut juga dengan kecerdasan jamak, yaitu jenis kecerdasan hasil penemuan dari Howard Gardner. Menurut Gardner, manusia tidak mempunyai satu intelegensi, tetapi memiliki banyak intelegensi, yang masing-masing berbeda pada setiap individu. Masing-masing intelegensi ini meliputi keterampilan-keterampilan yang unik. Selain itu, pada sebagian individu (berbakat dan keterbelakangan mental) bisa memiliki beberapa kecerdasan sekaligus. Multiple Intelligence adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini merupakan alat untuk melihat bagaimana pikiran manusia mengoperasikan dunia, baik hal yang bersifat konkret maupun abstrak.
Jenis-jenis Kecerdasan
Menurut Amstrong (2013), terdapat delapan jenis kecerdasan, yaitu sebagai berikut:
1. Kecerdasan linguistik
Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan (misalnya, sebagai seorang orator, pendongeng, atau politisi) maupun tulisan (misalnya, sebagai penyair, penulis naskah drama, editor atau jurnalis). Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk memanipulasi sintaks atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau makna bahasa, dan dimensi pragmatis atau kegunaan praktis dari bahasa. Beberapa manfaat atau retorika (menggunakan bahasa untuk meyakinkan orang lain melakukan aksi tertentu), mnemonik (menggunakan bahasa untuk mengingat informasi), penjelasan (menggunakan bahasa untuk menginformasikan), dan metabahasa (menggunakan bahasa untuk membicarakan tentang bahasa itu sendiri).
2. Kecerdasan logis-matematis
Kecerdasan logis-matematis merupakan kemampuan menggunakan angka secara efektif (misalnya, sebagai ahli matematika, akuntan pajak, atau ahli statistik) dan untuk alasan yang baik (misalnya, sebagai seorang ilmuwan, pemrogram komputer, atau ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap pola-pola dan hubungan-hubungan yang logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat), fungsi, dam abstraksi terkait lainnya. Jenis-jenis proses yang digunakan dalam pelayanan kecerdasan logis-matematis mencakup kategorisasi, klasifikasi, kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesis.
3. Kecerdasan spasial
Kecerdasan spasial merupakan kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara akurat (misalnya, sebagai pemburu, pramuka, atau pemandu) dan melakukan perubahan-perubahan pada persepsi tersebut (misalnya, sebagai dekorator interior, arsitek, seniman, atau penemu). Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan-hubungan yang ada di antara unsur-unsur ini. Hal ini mencakup kemampuan untuk memvisualisasikan, mewakili ide-ide visual atau spasial secara grafis, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam sebuah matriks spasial.
4. Kecerdasan kinestetik-tubuh
Kecerdasan kinestetik-tubuh merupakan keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan (misalnya, sebagai aktor, pemain pantomim, atlet, atau penari) dan kelincahan dalam menggunakan tangan seseorang perajin, pematung, mekanik, atau ahli bedah). Kecerdasan ini meliputi keterampilan fisik tertentu seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan, serta kapasitas-kapasitas proprioseptif, taktil, dan haptic.
5. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk merasakan (misalnya, sebagai penikmat musik), membedakan (misalnya, sebagai kritikus musik), menggubah (misalnya, sebagai komposer), dan mengekspresikan (misalnya, sebagai seorang performer atau pemain musik) bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, nada atau melodi, dan timbre atau warna nada dalam sepotong musik. Seseorang dapat memiliki pemahaman musik yang figural atau dari atas ke bawah (global, intuitif), pemahaman musik yang formal atau dari bawah ke atas (analitis, teknis), atau keduanya.
6. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaan-perbedaan pada suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan terhadap orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerak tubuh; kemampuan untuk membedakan berbagai jenis isyarat interpersonal; dan kemampuan untuk merespons secara efektif isyarat-isyarat tersebut dalam beberapa cara pragmatis (misalnya, untuk mempengaruhi sekelompok orang agar mengikuti jalur tertentu dari suatu tindakan).
7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan pengetahuan diri atau kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengetahuan itu. kecerdasan ini termasuk memiliki gambaran yang akurat tentang diri sendiri (kekuatan dan keterbatasan seseorang); kesadaran terhadap suasana hati dan batin, maksud, motivasi, temperamen, dan keinginan; serta kemampuan untuk mendisiplinkan diri, pemahaman diri, dan harga diri.
8. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis merupakan keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna, dari suatu lingkungan individu. Hal ini mencakup kepekaan terhadap fenomena alam lainnya (misalnya, formasi-formasi awan, gunung, dll) dan, dalam kasus yang tumbuh di lingkungan perkotaan, kemampuan untuk membedakan benda-benda mati seperti mobil, sepatu, dan sampul CD.
Daftar Pustaka
- Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
- Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: Indeks.
- Bustomi, M. Yazid. 2012. Panduan Lengkap PAUD (Melejitkan Potensi dan Kecerdasan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Publishing.
- Gardner, Howard. 2013. Multiple Intelligences, Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktik. Jakarta: Interaksara
- Desmita. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.