Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Produk - Pengertian, Tingkatan, Jenis dan Atribut

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek serta jasa dan reputasi penjualnya. Produk adalah sesuatu yang diperjualbelikan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari sesuatu hasil kreativitas seseorang, tim marketing, atau perusahaan.

Produk - Pengertian, Tingkatan, Jenis dan Atribut

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk tersebut.

Produk adalah segala sesuatu baik berwujud barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan konsumen, dimana setiap barang atau jasa tersebut memiliki manfaat yang berbeda. Pembeli dalam membeli setiap barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisiknya tetapi lebih dari itu. Pembeli bersedia membayar sesuatu yang diharapkan agar dapat memuaskan keinginan dan kebutuhannya.

Pengertian Produk 

Berikut definisi dan pengertian produk dari beberapa sumber buku:

  • Menurut Swastha dan Irawan (1990), produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer, yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
  • Menurut Tjiptono (1999), produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
  • Menurut Kotler dan Armstrong (2000), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
  • Menurut Stanton (1996), produk adalah suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. 
  • Menurut Kotler dan Keller (2012), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki, dipergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk di dalamnya fisik, jasa, orang, tempat organisasi dan gagasan.

Tingkatan Produk 

Menurut Kotler dan Keller (2012), terdapat lima tingkatan produk, yaitu sebagai berikut: 

  1. Produk utama atau inti (core benefit), yaitu dasar dari layanan atau manfaat yang sesungguhnya dibeli masyarakat. Produk ini terdiri dari manfaat atau pemecah masalah dari apa yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, manfaat sangatlah penting dalam pembuatan desain sebuah produk. 
  2. Produk dasar atau generik (basic product), merupakan bagian generic atau dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar. Produk dasar terdiri dari tingkatan kualitas, merek, desain, fitur, dan kemasan yang dikombinasikan dengan bagian lainnya. 
  3. Produk yang hiharapkan, merupakan produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Pada tingkatan ini, pemasar harus menyiapkan produk yang diharapkan. 
  4. Produk yang ditingkatkan, pada tingkatan ini manfaat dan layanan digunakan sebagai atribut pelengkap, sehingga menjadi pembeda dengan produk lain. Selain itu, pada tingkatan ini sering disebut juga sebagai produk tambahan dimana dalam tingkatan ini tidak hanya manfaat saja yang berperan, tetapi ada juga layanan sebagai pemberi solusi. 
  5. Produk potential (potential product), merupakan segala bentuk tambahan dan perubahan yang mungkin untuk dikembangkan pada suatu produk dimasa yang akan datang. Disinilah perusahaan mencari berbagai cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawarannya.

Jenis-jenis Produk 

Menurut Sunyoto (2014), berdasarkan ketahanannya (durability) dan keberwujudannya (tangibility), produk dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut: 

  1. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods), adalah barang-barang yang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti sabun, pasta gigi, makanan, soft drink dan lain-lain. 
  2. Barang tahan lama (durable goods), adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu yang lama, seperti lemari pendingin, mesin foto copy, pakaian dan lain-lain.
  3. Jasa (services), adalah produk yang tidak berwujud, tak terpisahkan, bervariasi dan dapat musnah, seperti salon, nasihat hukum dan perbaikan peralatan.


Sedangkan menurut Tjiptono (1999), produk dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu:

a. Barang konsumen 

Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu: 

  1. Convenience Goods. Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembeliannya. Contohnya: rokok, sabun mandi, pasta gigi, dan permen. 
  2. Shooping Goods. Shooping goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembeliannya, dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat rumah tangga, pakaian, dan kosmetik. 
  3. Speciality goods. Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian desain terkenal. 
  4. Unsought goods. Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.

b. Barang industri 

Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 

  1. Material and part. Merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang. 
  2. Capital Items. Merupakan barang tahan lama (long lasting) yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi. Capital items dibagi menjadi dua kelompok yaitu instalasi (meliputi bangunan dan peralatan kantor). 
  3. Supplies and service. Merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk jadi.

Atribut Produk 

Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan pembelinya. Menurut Tjiptono (1999), atribut merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Adapun atribut produk adalah sebagai berikut:

a. Desain produk 

Desain atau bentuk produk merupakan atribut yang sangat penting untuk mempengaruhi konsumen agar mereka tertarik dan kemudian membelinya. Dalam praktiknya kita dapat melihat bahwa desain produk dari merek tertentu, berbeda dengan desain produk yang sama namun merek yang berbeda. Desain produk yang baik harus dapat memberikan pengalaman sentuhan yang menyenangkan bagi pelanggan. Dalam membeli sesuatu konsumen tidak hanya memerlukan informasi mengenai produk, mereka cenderung menyentuh produk untuk proses evaluasi.

b. Warna produk 

Warna merupakan elemen penting dalam desain grafis yang memiliki pengaruh besar terhadap penglihatan audiens. Pada suatu produk, warna adalah elemen penting yang dilihat pertama kali oleh audiens. Warna juga merupakan hal yang menjadi pertimbangan kualitas suatu produk. Secara umum warna-warna memiliki efek psikologis atau emosi, yaitu sebagai berikut: 

  1. Warna yang memiliki gelombang panjang berarti memprovokasi. Warna-warna yang memiliki gelombang panjang antara lain warna merah dan kuning. Warna merah sebagai warna yang paling merangsang, akan menarik perhatian mata lebih cepat dibanding warna lain. Warna kuning, berada di tengah gelombang cahaya yang dapat dideteksi oleh mata, karena warna kuning menjadi warna yang paling cerah dan mudah menarik perhatian. Warna-warna seperti ini cocok untuk produk-produk yang membutuhkan lebih seperti garis polisi. 
  2. Warna yang memiliki gelombang pendek berarti menenangkan, antara lain biru dan hijau. Warna biru mempunyai sifat yang menyegarkan dan memberi rasa rileks. Sedangkan warna hijau memberi kesan sejuk dan alami.

c. Merek 

Merek adalah nama, istilah, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing-pesaing. Merek yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak bisa sembarangan, karena merek dapat menentukan persepsi konsumen terhadap produk. Adapun tujuan pemberian merek pada produk adalah: 

  1. Identitas. Merek bermanfaat untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Merek juga bermanfaat untuk memudahkan konsumen mengenali produk saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
  2. Alat promosi. Merek bermanfaat sebagai alat daya tarik produk.
  3. Membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta prestise tertentu kepada konsumen. 
  4. Mengendalikan pasar.

d. Kemasan 

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat utama yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual. Untuk suatu produk tujuan penggunaan kemasan antara lain yaitu: 

  1. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. 
  2. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat nyamuk dan parfum), dan lain-lain.
  3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain. 
  4. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistic, warna, bentuk, maupun desainnya. 
  5. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut, atau mewah. 
  6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani. 
  7. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.
  8. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang.

e. Pemberian Label (labeling) 

Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang ditempelkan pada produk. Dengan demikian, ada hubungan erat antara labeling, packaging, dan branding. Secara umum terdapat tiga macam label, yaitu:

  1. Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan. 
  2. Descriptive Label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk serta karakteristik-karakterisrik lainya yang berhubungan dengan produk.
  3. Grade Label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk dengan huruf, angka atau kata.

f. Harga produk 

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga sering digunakan konsumen sebagai indikator penentuan pembelian barang. Konsumen akan memilih barang yang harganya lebih murah, meski selisihnya sedikit untuk barang yang menurut mereka memiliki kualitas yang sama. Konsumen kadang juga memilih barang yang lebih mahal untuk jenis barang yang sama dengan mengharapkan kualitas yang lebih. Harga ditetapkan untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih, mencegah atau mengurangi persaingan dan mempertahankan atau memperbaiki market share.

g. Layanan pelengkap (supplementary services) 

Saat ini produk apapun tidak lepas dari unsur jasa/pelayanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi, tetapi layanan pelengkapnya memiliki kesamaan. Layanan pelengkap terdiri dari: informasi, konsultasi, order taking (pemesanan), hospitality (pelayanan), care taking (perhatian pada barang bawaan dan belanjaan), exceptions (permintaan khusus), billing (pengajuan rekening), dan pembayaran.

h. Jaminan (Garansi) 

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, di mana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar), dan sebagainya. Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak tertulis. Dewasa ini jaminan sering kali dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama pada produk-produk tahan lama.

Daftar Pustaka

  • Swastha, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
  • Tjiptono, Fandy. 1999. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
  • Kotler dan Amstrong. 2000. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
  • Stanton, William. 1996. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
  • Kotler dan Keller. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
  • Sunyoto, Danang. 2014. Dasar-dasar Manejemen Pemasaran. Yogyakarta: CAPS.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Produk - Pengertian, Tingkatan, Jenis dan Atribut. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/03/produk-pengertian-tingkatan-jenis-dan-atribut.html