Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata baik dalam pengucapan ataupun tulisan, melainkan dengan sikap tubuh, ekspresi muka, kontak mata, kedekatan jarak, sentuhan dan lain-lain yang mengandung sebuah pesan atau informasi tertentu. Komunikasi nonverbal tidak dapat diukur dengan menggunakan angka-angka, namun sering kali dapat memberikan banyak makna lebih dari pemikiran seseorang.

Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Komunikasi ini menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), atau sesuatu yang menunjukkan perasaan (expression) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain pada saat terpenting. Dengan komunikasi nonverbal kita dapat mengetahui perilaku atau tindakan seseorang melalui apa yang digambarkan oleh perilakunya.

Pesan-pesan nonverbal berbentuk gerak-gerik, sikap, ekspresi muka, pakaian yang bersifat simbolik, suara dan lambang atau simbol lain yang mengandung arti. Bahasa nonverbal sering pula disebut bahasa tubuh atau bahasa isyarat. Tanda-tanda komunikasi nonverbal belum dapat diidentifikasi seluruhnya, tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa cara duduk, berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang lain.

Pengertian Komunikasi Nonverbal 

Berikut definisi dan pengertian komunikasi nonverbal dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Muhammad (2002), komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan bahasa isyarat seperti gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak, sentuhan, dan sebagainya.
  • Menurut Liliweri (2007), komunikasi nonverbal adalah semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan dan meliputi semua stimulus nonverbal yang dalam setting komunikatif digeneralisasikan oleh individu dan lingkungan individu yang memakainya. 
  • Menurut Riswandi (2009), komunikasi nonverbal adalah semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. 
  • Menurut Gea, dkk (2011), komunikasi nonverbal adalah setiap bentuk perilaku manusia yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang mengandung informasi tertentu tentang pengirim atau pelakunya. 

Fungsi Komunikasi Nonverbal 

Menurut Djamarah (2014), fungsi komunikasi nonverbal adalah sebagai berikut: 

  1. Repitasi, artinya mengulang kembali gagasan yang sudah dijelaskan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali-kali. 
  2. Substitusi, artinya menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah katapun Anda berkata, Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk. 
  3. Kontradiksi, artinya menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya Anda memuji prestasi kawan Anda dengan mencibirkan bibir Anda, "Hebat, kau memang hebat." 
  4. Komplemen, artinya melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misalnya, air muka Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. 
  5. Aksentuasi, artinya menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, Anda mengungkapkan betapa jengkelnya Anda dengan memukul mimbar.

Sedangkan menurut Liliweri (2007), fungsi komunikasi nonverbal dalam komunikasi adalah sebagai berikut: 

  1. Fungsi Regulasi. Menjelaskan bahwa simbol nonverbal yang digunakan mengisyaratkan bahwa proses komunikasi verbal sudah berakhir. Fungsi regulasi bermanfaat untuk mengatur pesan nonverbal secara saksama untuk meyakinkan orang lain menginterpretasikan makna yang disampaikan secara verbal. 
  2. Fungsi interpersonal. Dengan pesan nonverbal dapat meningkatkan relasi yang sangat tinggi antara peserta komunikasi, antara lain untuk meningkatkan simpati dan daya tarik terhadap lawan bicara.
  3. Fungsi Emblematis. Menerangkan bahwa pesan nonverbal dapat disampaikan melalui isyarat-isyarat gerakan anggota tubuh terutama tangan.
  4. Fungsi Ilustrasi. Menerangkan bahwa pesan nonverbal digunakan untuk mengidentifikasi ukuran, bentuk, jarak dan lain-lain. 
  5. Fungsi Adaptasi. Untuk menyesuaikan berbagai pesan baik verbal maupun nonverbal.

Bentuk-bentuk Komunikasi Nonverbal 

Menurut Liliweri (2011), komunikasi nonverbal dapat dibagi menjadi empat bentuk, yaitu sebagai berikut:

a. Kinesik 

Kinesik merupakan bentuk komunikasi nonverbal yang berupa Bahasa isyarat dan gerakan badan. Dalam menyampaikan pembelajaran guru tidak hanya menggunakan kata-kata dalam menjelaskan materi pelajaran tapi guru memperkuat komunikasi verbal tersebut disertai dengan komunikasi nonverbal. Misalnya guru menjelaskan tata cara berwudhu, selain guru menjelaskan secara verbal namun disertai dengan gerakan.

b. Haptik 

Haptik bisa diartikan tidak adanya jarak di antara dalam berkomunikasi di antara dua orang. Bisa disebut haptik merupakan komunikasi yang dilakukan dengan sentuhan, seperti menepuk, bersentuhan, meraba, memegang dan lain-lain.

c. Paralinguistik 

Paralinguistik bisa diartikan sebagai komunikasi yang menggunakan tinggi rendahnya nada pada saat berkomunikasi. Sebagai contoh orang-orang jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras, berbeda dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan segala sesuatu dengan menggunakan suara keras.

d. Gesture 

Sering kali seseorang mempunyai kesan tertentu terhadap tampilan fisik tubuh dari lawan bicara. Yang dimana artinya bahasa tubuh yang setiap dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain , seseorang akan secara natural memberikan bahasa tubuh yang berbeda-berbeda yang memiliki makna tertentu.

Adapun menurut Khoirudin (2012), beberapa bentuk komunikasi nonverbal adalah:

  1. Ekspresi wajah, wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang .
  2. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinteraksi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya. 
  3. Sentuhan, adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
  4. Postur tubuh dan gaya berjalan, cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya. 
  5. Sound (Suara) rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
  6. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan, menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukkan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stres bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stres.

Perbedaan Komunikasi Verbal dan Nonverbal 

Menurut Sunarwinadi (1993), terdapat dua perbedaan dalam komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbal, yaitu sebagai berikut:

a. Struktur - Nonstruktur 

Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai hukum atau aturan-aturan tata bahasa. Dalam komunikasi nonverbal hampir tidak ada atau tidak ada sama sekali struktur formal yang mengarahkan komunikasi. Kebanyakan komunikasi nonverbal terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-urutan kejadian, yang dapat diramalkan sebelumnya. Tanpa pola yang jelas, perilaku nonverbal yang sama dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan.

b. Linguistik - Nonlinguistik 

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari asal usul, struktur, sejarah, variasi regional dan ciri-ciri fonetik dari bahasa. Dengan kata lain, linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, yaitu suatu sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian maknanya. Sebaliknya. pada komunikasi nonverbal, karena tidak adanya struktur khusus, maka sulit untuk memberi makna pada lambang. Belum ada sistem bahasa nonverbal yang didokumentasikan, walaupun ada usaha untuk memberikan arti khusus pada ekspresi-ekspresi wajah tertentu. Beberapa teori mungkin akan memberikan pengecualian pada bahasa kaum tuna-rungu yang berlaku universal, sekalipun ada juga lambang-lambangnya yang bersifat unik.

Daftar Pustaka

  • Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Liliweri, Alo. 2007. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKIS.
  • Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Antar Personal. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
  • Riswandi. 2009. Ilmu komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.
  • Gea, Antonius Atosokhi, dkk. 2011. Character Building II (Relasi Dengan Sesama). Jakarta: Elex Media Komputindo.
  • Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. 
  • Khoirudin, M. Arif. 2012. Peran Komunikasi dalam Pendidikan. Jurnal Komunikasi, Vol.23, No.1.
  • Sunarwinadi, Ilya. 1993. Komunikasi Antar Budaya. Jakarta: UI Pers.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Komunikasi Nonverbal. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/04/komunikasi-nonverbal.html