Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

GRIT - (Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor yang Berpengaruh)

Grit (kegigihan) adalah bagaimana seseorang atau individu dalam mempertahankan ketekunan (perseverance) dan semangat atau keinginan yang besar dalam mencapai tujuan jangka panjang meskipun terdapat rintangan, hambatan, tantangan, kesulitan, atau keputusasaan. Grit merupakan kepribadian yang berkaitan dengan ketekunan dan keinginan yang besar untuk tujuan jangka panjang sehingga berkontribusi terhadap pencapaian-pencapaian.

GRIT - (Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor yang Berpengaruh)

Grit merupakan hasrat (passion) dan ketekunan (perseverance) individu untuk fokus dan terus berusaha dalam mencapai tujuan jangka panjangnya meskipun mengalami banyak hambatan dan menemukan kegagalan dalam proses mencapai tujuan. Individu yang memiliki kadar grit yang tinggi akan menunjukkan konsistensi minat yang membuat individu tersebut tidak mengubah minatnya, tidak mudah teralihkan, serta tetap tekun dan bertahan pada tujuannya meskipun menghadapi banyak tantangan dan kegagalan dalam prosesnya.

Grit juga dapat diartikan sebagai tekad dalam karakter dan ambisi untuk target jangka panjang. Grit termasuk dalam kelompok trait personality dan merupakan faktor non-kognitif yang mempengaruhi kesuksesan. Grit adalah karakter yang mirip dengan kesadaran atau pengendalian diri, dimana karakter tersebut berhubungan khusus dengan stamina jangka panjang menuju tujuan individu.

Grit dalam ilmu psikologi berkaitan dengan ketekunan, tahan banting, ketahanan, ambisi, bekerja keras, kebutuhan untuk berprestasi dan kesadaran dari individu. Grit merupakan salah satu cara untuk menentukan dimana seseorang dapat menempatkan upaya mereka untuk bertahan dalam menghadapi tantangan hidup atau tidak. Grit yang tinggi pada seseorang akan lebih dapat mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan atau kepuasan dirinya sehingga akan berusaha keras menghadapi tantangan dan mempertahankan usahanya.

Pengertian Grit 

Berikut definisi dan pengertian grit (kegigihan) dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Duckworth (2007), grit adalah kecenderungan untuk mempertahankan ketekunan (perseverance) dan semangat atau keinginan yang besar (passion) dalam mengejar tujuan jangka panjang. 
  • Menurut Vivekananda (2017), grit adalah seberapa sering individu menampilkan perilaku mempertahankan ketekunan dan semangatnya dalam keadaan yang menantang untuk mencapai tujuan jangka panjang yang diharapkan. 
  • Menurut Akin dan Arslan (2014), grit adalah kesukarelaan berkelanjutan dari tindakan yang diarahkan pada tujuan meskipun ada rintangan, kesulitan, atau keputusasaan. 
  • Menurut Hochanadel dan Finamore (2015), grit adalah bagaimana seseorang dapat mencapai tujuan jangka panjang dengan mengatasi hambatan dan tantangan.

Aspek-aspek Grit 

Menurut Duckworth (2007), grit atau kegigihan pada seseorang terdiri dari dua aspek utama, yaitu:

a. Perseversence of Effort (ketekunan dalam berusaha) 

Perseversence of effort membuat seseorang tetap berlatih meskipun dihadapkan pada kendala, masalah dan kegagalan. Perseverance atau ketekunan memerlukan kerja keras untuk menghadapi tantangan, mempertahankan effort dan interest selama bertahun-tahun meskipun ada kegagalan, kesulitan, dan tidak adanya kemajuan ketika berproses. Aspek ini berkaitan dengan usaha kerja keras individu dalam menghadapi tantangan hingga bertahan bila dirinya menemui kegagalan. Usaha yang terus menerus dari individu menunjukkan tekadnya dalam sebuah proses yang dilaluinya. Individu yang gigih juga tidak menyerah pada rintangan yang menghalanginya untuk menuju tujuan jangka panjang yang ingin dicapainya.

b. Consistency of Interests (konsistensi minat) 

Concictency of Interest merupakan kemampuan untuk mempertahankan minat pada satu tujuan. Individu yang memiliki konsistensi minat biasanya minatnya tidak mudah teralihkan atau berubah-ubah pada setiap waktu maupun keadaan, individu tersebut tetap mempertahankan minatnya dalam jangka waktu panjang. Konsistensi minat terlihat dari konsistensi saat mengerjakan sesuatu dan berpegang teguh pada pendirian.

Indikator Grit 

Menurut Duckworth (2007), terdapat beberapa indikator yang dapat menunjukkan apabila seseorang memiliki grit yang baik, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Hasrat (Passion) 

Passion (hasrat) tumbuh ketika individu menyukai pekerjaan yang saat ini dilakukannya. Selain itu, individu mampu untuk memicu dirinya untuk dapat tekun terhadap pekerjaan tersebut dengan adanya passion. Individu yang memiliki passion akan merasakan senang setiap kali melakukan aktivitas yang disukai. Dengan passion tersebut ia akan lebih bergairah dan bersemangat. Perasaan tersebut akan muncul dari dalam dirinya sendiri tanpa harus mendapatkan dukungan dari luar. Selain itu ia juga mudah untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai. Jika pun ada hambatan atau tantangan, ia lebih cepat mendapat solusi untuk mengatasinya.

b. Latihan (Practice) 

Bentuk dari ketekunan (perseverance) salah satunya adalah disiplin dalam keseharian untuk mencoba melakukan sesuatu yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Ketika individu telah menemukan kegiatan yang sesuai dengan minatnya, maka individu perlu mengembangkan dengan cara fokus dan penuh perhatian untuk mengasah keterampilannya tersebut. Individu akan selalu mengulang dengan tekun agar mahir dan menguasai apa yang diharapkannya. Ia pantang menyerah dan terus berusaha melatih diri agar kemampuan yang dimiliki lebih baik dan berkembang lebih optimal. Berbagai aktivitas dan kegiatan selalu dicoba dan dilakukan untuk pengembangan dirinya.

c. Tujuan (Purpose) 

Individu memiliki tujuan yang akan dicapai dan tujuan tersebut bersifat jelas dan terarah. Ia tidak main-main dengan tujuan tersebut, sehingga saat melakukan tindakan agar terwujudnya tujuan tersebut, individu akan terus berusaha keras. Individu dengan minat tetapi tidak memiliki tujuan akan sulit dipertahankan seumur hidup sehingga individu perlu untuk mengidentifikasi kegiatan yang sesuai dengan minatnya dan secara bersamaan memberikan manfaat bagi orang lain.

d. Harapan (Hope) 

Individu memiliki harapan bahwa apa yang telah dilakukan dan diusahakan akan memberikan hasil yang baik dan optimal. Harapan merupakan bentuk ketekunan yang akan terus meningkat, dengan kata lain hari ini akan lebih baik dari hari kemarin. Harapan akan membuat individu terus belajar dan bertahan bahkan ketika berada pada kondisi yang sulit. Pada berbagai titik kehidupan yaitu titik tertinggi dan titik terendah, individu mudah saja terjatuh dan hal tersebut membuat orang lain patah semangat. Namun, ketika individu memiliki kadar grit yang tinggi maka individu tersebut tidak akan mengalami keterpurukan dalam waktu yang lama.

Faktor yang Mempengaruhi Grit 

Menurut Duckworth (2020), grit dapat tumbuh dan berkembang pada diri seseorang melalui beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 

a. Pola Asuh (Parenting dan Social Support)

Pengasuhan yang sesuai dalam mengembangkan grit yaitu pengasuhan authoritative, karena pengasuhan authoritative dapat mengetahui secara akurat kebutuhan psikologis anak. Pengasuhan authoritative juga mampu memahami bahwa anak-anak membutuhkan cinta, batasan, dan ruang gerak untuk mencapai potensinya. Selain itu di dalam pengasuhan authoritative juga terdapat tough love, dimana orang tua tidak hanya memberikan cinta dan kasih sayang, tetapi memberikan batasan-batasan untuk membantu anak menjadi lebih tangguh.

b. Lapangan Bermain (The Playing Fields) 

Grit dapat dilatih dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ataupun kursus khusus yang sesuai dengan minat individu. Kegiatan tersebut merupakan lapangan yang dapat mendukung individu untuk melatih grit. Mengikuti kegiatan juga dapat membantu individu untuk mengembangkan diri untuk melatih semangat dan ketekunan. Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih terlibat dalam ekstrakurikuler memiliki nilai lebih baik. Mereka memperoleh nilai yang lebih baik, memiliki harga diri yang lebih tinggi, lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan masalah dan sebagainya.

c. Budaya (Culture) 

Individu yang ingin memiliki grit perlu menemukan budaya grit dalam sebuah organisasi atau komunitas yang anggota-anggotanya juga memiliki grit yang tinggi. Hal tersebut dapat membantu individu untuk mengembangkan grit dalam dirinya. Ketika seorang pemimpin ingin mengembangkan grit terhadap anggotanya, maka pemimpin tersebut perlu menciptakan lingkungan yang mampu memberikan warna terhadap grit seorang individu, yaitu dengan memberikan fasilitas untuk berlatih dan memberikan tantangan untuk meningkatkan grit anggotanya.

Daftar Pustaka

  • Duckworth, A. 2007. Grit: Perseverance and Passion for Long-Term Goals. Journal of Personality & Social Psychology.
  • Duckworth, A. 2020. Grit: Kekuatan Passion dan Kegigihan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Vivekananda, N.L. 2017. Studi Deskriptif Mengenai Grit pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Humanitas.
  • Akin, A., & Arslan, S. 2014. The Relationships Between Achievement Goal Orientations and Grit. Egitim ve Bilim.
  • Hochanadel, A., & Finamore, D. 2015. Fixed and Growth Mindset in Education and How Grit Helps Students Persist In The Face of Adversity. Journal of International Education Research.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). GRIT - (Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor yang Berpengaruh). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/05/grit-kegigihan.html