Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran Scramble

Model pembelajaran scramble adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mengajak siswa untuk mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan yang berbentuk permainan, yaitu dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak, baik berupa kata, kalimat ataupun paragraf sampai membentuk suatu jawaban tepat dan benar. Model pembelajaran scramble digunakan untuk meningkatkan konsentrasi, mengembangkan wawasan, dan melatih kecepatan dan ketepatan berpikir peserta didik.

Model Pembelajaran Scramble

Model pembelajaran scramble merupakan suatu permainan acak kata dengan menggunakan latihan soal serta kartu jawaban acak untuk disusun dengan membentuk rancangan-rancangan agar menjadi kata atau jawaban yang benar. Pembelajaran scramble dapat melatih peserta didik untuk berkreasi dalam menyusun kata, kalimat atau wacana yang acak susunannya dengan susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya.

Scramble merupakan metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosa kata.

Scramble adalah model pembelajaran yang memiliki ciri khas yaitu adanya pertarungan atau perebutan untuk menyusun suatu konsep yang telah diacak secara sengaja yang bertujuan agar peserta didik menemukan sendiri konsep dari materi yang diberikan. Model kooperatif tipe scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas peserta didik, karena pada pelaksanaan model ini peserta didik ikut terlibat aktif dalam proses dan pemecahan masalah yang dihadapi.

Pengertian Model Pembelajaran Scramble 

Berikut ini definisi dan pengertian model pembelajaran kooperatif tipe scramble dari beberapa buku dan referensi: 

  • Menurut Sohimin (2016), model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang mengajak siswa menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal atau lembar jawaban yang tersedia. Model pembelajaran scramble merupakan metode yang berbentuk permainan acak kata, kalimat, atau paragraf. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. 
  • Menurut Komalasari (2013), model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban yang tepat dan benar. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan serta ketepatan berpikir siswa. 
  • Menurut Harjasujana dan Mulyati (1995), istilah scramble berasal dari bahasa Inggris yang artinya perebutan, pertarungan, perjuangan. Model pembelajaran scramble merupakan jenis metode belajar yang menggunakan permainan kata, dimana permainan menyusun huruf-huruf yang telah diacak susunannya menjadi suatu kata yang tepat. 
  • Menurut Istarani (2011), model pembelajaran scramble adalah metode menyajikan materi ajar melalui pengajuan pertanyaan atau pernyataan yang kurang lengkap sehingga pada peserta didik diserukan untuk melengkapi pernyataan maupun menjawab pertanyaan yang telah tersedia. Metode Scramble cocok digunakan pada materi yang terdapat istilah dan membutuhkan kemampuan peserta didik dalam mengingat dan memahami istilah. 
  • Menurut Apriyanti (2019), model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari konsep secara kreatif dengan menyusun huruf-huruf yang disusun secara acak sehingga menemukan jawaban atau konsep yang dimaksud. 
  • Menurut Solihatin dan Raharjo (2007), model pembelajaran scramble adalah model pembelajaran yang berbentuk permainan acak kata, kalimat atau paragraf. Model pembelajaran scramble memudahkan siswa untuk menemukan jawaban, mengerjakan soal sehingga semua siswa terlibat secara aktif serta mendorong pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Bentuk-bentuk Scramble 

Menurut Sohimin (2016), berdasarkan sifat jawabannya, scramble dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yaitu: 

  1. Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu. Contoh: T-p-e-i-a-n = Petani, A-l-p-j-e-r-a = Pelajar, dan lain-lain. 
  2. Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat kata-kata acak, bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat, dan benar. Contoh: pergi-ibu-pasar-ke = Ibu pergi ke pasar, pergi-aku-bus-ke-naik-Bandung = aku pergi ke Bandung naik bus. 
  3. Scramble wacana atau paragraf, yaitu sebuah permainan menyusun wacana atau paragraf logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana atau paragraf hendaknya logis dan bermakna. Contoh: a) Paginya ikut pergi ke pasar membeli sayuran bersama ibu. b) Sehabis makan aku membantu ibu mencuci piring. c) Setiap hari minggu aku membantu ibu. d) Membantu ibu memasak di dapur. Dari empat kalimat tersebut disusun menjadi satu paragraf yang benar, yaitu: Setiap hari minggu aku membantu ibu, membantu ibu memasak di dapur. Paginya ikut pergi ke pasar membeli sayuran bersama ibu, sehabis makan aku membantu ibu mencuci piring.

Langkah-langkah Pembelajaran Scramble 

Menurut Huda (2013), langkah-langkah model pembelajaran kooperatif menggunakan scramble adalah sebagai berikut:

  1. Menjelaskan materi sesuai topik pembelajaran. 
  2. Membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok. 
  3. Membagikan lembar kerja peserta didik dengan jawaban yang diacak susunannya. 
  4. Memberikan waktu tertentu untuk mengerjakan soal. 
  5. Peserta didik mengerjakan soal berdasarkan waktu yang telah ditentukan oleh pendidik. 
  6. Pendidik mengecek waktu dan memeriksa pekerjaan peserta didik.
  7. Jika waktu mengerjakan soal sudah habis, peserta didik wajib mengumpulkan lembar jawaban kepada pendidik. Dalam hal ini, baik peserta didik yang sudah maupun belum selesai harus mengumpulkan jawaban. 
  8. Pendidik melakukan penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan seberapa cepat peserta didik mengerjakan soal dan seberapa banyak soal yang dikerjakan dengan benar. 
  9. Pendidik memberikan apresiasi dan rekognisi kepada peserta didik-peserta didik yang berhasil dan memberi semangat kepada peserta didik yang belum cukup berhasil menjawab dengan cepat dan benar.

Adapun menurut Said dan Budimanjaya (2015), langkah-langkah atau tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran scramble adalah sebagai berikut: 

  1. Membuat kartu soal sesuai materi ajar. Soal dibuat oleh pendidik sesuai materi yang akan disajikan. 
  2. Membuat kartu jawaban dengan diacak. Pendidik membuat soal dengan pilihan jawaban yang disusun acak. 
  3. Menyajikan materi. Pendidik menyajikan materi ajar kepada peserta didik. 
  4. Membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok. Pendidik membagikan soal dan pilihan jawaban yang telah dibuat. 
  5. Peserta didik berkelompok mengerjakan kartu soal. Pengerjaan soal dilakukan peserta didik secara berkelompok dengan saling membantu.
  6. Peserta didik mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal. Peserta didik bertugas untuk memilih jawaban dari setiap soal yang dikerjakan dan memasangkannya.

Sedangkan menurut Sohimin (2016), sintaks atau tahapan model pembelajaran scramble adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan Persiapan 

Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu jawaban, yang sebelumnya jawaban telah diacak susunannya sedemikian rupa. Kemudian guru menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi dan berdasarkan jumlah siswa dalam kelompok. Guru mengatur hal-hal yang mendukung proses belajar mengajar mengatur tempat duduk sesuai kelompok yang telah dibagi ataupun memeriksa kesiapan siswa belajar.

b. Kegiatan Inti 

Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa. Guru melakukan diskusi kelompok besar untuk menganalisis dan mendengar pertanggungjawaban dari setiap kelompok kecil atas hasil kerja yang telah disepakati dalam masing-masing kelompok kemudian membandingkan dan mengkaji jawaban yang tepat dan logis.

c. Tindak Lanjut 

Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar siswa. Contoh kegiatan tindak lanjut antara lain: 

  1. Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan yang berbeda.
  2. Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan. 
  3. Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrasa atau menyederhanakan bacaan). 
  4. Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat. 
  5. Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Scramble 

Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran scramble. Menurut Shoimin (2016), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran scramble adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Scramble 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran scramble adalah: 

  1. Setiap anggota kelompok atau setiap siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kegiatan belajar mengajar.
  2. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain, mereka dapat berkreasi sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak tertekan.
  3. Selain membangkitkan kegembiraan dan melatih keterampilan, model pembelajaran ini juga dapat memupuk rasa disiplin atau kedisiplinan dan solidaritas antar siswa. 
  4. Materi yang diberikan melalui salah satu permainan biasanya akan mengesankan dan sulit untuk dilupakan. 
  5. Sifat kompetitif dalam model pembelajaran ini dapat mendorong siswa berlomba-lomba untuk mengerjakan soal yang diberikan.

b. Kelemahan Scramble 

Kelemahan atau kekurangan model pembelajaran scramble adalah: 

  1. Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merancangnya karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. 
  2. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru suit menyesuaikan dengan waktu yang terlalu ditentukan. 
  3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan guru. 
  4. Metode permainan ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal ini jelas mengganggu kelas yang berdekatan.

Daftar Pustaka

  • Shoimin, Aris. 2016. 68 Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruz Media.
  • Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstul: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Adiatama.
  • Harjasujana dan Mulyati. 1995. Membaca dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Universitas Terbuka. 
  • Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Reverensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
  • Apriyanti, N.E. 2019. Keefektifan Model Scramble Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA. Indonesian Journal of Educational Research and Review.
  • Solihatin dan Raharjo. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pustaka Jaya.
  • Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paragdimatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Said, Alamsyah dan Budimanjaya, Andi. 2015. 95 Strategi Mengajar Multiple Intelliggencess. Jakarta: Kencana.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran Scramble. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/05/model-pembelajaran-scramble.html