Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Aglomerasi (Pengertian, Keunggutan dan Teori)

Aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari beberapa aktivitas ekonomi dengan adanya fasilitas pendukung seperti transportasi, tenaga kerja, dan pelayanan pemerintahan yang saling berdekatan untuk melayani industri-industri. aglomerasi merupakan suatu bentuk spasial yang diasosiasikan dengan konsep penghematan.

Aglomerasi (Pengertian, Keunggutan dan Teori)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istrilah aglomerasi diartikan sebagai kecenderungan berkumpulnya beberapa macam perusahaan pada suatu tempat tertentu. Aglomerasi bertujuan untuk meningkatkan kekuatan skala ekonomis. Industri cenderung beraglomerasi secara spasial dan melayani seluruh pasar dari suatu lokasi. Melalui aglomerasi, interaksi industri menjadi saling terkait antara skala ekonomi, biaya transportasi dan permintaan.

Aglomerasi adalah konsentrasi dari aktivitas ekonomi dan penduduk secara spasial yang muncul karena adanya penghematan yang diperoleh akibat lokasi yang berdekatan. Penghematan aglomerasi terjadi akibat terkonsentrasinya aktivitas ekonomi secara spasial. Penghematan tersebut dapat terjadi di dalam industri yang sama ataupun beberapa industri yang berbeda. Aglomerasi yang baik ditunjukkan oleh tingginya tingkat keterkaitan berbagai kegiatan yang saling mendukung antara satu pelaku dengan pelaku yang lain.

Aglomerasi juga merupakan pengelompokan industri inti yang saling berhubungan dengan industri pendukung (supporting industries), industri terkait (related industries), jasa penunjang maupun infrastruktur ekonomi. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan pada suatu kawasan tertentu (beraglomerasi), maka dapat mengurangi biaya transportasi dan berbagai biaya lainnya atau biaya transaksi.

Pengertian Aglomerasi 

Berikut definisi dan pengertian aglomerasi dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Kuncoro (2012), aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan klutser spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen. 
  • Menurut Kolehmainen (2002), aglomerasi adalah industri tidak berlokasi secara merata pada seluruh wilayah, akan tetapi mengelompok secara berdekatan pada bagian tertentu di wilayah tersebut. 
  • Menurut Landiyanto (2005), aglomerasi adalah konsentrasi dari beberapa fasilitas pendukung yang melayani industri-industri. Fasilitas pendukung tersebut antara lain transportasi, ketersediaan tenaga kerja dengan keahlian yang beraneka ragam dan pelayanan dari pemerintah.

Tujuan dan Keuntungan Aglomerasi 

Aglomerasi ekonomi pada dasarnya merupakan kekuatan utama dari sebuah pusat pertumbuhan. Keuntungan aglomerasi baru dapat muncul bilamana terdapat keterkaitan yang erat antara kegiatan ekonomi yang ada pada konsentrasi baik dalam bentuk keterkaitan dengan input (backward linkages) atau keterkaitan dengan output (forward linkages). Dengan adanya keterkaitan ini akan menimbulkan berbagai bentuk keuntungan eksternal bagi para pengusaha, baik dalam bentuk penghematan biaya produksi, ongkos angkut bahan baku dan hasil produksi dan penghematan biaya penghematan fasilitas karena beban dapat ditanggung bersama.

Menurut Sjafrizal (2014), manfaat atau keuntungan dari adanya aglomerasi antara lain adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan Skala Besar 

Keuntungan skala besar merupakan keuntungan yang diperoleh dalam bentuk penurunan biaya produksi rata-rata per unit, karena produksi dilakukan dalam skala besar. Sedangkan produksi dalam skala besar tersebut dimungkinkan bila terdapat jaminan ketersediaan bahan baku dan pasar, karena perusahaan berlokasi dalam suatu pusat pertumbuhan dimana di dalamnya terdapat kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya baik dari segi input maupun output. Penurunan biaya produksi ini merupakan keuntungan eksternal yang menimbulkan daya tarik bagi seorang investor untuk datang dan mengembangkan kegiatan produksi dalam pusat pertumbuhan.

b. Keuntungan Lokalisasi 

Keuntungan lokalisasi adalah keuntungan dalam bentuk penghematan ongkos angkut, baik untuk bahan baku dan hasil produksi, yang timbul karena berlokasi secara terkonsentrasi dengan perusahaan terkait lainnya dalam sebuah pusat pertumbuhan.

c. Keuntungan Urbanisasi 

Keuntungan urbanisasi yaitu keuntungan yang muncul karena penggunaan fasilitas dalam sebuah pusat pertumbuhan secara bersama seperti listrik, pergudangan, telepon, dan utilitas lainnya yang menunjang kegiatan operasi perusahaan. Alasan utamanya adalah karena penggunaan fasilitas secara bersama akan dapat menurunkan biaya karena dapat ditanggung secara bersama. Keuntungan eksternal ini juga akan dapat mengembangkan kegiatan produksi bagi kegiatan ekonomi yang telah berada di dalam pusat dan sekaligus juga menimbulkan daya tarik bagi kegiatan ekonomi lain untuk masuk berlokasi dalam pusat pertumbuhan tersebut.

Teori-teori Pendukung Aglomerasi 

Beberapa teori pendukung yang menjelaskan terjadinya aglomerasi antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Teori Neo Klasik 

Pandangan neo klasik dengan teori yang dikembangkan Robert Solow menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi bergantung pada pertumbuhan faktor-faktor produksi, yaitu jumlah penduduk, tenaga kerja, akumulasi kapital, dan tingkat kemajuan teknologi. Teori neo klasik berargumen bahwa aglomerasi muncul karena para pelaku ekonomi berupaya mendapatkan penghematan aglomerasi, baik karena penghematan lokalisasi maupun penghematan urbanisasi, dengan mengambil lokasi yang berdekatan satu sama lain.

Penghematan akibat skala ekonomi muncul karena perusahaan menambah produksi dengan cara memperbesar pabrik (skala ekonomi). Penghematan biaya terjadi dengan meningkatkan skala pabrik sehingga biaya produksi per unit dapat ditekan. Adapun jenis penghematan yang timbul akibat adanya aglomerasi antara lain yaitu: 

  1. Penghematan internal, adalah suatu pengurangan biaya secara internal di dalam suatu perusahaan atau pabrik. Seberapa jauh pengurangan biaya dapat dicapai pada suatu perusahaan tergantung apakah efisiensi dapat ditingkatkan atau di pertahankan. 
  2. Penghematan eksternal, adalah pengurangan biaya yang terjadi akibat aktivitas di luar lingkup perusahaan atau pabrik. Suatu perusahaan dapat mencapai penghematan biaya secara internal dengan memperluas produksi atau meningkatkan efisiensi, satu atau beberapa industri dapat meraih penghematan eksternal dengan beraglomerasi secara spasial.

b. Teori Eksternalitas Dinamis 

Teori eksternalitas dinamis percaya bahwa kedekatan geografis memudahkan transmisi ide, maka transfer teknologi merupakan hal penting bagi kota. Teori eksternalitas dinamis didasarkan pada teori yang di kemukakan oleh Marshall-Arrow-Romer (MAR), Porter dan Jacob. Teori-teori ini mencoba menjelaskan secara simultan bagaimana membentuk kota dan mengapa kota tumbuh.

Eksternalitas MAR menekankan pada transfer pengetahuan antara perusahaan dalam suatu industri. Menurut MAR monopoli lokal merupakan hal yang lebih baik dibandingkan dengan kompetisi lokal sebab monopoli lokal menghambat aliran ide dengan industri lain dan eksternalitas diinternalisasi oleh inovator.

Seperti halnya MAR, Porter mengatakan bahwa dengan transfer pengetahuan tertentu, konsentrasi industri secara geografis akan mendorong pertumbuhan. Berbeda dengan MAR, Porter menyatakan bahwa kompetisi lokal lebih penting untuk mempercepat adaptasi inovasi. Tidak seperti MAR dan Porter, Jacob percaya bahwa transfer pengetahuan paling penting adalah berasal dari industri-industri inti. Variasi dan keberagaman industri yang berdekatan secara geografis akan mendukung inovasi dan pertumbuhan dibandingkan dengan spesialisasi secara geografis.

c. Teori Ekonomi Geografi Baru (The New Economic Geography) 

Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari perusahaan. Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor produksi.

Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi. Dalam model tersebut kekuatan sentripetal berasal dari adanya variasi konsumsi atau beragamnya intermediate good pada sisi produksi. Kekuatan sentrifugal berasal dari tekanan yang dimiliki oleh konsentrasi geografis dari pasar input lokal yang menawarkan harga lebih tinggi dan menyebarnya permintaan. Jika biaya transportasi cukup rendah maka akan terjadi aglomerasi.

Dalam model eksternalitas teknologi, transfer pengetahuan antar perusahaan memberikan insentif bagi aglomerasi kegiatan ekonomi. Informasi diperlakukan sebagai barang publik dengan kata lain tidak ada persaingan dalam memperolehnya. Difusi informasi ini kemudian menghasilkan manfaat bagi masing-masing perusahaan. Dengan mengasumsikan bahwa masing-masing perusahaan menghasilkan informasi yang berbeda-beda, manfaat interaksi meningkat seiring dengan jumlah perusahaan. Karena interaksi ini informal, perluasan pertukaran informasi menurun dengan meningkatnya jarak. Hal ini memberikan insentif bagi pengusaha untuk berlokasi dekat dengan perusahaan lain sehingga menghasilkan aglomerasi.

d. Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Pole Teory) 

Teori ini di populerkan oleh Perroux dan menjadi dasar dari strategi kebijakan pembangunan industri daerah yang banyak di terapkan di berbagai negara dewasa ini. Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah dalam waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut sebagai pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Ditinjau dari aspek lokasinya pembangunan ekonomi di daerah tidak merata dan cenderung terjadi proses aglomerasi(pemusatan) pada pusat-pusat pertumbuhan. Pada nantinya pusat-pusat pertumbuhan tersebut akan mempengaruhi daerah yang lambat perkembangannya, terjadinya aglomerasi tersebut memiliki manfaat-manfaat tertentu yaitu keunggulan secara ekonomis(usaha dalam jumlah besar) dan keuntungan penghematan biaya.

Adapun hal-hal yang dijelaskan dari teori kutub pertumbuhan adalah sebagai berikut: 

  1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan idustri satu sama lain sangat erat, maka pembangunan industri unggulan akan mempengaruhi perkembangan industri yang lain yang berhubungan erat dengan industri unggulan tersebut. 
  2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga pembangunan industri di suatu daerah akan mempengaruhi perkembangan industri di daerah yang lainya.
  3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif(industri unggulan) dengan industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri unggulan atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah yang relatif pasif.

Daftar Pustaka

  • Kuncoro, Mudrajad. 2012. Perencanaan Daerah: Bagaimana Membangun Ekonomi Lokal, Kota, dan kawasan?. Jakarta: Salemba Empat.
  • Kolehmainen, J. 2002. Territorial Agglomeration As A Local Innovation Environment. MIT Industrial Performance Centre.
  • Landiyanto, E.A. 2005. Kinerja Keuangan dan Strategi Pembangunan Kota di Era Otonomi Daerah: Studi Kasus Daerah Surabaya. CURES.
  • Sjafrizal. 2014. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: Rajawali Pers.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Aglomerasi (Pengertian, Keunggutan dan Teori). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/06/aglomerasi.html