Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pembelajaran Daring (Karakteristik, Prinsip, Strategi dan Media)

Pembelajaran daring adalah pendidikan formal yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, dimana instruktur dan peserta didiknya berada di lokasi terpisah dan tidak bertatap muka secara langsung, sehingga memerlukan sistem atau platform telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan ke duanya beserta berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.

Pembelajaran Daring (Karakteristik, Prinsip, Strategi dan Media)

Istilah daring merupakan akronim dari kata dalam jaringan. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Pembelajaran daring menggunakan media aplikasi untuk memudahkan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran secara jarak jauh.

Pembelajaran daring bertujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau audiens yang lebih banyak dan lebih luas. Pembelajaran daring memberikan metode pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa dan menggunakan simulasi dan permainan.

Pengertian Pembelajaran Daring 

Berikut definisi dan pengertian pembelajaran daring dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015), pembelajaran daring adalah sebuah program yang penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok dengan target yang luas. Daring atau Internet Learning merupakan akronim dari dalam jaringan yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan internet. 
  • Menurut Pohan (2020), pembelajaran daring adalah pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung. Pembelajaran daring adalah pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. 
  • Menurut Napsawati (2020), pembelajaran daring adalah pendidikan formal yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan yang peserta didiknya dan instrukturnya (pendidik) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. 
  • Menurut Kuntarto (2017), pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online. 
  • Menurut Imania dan Bariah (2019), pembelajaran daring adalah bentuk penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada format digital melalui internet. 
  • Menurut Sofyana dan Abdul (2019), pembelajaran daring adalah sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh.

Karakteristik Pembelajaran Daring 

Menurut Mustofa, Chodzirin dan Sayekti (2019), pembelajaran daring memiliki ciri-ciri atau karakteristik, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen multimedia. 
  2. Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video conferencing, chats rooms, atau discussion forums. 
  3. Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya. 
  4. Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk meningkatkan komunikasi belajar. 
  5. Materi ajar relatif mudah diperbaharui. 
  6. Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator. 
  7. Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal.
  8. Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet.

Prinsip-prinsip Pembelajaran Daring 

Pembelajaran daring memiliki seperangkat landasan dasar yang secara intrinsik menjadi persyaratan untuk keberlangsungan proses pembelajaran daring. Dalam Surat Edaran Kemendikbud Nomor 15 tahun 2020 mengemukakan prinsip Belajar Dari Rumah (BDR) atau pembelajaran daring adalah sebagai berikut:

  1. Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR. 
  2. Kegiatan BDR dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum. 
  3. BDR dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi COVID-19. d. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik. 
  4. Aktivitas dan penugasan selama BDR dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan Peserta Didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas BDR. 
  5. Hasil belajar peserta didik selama BDR diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif. 
  6. Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/wali.

Pembelajaran daring harus dikemas sekreatif mungkin agar mudah dipelajari oleh peserta didik. Selain itu perancangan pembelajaran daring harus sederhana sehingga tidak membebankan kepada peserta didik. Menurut Pohan (2020), pembelajaran daring memiliki tiga prinsip utama, yaitu:

  1. Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk dipelajari. 
  2. Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai sistem tidak saling tergantung. 
  3. Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atau menjawab soal dari hasil perancangan sistem yang digunakan.

Strategi Pembelajaran Daring 

Menurut Majid (2017), terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran daring, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction) 

Strategi pembelajaran langsung adalah suatu strategi yang berpusat pada guru yang paling tinggi dan paling sering di gunakan. Pada strategi ini di dalamnya termasuk metode ceramah, metode pertanyaan, pengajaran eksplisit, praktik dan latihan, serta metode demonstrasi. Strategi pembelajaran langsung lebih efektif di gunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan secara bertahap.

b. Strategi pembelajaran tidak langsung (Indirect Instruction) 

Strategi pembelajaran langsung merupakan strategi yang memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam strategi pembelajaran tidak langsung guru beralih peran dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung dan sumber personal (Resource person).

c. Strategi pembelajaran interaktif (Interactive Instruction) 

Strategi pembelajaran interaktif merupakan sebuah strategi yang dapat dikembangkan dalam waktu rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok dan kerja sama siswa secara berpasangan.

d. Strategi pembelajaran empririk (Experiential) 

Strategi pembelajaran empiris merupakan sebuah strategi pembelajaran melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman pada proses belajar dan hasil belajar.

e. Strategi pembelajaran mandiri 

Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun insiatif individu, kemandirian dan peningkatan diri. Strategi pembelajaran mandiri berfokus pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Strategi pembelajaran mandiri juga bisa dilakukan dengan teman, kelompok kecil dan orang tua.

Media Pembelajaran Daring 

Media pembelajaran daring merupakan sebuah alat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan konsep jarak jauh dengan berbasis internet, dimana guru dan peserta didik dapat mengaksesnya di luar kegiatan pembelajaran sekolah. Menurut Yuliani, dkk (2020), beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam pembelajaran daring di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Media visual 

Menurut Suparto, media visual merupakan gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan. Media visual terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visuals). Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa gambar diam atau bergerak.

b. Media Audio 

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (haknya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk dari media audio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubung dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.

c. Media Audio-Visual 

Media audio-visual merupakan media yang kombinasi audio dan visual, atau bisa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media audio-visual penyajian bahan ajar kepada siswa akan semakin lengkap dan optimal. Contoh dari media audio-visual di antaranya program video atau televisi pendidikan, video atau televisi instruksional, dan program slide suara.

d. Media Elektronik 

Media elektronik merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan informasi pendidikan yang dimanfaatkan secara umum, baik di kalangan pendidikan maupun masyarakat secara luas. Contoh media elektronik yaitu slide dan flimstrip, film, TV dan radio.

e. Media Zoom 

Media Zoom merupakan sebuah salah satu aplikasi yang dapat di gunakan guru dengan cara melakukan kegiatan pembelajaran virtual. Dengan aplikasi Zoom guru dapat mempertemukan peserta didik dengan guru secara virtual atau video sehingga dengan melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan Zoom dapat tersampaikan dengan baik.

f. Media Google Class 

Google Classroom merupakan sebuah alat aplikasi ruang kelas yang sudah disediakan oleh Google. Dalam Google Classroom pengajar dapat lebih mudah dalam membagikan materi pembelajaran atau tugas pembelajaran yang sudah di susun. Pada Google Classroom memberikan waktu untuk pengumpulan tugas, sehingga peserta didik tetap disiplin untuk mengumpulkan tugas dan mengatur waktu.

g. Youtube 

Youtube merupakan sebuah alat aplikasi untuk mengupload video. Youtube banyak di gunakan untuk berbagi informasi video, dimana Youtube juga digunakan untuk sumber pembelajaran daring. Youtube merupakan salah satu alat media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran berbasis internet atau daring yang dapat memvisualisasikan materi pembelajaran yang baik dan efektif melalui Youtube.

Perbedaan Pembelajaran Daring dan Luring 

Terdapat beberapa perbedaan antara pembelajaran daring dengan pembelajaran luring atau tatap muka, perbedaan tersebut merupakan kelebihan dan kekurangan masing-masing, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Jarak dalam praktik pembelajaran 

  • Pembelajaran Daring. Tidak ada kebutuhan fisik seperti ruang kelas. Guru dan murid dipermudah karena bisa belajar dan mengajar di mana saja dan kapan saja meskipun dalam jarak yang jauh. 
  • Pembelajaran Tatap muka. Membutuhkan ruang kelas secara fisik. Guru dan murid harus bertemu, bertatap muka di tempat dan waktu yang sama. Artinya jarak harus dekat demi untuk menumbuhkan ilmu, etika dan psikologis murid dan guru.

b. Waktu pembelajaran 

  • Pembelajaran Daring. Bagi murid lebih luwes dan dinamis mengatur waktu. Murid dapat belajar kapan saja. Tentu saja hal tersebut bisa menguntungkan bagi murid yang tidak tidak memungkinkan dan tidak punya banyak waktu untuk datang ke kelas secara fisik. 
  • Pembelajaran Tatap Muka. Dalam pembelajaran dibutuhkan berkumpul dalam waktu yang sama. Guru dan murid harus hadir dalam ruang kelas pada waktu yang sama. Otomatis dibutuhkan kedisiplinan mengikuti pembelajaran di kelas.

c. Kemandirian dalam pembelajaran 

  • Pembelajaran Daring. Pembelajaran daring atau sistem online internet membuat para murid untuk belajar mandiri. Murid dapat mengatur sendiri dalam melaksanakan tugas pembelajaran. 
  • Pembelajaran Tatap Muka. Kemandirian pada kelas tradisional masih kurang jika dibandingkan kelas online. Belajar pada kelas tradisional cukup mengikat. Murid kadang harus dipaksa guru untuk memperhatikan dan fokus pelajaran. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran untuk belajar dan memperoleh ilmu.

d. Standarisasi materi pembelajaran 

  • Pembelajaran Daring. Sampai saat ini pembelajaran secara online di negara kita belum ada standar atau kurikulum yang baku untuk materi yang diberikan kepada para pelajar. 
  • Pembelajaran Tatap Muka. Pada pembelajaran dengan tatap muka sudah ada kurikulum dan akreditasi untuk menjamin mutu dan standar materi ajar. Untuk para pengajarnya pun ada standar dan sertifikasi, sehingga lebih ada jaminan untuk ketrampilan dan kapasitasnya sebagai pendidik.

e. Fokus atau tidak fokus 

  • Pembelajaran Daring. Sering kali murid diberikan tugas lewat handphone dalam aplikasi media kebanyakan tidak fokus mengerjakan. Mereka di saat bersamaan chatting dengan lainnya atau sejenisnya. 
  • Pembelajaran Tatap Muka. Murid fokus mengerjakan tugas karena di dampingi guru dan mengerjakanya tanpa gangguan alat komunikasi lainnya. Juga aturan standar di kelas membantu murid fokus pembelajaran.

Daftar Pustaka

  • Bilfaqih, Yusuf dan Qomarudin, N. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring. Yogyakarta: DEEPUBLISH.
  • Pohan, A.E. 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah. Grobogan: Sarnu Untung.
  • Napsawati. 2020. Analisis Situasi Pembelajaran IPA Fisika dengan Metode Daring di Tengah Wabah Covid-19. Jurnal Fisika dan Terapannya.
  • Kuntarto, E. 2017. Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education and Literature.
  • Imania, K.A., & Bariah, S.K. 2019. Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Berbasis Daring. Jurnal Petik.
  • Abdul dan Sofyana. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika.
  • Mustofa, M.I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. 2019. Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi. Journal of Information Technology.
  • Majid, Abdul. 2017. Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya Offset.
  • Yuliani, Meda, dkk. 2020. Pembelajaran Daring untuk Pendidikan: Teori dan Penerapan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Pembelajaran Daring (Karakteristik, Prinsip, Strategi dan Media). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/06/blog-post_24.html