Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Brand Awareness (Tingkatan, Indikator, Dimensi dan Strategi)

Brand awareness adalah suatu keadaan dimana konsumen atau pembeli mampu untuk mengidentifikasi (mengakui atau mengingat) suatu merek terhadap jenis kategori produk tertentu dengan cukup rinci untuk melakukan pembelian. Brand awareness sering dijadikan sebagai target periklanan guna untuk pengenalan sebuah produk. Konsumen akan cenderung membeli merek yang sudah dikenal karena merasa aman dengan sesuatu yang sudah dikenal.

Brand Awareness (Tingkatan, Indikator, Dimensi dan Strategi)

Brand awareness merupakan kemampuan konsumen mengidentifikasi suatu merek pada kondisi yang berbeda, dapat dilakukan dengan pengenalan merek dan pengingatan kembali terhadap suatu merek tertentu. Brand awareness diciptakan dan ditingkatkan dengan cara meningkatkan keakraban merek melalui paparan berulang sehingga konsumen merasa mengenal merek tersebut.

Brand awareness adalah bentuk pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu brand. Brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.

Pengertian Brand Awareness 

Berikut definisi dan pengertian brand awareness dari beberapa sumber buku dan referensi:

  • Menurut Durianto, dkk (2017), brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu.
  • Menurut Wahyudi (2012), brand awareness adalah suatu keadaan dimana merek suatu produk dikenal oleh pelanggan potensial dan diasosiasikan dengan tepat terhadap jenis kategori produk tertentu. 
  • Menurut Kotler dan Keller (2009), brand awareness adalah kemampuan untuk mengidentifikasi (mengakui atau mengingat) merek dalam kategori, dengan cukup rinci untuk melakukan pembelian. 
  • Menurut Saputro, dkk (2016), brand awareness adalah kemampuan konsumen mengidentifikasi suatu merek pada kondisi yang berbeda, dapat dilakukan dengan pengenalan merek dan pengingatan kembali terhadap suatu merek tertentu. 
  • Menurut Handayani, dkk (2010), brand awareness adalah kemampuan dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu.
  • Menurut Muzaqqi, dkk (2016), brand awareness adalah penerimaan konsumen terhadap sebuah merek yang memiliki asosiasi atau image terhadap produk.

Tingkatan Brand Awareness 

Brand awareness memiliki beberapa tingkatan, yaitu dari tingkatan yang paling rendah (tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu top of mind. Menurut Aaker (2018), tingkatan brand awareness adalah sebagai berikut: 

  1. Tidak menyadari merek (unware of brand). Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 
  2. Pengenalan merek (brand recognition). Pengenalan merek adalah tingkat minimal dari kesadaran merek, pengakuan mereka, tingkatan mengenali dan pengingatan kembali sebuah merek lewat bantuan. Para responden dapat di tes melalui survei telepon, diberi beberapa merek dari kelas produk tertentu dan diminta untuk mengidentifikasi produk-produk yang pernah mereka dengar sebelumnya. 
  3. Pengingatan kembali merek (brand recall). Pengingatan kembali suatu merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk dapat juga diistilahkan pengingatan kembali tanpa bantuan karena, berbeda dengan tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut. Pengingatan kembali tanpa bantuan adalah tugas yang jauh lebih sulit dibanding pengenalan dan mempunyai asosiasi yang berkaitan dengan suatu posisi merek yang lebih kuat. 
  4. Kesadaran puncak pikiran (top of mind awareness). Kesadaran puncak pikiran merupakan suatu posisi istimewa. Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran seseorang, namun bukan berarti tidak dapat di dikalahkan oleh kompetitornya, tentu saja ada merek lain yang mungkin berdekatan dengan merek tersebut.

Indikator Brand Awareness 

Menurut Soehadi (2005), untuk mengetahui seberapa jauh konsumen sadar terhadap sebuah merek atau dikenal dengan brand awareness, dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu sebagai berikut:

a. Purchase 

Purchase merupakan seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk/layanan. Sebagai contoh: datang ketika konsumen ke pasar swalayan hendak mencari sabun mandi, jika yang diingat di dalam benaknya hanya sabun Lux, maka merek tersebut mempunyai kemungkinan paling besar untuk dipilih.

b. Consumption 

Consumption merupakan seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka sedang menggunakan produk/layanan pesaing. Sebagai contoh: ketika seseorang yang sudah terlanjur memiliki motor cina, di dalam benaknya terpikir kenapa tidak membeli motor Honda bekas saja, karena menurut teman-temannya, motor Honda terkenal bandel dan irit.

Dimensi Brand Awareness 

Menurut Graciola, dkk (2020), brand awareness memiliki beberapa aspek atau dimensi, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Merek yang terkait dengan desain kemasan. Atribut merek membantu meningkatkan nilai yang dipersepsikan, yang memengaruhi keputusan pembelian antara lain yang terdiri dari warna, simbol, tata letak, desain kemasan, periklanan, dan layanan pelanggan.
  2. Merek yang terkait dengan kebiasaan konsumen. Merek yang terkait dengan kebiasaan konsumen menentukan merek produk. Ketika pelanggan tidak terbiasa dengan suatu merek, mereka diarahkan pada pengambilan keputusan; Dengan kata lain, menentukan apakah konsumen akan melakukan pembelian dalam suatu perusahaan atau tidak. 
  3. Merek yang terkait dengan nilai yang dirasakan. Merek bertanggung jawab untuk menciptakan skenario yang meningkatkan persepsi pelanggan tentang kualitas, meningkatkan persepsi mereka tentang layanan pelanggan yang disediakan dan fungsi produk, mempengaruhi preferensi konsumen, dan meningkatkan nilai yang dirasakan yang dibayarkan untuk produk atau layanan.

Strategi Brand Awareness 

Menurut Aaker (2018), terdapat beberapa strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan untuk meningkatkan brand awareness, yaitu sebagai berikut: 

  1. Menjadi berbeda dan dikenang. Suatu pesan kesadaran seharusnya memberikan suatu alasan untuk diperhatikan dan seharusnya itu bisa dikenang. Ada banyak cara yang dapat dilakukan namun yang paling umum adalah menjadi berbedan dan istimewa dari kelas produk tertentu. 
  2. Melibatkan sebuah slogan atau jingle. Sebuah slogan atau jingle lagu bisa menimbulkan pengaruh yang besar. Kaitan pada slogan tersebut bisa menjadi lebih kuat apabila karakteristik produk divisualkan dan sebuah jingle lagu bisa menjadi alat yang jitu dalam menciptakan kesadaran. 
  3. Penampakan simbol. Jika sebuah simbol telah terbentuk atau bisa dikembangkan yang berkaitan erat dengan sebuah merek, maka simbol itu akan memainkan peran yang besar dalam menciptakan dan memelihara kesadaran. Sebuah simbol mengandung pencitraan visual yang jauh lebih mudah diketahui dan diingat kembali dari pada sebuah kata atau frase. 
  4. Publisitas. Periklanan sangat cocok dalam meningkatkan kesadaran karena periklanan memungkinkan pesan dan audiens mengalami kedekatan. Pada umumnya iklan merupakan suatu cara efisien untuk memberikan penampakan. 
  5. Sponsor kegiatan. Peran utama dari sebagian besar sponsor kegiatan adalah menciptakan atau memelihara kesadaran. Oleh karena itu seseorang dapat mengenali suatu merek secara langsung di televisi, dan dari orang lain yang melihat langsung dari suatu kegiatan.
  6. Pertimbangan perluasan merek. Salah satu cara untuk mendapatkan pengingatan kembali merek adalah dengan meletakkan merek tersebut pada merek lain. 
  7. Menggunakan tanda-tanda/isyarat (cues). Kampanye atau iklan pada brand awareness (kesadaran merek) kadang bisa membantu dengan memberi tanda-tanda pada produk tersebut, merek atau keduanya untuk memberi tanda yang mengarahkan pada suatu kampanye atau iklan.

Adapun menurut Rangkuti (2008), untuk menciptakan brand awareness yang kuat, perusahaan harus melakukan beberapa hal, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Memiliki positioning yang tepat. Merek dapat dipositioningkan dengan berbagai cara yaitu dengan menempatkan posisinya secara spesifik di benak pelanggan. Keberhasilan positioning adalah tidak sekadar menemukan kata kunci atau ekspresi dari core benefit suatu merek, tetapi lebih jauh lagi dengan menjembatani keinginan dan harapan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan. 
  2. Memiliki brand value yang tepat. Brand value adalah mencerminkan brand equity secara real sesuai dengan customer values-nya. Diibaratkan sebuah pakaian, positioning adalah kesesuaian ukuran bagi pemakainya sedangkan brand value adalah keindahan warna serta model pakaian tersebut. 
  3. Memiliki konsep yang tepat. Tahap akhir untuk mengkomunikasikan brand value dan positioning yang tepat kepada konsumen harus didukung oleh konsep yang tepat. Pengembangan konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda dari positioning¸ konsep dapat terus menerus berubah sesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan.

Daftar Pustaka

  • Durianto, dkk. 2017. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
  • Saputra, Aditya. 2016. Pengaruh Proses dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan MNC Play Media. Jurnal Manajemen, Vol.12, No.2.
  • Handayani, Desy. dkk. 2010. Brand Operation. Jakarta: ESENSI.
  • Muzaqqi, dkk. 2016. Pengaruh Kesadaran Merek, Kesan Kualitas, Asosiasi Merek, dan Loyalitas Merek Terhadap Ekuitas Merek (Survei pada Konsumen Pembeli dan Pengguna Produk Sari Apel Siiplah diPerumahan Saxophone Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.31, No.1.
  • Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama.
  • Soehadi, Agus W. 2005. Effective Branding. Bandung: Mizan Pustaka.
  • Rangkuty, Freddy. 2008. The Power of Brand Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Brand Awareness (Tingkatan, Indikator, Dimensi dan Strategi). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/07/brand-awareness.html