Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model Pembelajaran ADDIE

Model pembelajaran ADDIE adalah singkatan dari Analyze, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Model ini dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda pada tahun 1990-an. Model pembelajaran ADDIE bersifat generik dan sistematis, karena dapat menjadi pedoman dalam membangun dan mengembangkan program pembelajaran menjadi efektif, dinamis dan mendukung kinerja.

Model Pembelajaran ADDIE

Model pembelajaran ADDIE bersifat student center, inovatif, otentik dan inspiratif. Selain itu, model pembelajaran ADDIE merupakan penjabaran dari model pembelajaran berorientasi sistem yang merupakan akar dari teori belajar behavioristik. Teori belajar ini menjelaskan tentang peranan faktor eksternal dan dampaknya terhadap perubahan perilaku seseorang.

Model pembelajaran ADDIE terdiri dari lima komponen utama yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis. Pengaplikasian dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima tersusun secara sistematik dan tidak bisa diurutkan secara acak. Kelima tahap sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini mudah dipahami dan diaplikasikan. 

Pengertian Model Pembelajaran ADDIE 

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran ADDIE dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Ibrahim (2011), model pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya. 
  • Menurut Pribadi (2016), model pembelajaran ADDIE adalah model yang digunakan untuk mendesain dan mengembangkan program pembelajaran yang berisi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. 
  • Menurut Fauzi (2014), model pembelajaran ADDIE adalah salah satu desain pembelajaran yang bersifat generik, yaitu model pembelajaran yang menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. 
  • Menurut Angel Learning (2008), model pembelajaran ADDIE adalah model pembelajaran yang bersifat sistematis dengan kerangka kerja yang jelas menghasilkan produk yang efektif, kreatif, dan efisien yang fungsinya menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja.

Komponen Model Pembelajaran ADDIE 

Model pembelajaran ADDIE terdiri dari lima komponen utama, yaitu sebagai berikut:

a. Analysis (analisis) 

Analisis merupakan tahap pertama dari model pembelajaran ADDIE. Analisis merupakan kemampuan dalam menguraikan konsep dan menjelaskan keterkaitan komponen yang terdapat di dalamnya. Analisis juga diartikan sebagai sebuah proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari oleh peserta didik. Sebelum menentukan apa yang harus dipelajari, kita perlu melakukan beberapa kegiatan, di antaranya adalah melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara kerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

Analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja perlu dilakukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atas prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

Apabila kecakapan analisis telah berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif. Untuk membuat item tes kecakapan analisis perlu mengenal berbagai kecakapan yang termasuk klasifikasi analisis, antara lain yaitu: 

  1. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu. 
  2. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas.
  3. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya. 
  4. Dapat mengetengahkan pola, tata, atau pengaturan materi dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab akibat, dan peruntutan.
  5. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola materi yang dihadapinya. 
  6. Dapat meramalkan sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan materi yang dihadapinya.

b. Design (desain/perancangan) 

Desain merupakan langkah kedua dari model pembelajaran ADDIE. Desain merupakan proses sistematik yang dimulai dari menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan belajar mengajar, merancang perangkat pembelajaran, merancang materi pembelajaran dan alat evaluasi hasil belajar. Upaya untuk mendesain proses pembelajaran agar menjadi sebuah kegiatan yang efektif dan menarik disebut dengan istilah desain sistem pembelajaran atau Instructional System Design (ISD).

Tahap membuat rancangan yang dimulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang SMART, yaitu; Spesific, Measurable, Applicable, Realistic, dan Times. Langkah selanjutnya menyusun tes yang didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan. Dalam tahap ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat dipilih. Peneliti harus mampu menentukan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah penting dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas belajar.

Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan performa (performance gap) yang terjadi pada diri siswa. Kesenjangan kemampuan yang dimaksud dalam hal ini adalah perbedaan yang diamati (observable) antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dengan kata lain, kesenjangan menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang ideal.

c. Development (pengembangan) 

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model pembelajaran ADDIE. Pengembangan adalah proses mewujudkan rancangan menjadi nyata. Lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran harus disiapkan dalam tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diterapkan (implementasi). Tahap uji coba merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan.

Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, memberi dan memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan dengan kata lain mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.

Pengembangan adalah proses mewujudkan blueprint alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran. Semua harus disiapkan dalam tahap ini. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, membeli, memodifikasi bahan ajar learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Langkah pengembangan mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran. Ada dua tujuan penting yang perlu dicapai dalam melakukan langkah pengembangan, yaitu: 

  1. Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
  2. Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d. Implementation (implementasi/pelaksanaan) 

Implementation atau penyampaian materi merupakan langkah keempat dari model pembelajaran ADDIE. Implementasi merupakan langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang dibuat. Pada tahap ini semua yang telah dikembangkan dipersiapkan sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misalnya jika diperlukan penataan lingkungan, maka lingkungan harus ditata sedemikian rupa.

Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri . langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa. Jadi pada tahap ini merupakan realisasi dari langkah pengembangan atau dalam kata lain ada proses penyampaian materi dan informasi. Pendidik membimbing peserta didik untuk memperoleh pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendesain juga harus memperhatikan model dan strategi pembelajaran apa yang efektif untuk digunakan dalam penyampaian materi, karena akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.

Tujuan utama dari tahap implementasi, yang merupakan langkah realisasi desain dan pengembangan, adalah sebagai berikut: 

  1. Membimbing siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi. 
  2. Menjamin terjadinya pemecahan masalah/solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa. 
  3. Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran siswa perlu memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan.

e. Evaluation (evaluasi/penilaian) 

Langkah terakhir atau kelima dari model desain pembelajaran ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi adalah proses untuk melihat hasil dari sistem pembelajaran yang sedang dibangun. Evaluasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Penilaian terhadap kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik setelah memperoleh program pembelajaran tersebut.

Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilaksanakan pada setiap akhir tatap muka (mingguan) sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah kegiatan berakhir secara keseluruhan (semester). Evaluasi sumatif mengukur kompetensi akhir dari mata pelajaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk memberi umpan balik kepada pihak pengguna media pembelajaran. Revisi dibuat sesuai dengan hasil evaluasi atau kebutuhan yang belum dapat dipenuhi oleh media pembelajaran baru tersebut.

Evaluasi merupakan proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misalnya, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil.

Evaluasi terhadap program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, antara lain yaitu: 

  1. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. 
  2. Peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.
  3. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ADDIE 

Setiap model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran ADDIE. Menurut Pribadi (2016), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran ADDIE adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Model pembelajaran ADDIE terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya.

Selain itu kelebihan model pembelajaran ADDIE yaitu memperhatikan perkembangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, bersifat konsisten dan reliabel, artinya tidak dapat berubah-ubah dan dapat dipercaya, saling ketergantungan satu sama lain, sehingga tidak ada unsur-unsur yang terpisah dari sistem serta sederhana dan terstruktur dengan sistematis sehingga model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.

b. Kekurangan 

Dalam tahap analisis, pendesain/pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

Model pembelajaran ADDIE merupakan model yang memiliki 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis sehingga dalam pengaplikasiannya tidak boleh dilakukan secara acak melainkan harus sistematis yaitu mulai dari analisys, design, develovment, implementation, dan evaluation dan juga model pembelajaran ini memperhatikan tiga ranah dalam penilaian yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Daftar Pustaka

  • Ibrahim, Reyzal. 2011. Model Pengembangan ADDIE. Surabaya: Jaya Publishing.
  • Pribadi, Benny. 2016. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.
  • Fauzi, Ahmad. 2014. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Budi Utama.
  • Angel Learning. 2008. Instructional Design in ANGEL. Indianapolis.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model Pembelajaran ADDIE. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/08/model-pembelajaran-addie.html