Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar yang terjadi karena dorongan untuk menguasai suatu pengetahuan atau kompetensi dengan tidak bergantung kepada orang lain. Kemandirian belajar merupakan pengaturan program belajar secara mandiri seperti waktu belajar, irama dan tempo belajar, cara atau strategi belajar sampai evaluasi belajar. Kemandirian belajar dibangun atas niat atau motivasi pribadi dalam pengaturan strategi pembelajaran yang didorong oleh kemauan, pilihan dan tanggung jawab dari pembelajar itu sendiri.
Kemandirian belajar adalah cara belajar yang memberikan kebebasan, tanggung jawab, dan kewenangan yang lebih besar kepada pembelajar dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajarnya. Kemandirian belajar merupakan cara spesifik pembelajar dalam mengontrol belajarnya. Proses kegiatan belajar sebagian besar dari pengaruh membangun pikiran sendiri, perasaan, strategi, dan perilaku pembelajar yang diorientasikan ke arah pencapaian tujuan belajar.
Kemandirian belajar merupakan sikap individu khususnya siswa dalam pembelajaran yang mampu secara individu untuk menguasai kompetensi, tanpa tergantung dengan orang lain. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam proses pembelajaran.
Kemandirian belajar juga diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas belajar dengan penuh keyakinan dan percaya diri akan kemampuannya dalam menuntaskan aktivitas belajarnya tanpa adanya bantuan orang lain. Dengan kemandirian belajar, siswa tidak akan bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya serta dapat menentukan strategi belajar untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskannya.
Pengertian Kemandirian Belajar
Berikut definisi dan pengertian kemandirian belajar dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Mudjiman (2007), kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki, baik dalam menetapkan waktu belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi.
- Menurut Miarso (2007), kemandirian belajar adalah pengaturan program belajar yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga setiap pembelajar dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajarnya sendiri. Aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan, pilihan, tanggung jawab sendiri dari pembelajar.
- Menurut Nurhayati (2016), kemandirian belajar adalah suatu keadaan dimana siswa bertanggung jawab sepenuhnya dalam pengambilan keputusan dan mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar.
- Menurut Dedyerianto (2019), kemandirian belajar adalah perilaku siswa dalam mewujudkan tujuan belajar yang ingin dicapainya dengan tidak bergantung kepada orang lain. Dalam hal ini, siswa dapat menyusun strategi belajar yang akan dilakukannya agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik juga mandiri.
- Menurut Sumarmo (2004), kemandirian belajar adalah proses belajar yang terjadi karena pengaruh dari pemikiran, perasaan, strategi, dan perilaku sendiri yang berorientasi pada pencapaian tujuan belajar yakni merancang belajar, memantau kemajuan belajar selama menerapkan rancangan dan mengevaluasi hasil belajarnya secara lengkap.
- Menurut Slameto (2002), kemandirian belajar adalah kemampuan belajar mandiri yang terungkap melalui proses intensif yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan atau penguasaan materi pelajaran yang menggunakan berbagai keterampilan dan teknik yang kreatif atas prakarsa (inisiatif dan motivasi) siswa yang bersangkutan.
Aspek-aspek Kemandirian Belajar
Menurut Candy (1991), kemandirian belajar terdiri dari empat aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Otonomi pribadi (personal autonomy)
Aspek otonomi pribadi menunjukkan karakteristik individual dari orang yang mampu belajar mandiri. Individu yang memiliki kemandirian adalah individu yang bebas dari tekanan baik eksternal maupun internal, memiliki sekumpulan nilai-nilai dan kepercayaan pribadi yang memberikan konsistensi dalam kehidupannya. Hal ini berarti orang tersebut mampu membuat rencana atau tujuan hidup, bebas dalam membuat pilihan, menggunakan kapasitas dirinya untuk refleksi secara rasional, mempunyai kekuatan kemauan, berdisiplin diri dan melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mandiri.
b. Manajemen diri dalam belajar (self-management in learning)
Aspek manajemen diri menjelaskan adanya kemauan dan kapasitas dalam diri seseorang untuk mengelola dirinya. Kapasitas tersebut ditunjukkan dengan adanya keterampilan atau kompetensi dalam diri orang yang mandiri.
c. Meraih kebebasan untuk belajar (the independent pursuit of learning)
Aspek meraih kebebasan dalam belajar menggambarkan tentang adanya kebutuhan individu untuk memperoleh kesempatan belajar. Aspek ini menjelaskan bahwa orang dewasa memiliki kebutuhan untuk meningkatkan diri melalui belajar berbagai hal dalam kehidupan.
d. Kendali/penguasaan pembelajar terhadap pembelajaran (learnercontrol of instruction)
Aspek kontrol pembelajar terhadap pembelajaran, menjelaskan tentang peran siswa pada situasi belajar formal yang melibatkan cara mengorganisasi tujuan pembelajaran. Penjelasan aspek ini dihubungkan dengan hal-hal yang dianggap menjadi porsi pengawasan guru, yaitu pengorganisasian tujuan belajar, materi belajar, kecepatan belajar, langkah-langkah belajar, metodologi belajar serta evaluasi belajar.
Karakteristik Kemandirian Belajar
Menurut Slameto (2002), beberapa karakteristik yang dihubungkan dengan kemandirian belajar pada siswa adalah sebagai berikut:
- Independence. Siswa yang belajar secara mandiri bertanggung jawab secara mandiri terhadap analisa, rencana, pelaksanaan dan mengevaluasi sendiri aktivitas pembelajarannya.
- Self Management. Siswa yang belajar secara mandiri dapat mengidentifikasikan apa yang mereka butuhkan selama proses pembelajaran, mengatur tujuan belajar, mengontrol waktu mereka sendiri dan berusaha untuk belajar dan membuat ataupun mengatur feedback dari pekerjaan mereka.
- Desire for learning. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengetahuan, siswa yang belajar secara mandiri harus memiliki motivasi yang kuat. Untuk mencapai hasil belajar yang terbaik, pelajar menggunakan sumber pembelajaran dari lingkungan eksternal dan menggunakan strategi belajar yang memungkinkan yang terjadi selama proses pembelajaran.
Indikator Kemandirian Belajar
Menurut Rahayu (2019), terdapat beberapa indikator atau ciri-ciri yang ditemukan dalam mengukur kemandirian belajar seseorang, yaitu sebagai berikut:
- Hasrat atau keinginan untuk belajar. Seorang siswa dikatakan memiliki hasrat atau keinginan belajar apabila siswa tersebut tekun dalam belajar, mau belajar secara terus menerus, memiliki kedisiplinan dalam belajar, dan merencanakan kegiatan belajarnya.
- Berinisiatif. Siswa dinilai memiliki inisiatif apabila siswa tersebut belajar atas kemauannya sendiri, kreatif mencari berbagai alternatif sumber pembelajaran, dan kritis terhadap suatu persoalan.
- Percaya diri. Seorang siswa dikatakan memiliki kepercayaan diri apabila mampu membuat keputusan sendiri, mengembangkan keterampilan secara mandiri, mampu meningkatkan kemampuan dan memecahkan permasalahan tanpa bantuan orang lain.
- Tanggung jawab. Siswa yang bertanggung jawab akan selalu berusaha untuk menyelesaikan tugasnya dan mengevaluasi kegiatan belajar yang telah dilakukannya.
Bentuk-bentuk Kemandirian Belajar
Menurut Desmita (2010), beberapa bentuk kemandirian belajar adalah sebagai berikut:
- Kemandirian emosional, kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu. Seperti hubungan emosional peserta didik dengan guru atau dengan orang tuanya.
- Kemandirian tingkah laku, yaitu kemampuan mengambil keputusan tanpa tergantung kepada orang lain dan melakukan secara bertanggung jawab. Seperti kemandirian peserta didik dapat mengatasi masalah kesulitan dalam belajarnya, juga bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.
- Kemandirian nilai, yaitu kemampuan memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah atau tentang penting adan tidak penting. Seperti peserta didik mengerjakan tugas tanpa menyontek itu merupakan prinsip yang benar.
Langkah-langkah Pengembangan Kemandirian Belajar
Menurut Fatimah (2010), beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kemandirian dalam belajar antara lain yaitu sebagai berikut:
- Komunikasi. Dengan komunikasi antara orang tua dan anak dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat perkembangan anak.
- Kesempatan. Kesempatan adalah upaya orang tua untuk melatih siswa dalam menentukan pilihannya. Siswa diberikan keleluasaan untuk memilih sesuatu dan mengatasi permasalahan yang dihadapi sendiri.
- Tanggung Jawab. Anak perlu dibiasakan dan dididik untuk menunaikan segala sesuatu yang telah ia pilih sampai dengan tuntas. Hal tersebut dapat melatih anak untuk meminimalisir dampak buruk bagi anak.
- Konsistensi. Pembelajaran disiplin dan nilai pada anak sejak dini sangat penting dilakukan. Jika anak sudah terbiasa dengan disiplin sejak kecil, maka sampai dewasa pun anak tersebut akan tetap disiplin dan konsisten sehingga anak akan mudah dalam mengembangkan kemandiriannya.
Daftar Pustaka
- Mudjiman, Haris. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: LPP dan UNS Press.
- Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
- Nurhayati. 2016. Psikologi Pendidikan Inovatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Dedyerianto. 2019. Pengaruh Internet dan Media Sosial Terhadap Kemandirian Belajar DanHasil Belajar Siswa. Jurnal kajian ilmu pendidikan, Vol.12, No. 2.
- Sumarmo. 2004. Penalaran Masalah dan Komunikasi dalam Pendidikan. Bandung: Pena Press.
- Slameto. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
- Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Candy, P.C. 1991. Self Direction Lifelong Learning: A Comprehensive to Theory and Practice. San Fransisco: Jossey Bass-Inc Publisher.