Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Taman Bacaan Masyarakat - Tujuan, Fungsi dan Pengelolaan

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah suatu lembaga atau unit layanan yang didirikan di tengah-tengah komunitas membaca (community based library) yang dikelola secara sederhana, swakarsa, swadana dan swasembada oleh masyarakat dengan tujuan memberikan akses pelayanan bahan bacaan kepada masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Taman Bacaan Masyarakat - Tujuan, Fungsi dan Pengelolaan

Taman Bacaan Masyarakat merupakan lembaga yang mempromosikan kebiasaan membaca yang menyediakan ruang untuk membaca, berdiskusi, menulis, dan kegiatan serupa lainnya, yang dilengkapi dengan bahan bacaan, seperti buku, majalah, tabloid, surat kabar, komik, dan materi multimedia lainnya, dan didukung oleh sumber daya manusia yang bertindak sebagai motivator.

Taman Bacaan Masyarakat merupakan salah satu pendidikan nonformal yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat dalam rangka menumbuh kembangkan minat atau kegemaran membaca. Taman Bacaan Masyarakat menjadi sarana dalam peningkatan budaya membaca bagi masyarakat karena Taman Bacaan Masyarakat menyediakan bahan bacaan (buku), dan kegiatan lainnya yang menunjang warga belajarnya agar mau memperoleh informasi dari buku dan kegiatan yang ada disana.

Pengertian Taman Bacaan Masyarakat 

Berikut definisi dan pengertian Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006), taman bacaan masyarakat adalah tempat atau wadah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat dan pemerintah untuk memberikan akses pelayanan bahan bacaan kepada masyarakat sekitar sebagai sarana pembelajaran dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. 
  • Menurut Sutarno (2008), taman bacaan masyarakat adalah fasilitas membaca yang berada di tengah-tengah komunitas (community based library) dan dikelola secara sederhana, swakarsa, swadana dan swasembada oleh masyarakat yang bersangkutan. 
  • Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Non formal dan Informal (2012), taman bacaan masyarakat adalah suatu program yang berbasis pada masyarakat yang dibentuk untuk melaksanakan minat baca masyarakat yaitu menggunakan nilai sosial budaya dalam pendekatan pada masyarakat tempat Taman Bacaan Masyarakat berada. 
  • Menurut Lestari dan Susilo (2011), taman bacaan masyarakat adalah suatu media penunjang dalam pelaksanaan pendidikan nonformal, yaitu lembaga yang dibuat dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan memberikan sarana dan prasarana dalam mengakses informasi dari bahan bacaan yang tersedia. 
  • Menurut Amrin (2011), taman bacaan masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.

Tujuan, Fungsi dan Peran Taman Bacaan Masyarakat 

Taman Bacaan Masyarakat bertujuan sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca masyarakat serta menjadi wadah sebagai pendukung masyarakat belajar sepanjang hayat. Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat (2006), tujuan taman bacaan masyarakat adalah: 

  1. Membangun dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
  2. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat.
  3. Meningkatkan kemampuan literasi dan pemberantasan buta aksara.

Taman Bacaan Masyarakat berfungsi untuk menumbuhkan minat, kecintaan, kegemaran membaca, dan memberikan pengalaman belajar bagi masyarakatnya. Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, TBM mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan. 

Menurut Buku pedoman Pengelolaan Taman bacaan Masyarakat (2006), fungsi taman bacaan masyarakat adalah: 

  1. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan. 
  2. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat. 
  3. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan lainnya dalam studi kepustakaan. 
  4. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya. 
  5. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya rekreasi untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat.

Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, reservasi dan pelestarian khazanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat. Taman Bacaan Masyarakat memiliki peran penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah tersebut. 

Menurut Sutarno (2006), peran taman bacaan masyarakat adalah: 

  1. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkadang di dalam koleksi yang dimiliki. 
  2. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan masyarakat yang dilayani. 
  3. Dapat berperan sebagai lembaga untuk membangun minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan  keinginan dan kebutuhan masyarakat. 
  4. Berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. 
  5. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia. 
  6. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan penunjang taman bacaan masyarakat. Mereka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. 
  7. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak. 
  8. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tidak ternilai harganya.

Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat 

Pengelola Taman Bacaan Masyarakat diwajibkan memiliki berbagai keterampilan untuk menunjang keberhasilan Taman Bacaan Masyarakat. Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006), seorang pengelola TBM harus memiliki beberapa hal, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah. 
  2. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunitas atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat. 
  3. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi di tempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.

Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani bahan bacaan dan membimbing masyarakat dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat serta memiliki usaha ekonomi di tempat dimana TBM tersebut didirikan sehingga memberi kenyamanan pada pengguna TBM. 

Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006), beberapa tugas pokok Pengelola Taman Bacaan Masyarakat adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri. 
  2. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan. 
  3. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain. 
  4. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet, booklet, dll) dari para donator bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat. 
  5. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari. 
  6. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan.

Taman Bacaan Masyarakat dikatakan baik apabila dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pemakai dapat dilihat dari seberapa jauh taman bacaan masyarakat menyediakan berbagai jenis koleksi yang dibutuhkan oleh para pemakainya. 

Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (2006), beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Suasana TBM 

Ruang TBM hendaknya dapat menyenangkan pengunjung. Oleh karena itu harus diatur agar tetap bersih, sejuk, tenteram, rapi dan aman juga termasuk pengaturan mobiler dan peralatan/perlengkapan lainnya sehingga pengunjung merasa senang berada di ruang TBM.

b. Tenaga Pelayanan 

Tenaga pelayanan TBM sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut: 

  1. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM.
  2. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca. 
  3. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau meminta pertolongan. 
  4. Pandai bergaul sehingga orang merasakan dekat dan diperhatikan.

c. Sistem Layanan TBM 

TBM menggunakan sistem layanan terbuka sehingga pengunjung/pengguna dapat masuk ke ruang baca untuk memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri di rak, atau dapat pula minta bantuan dari petugas. Mereka menggunakan sarana/tempat baca dengan bebas.

d. Jenis kegiatan pelayanan 

  1. Layanan membaca, yaitu memanfaatkan bahan bacaan seperti buku, majalah, surat kabar dan lain-lain untuk membaca di ruang baca. 
  2. Peraturan sirkulasi (peminjaman) yaitu peminjaman buku untuk dibawa ke rumah atau di luar ruangan TBM. Pengguna yang boleh meminjam buku hanya anggota yang telah terdaftar.

Faktor Yang Mempengaruhi Taman Bacaan Masyarakat 

Menurut Hapsari (2009), terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan taman bacaan masyarakat, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Minat Masyarakat 

Faktor minat masyarakat sangat menentukan terhadap pemanfaatan TBM. Dengan adanya minat masyarakat terutama dalam hal membaca buku-buku yang tersedia di TBM maka dengan sendirinya TBM tersebut turut membantu kebutuhan masyarakat akan informasi. TBM dapat menumbuhkan minat baca masyarakat dengan menjadikan TBM bersifat aktif dan kondusif. TBM dapat mengadakan kelompok baca, bedah buku, story telling, berbagai macam perlombaan misalnya; membuat cerpen, baca puisi dan bedah buku.

b. Tenaga Pengelola 

Faktor ini sangat memegang peranan yang sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah TBM. Oleh karena itu untuk membuat TBM yang bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya, maka para pengelola, penyelenggara bisa menyadari akan kepentingan dan kedudukan TBM bagi masyarakat, memahami keperluan masyarakat dan kemudian menguasai liku-liku kegiatan dan teknik pekerjaan TBM itu sendiri.

d. Gedung dan fasilitas TBM 

Mengenai keadaan gedung TBM, yang harus diperhatikan adalah letak, jumlah ruangan dan tata ruangnya. Letak TBM diharapkan strategis sehingga mudah diakses oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Fasilitas TBM merupakan hal yang penting, selain buku-buku dan bahan pustaka yang menjadi penunjang bagi masyarakat, yaitu perlengkapan atau fasilitas yang meliputi rak buku, rak surat kabar, rak majalah, meja sirkulasi, lemari/kabinet katalog, papan display, papan pengumuman, meja baca dan perlengkapan lainnya yang digunakan secara tidak langsung. Selain kelengkapan fasilitas TBM tersebut, yang perlu diperhatikan adalah penataan ruangan TBM sehingga memberikan kelancaran bagi pengelola dalam menyelenggarakan TBM, juga pengunjung pada umumnya.

Daftar Pustaka

  • Buku Pedoman Penyelenggaran Taman Bacaan Masyarakat. 2006. Jakarta: Direktorat Dikmas.
  • Sutarno. 2008. Membina   Perpustakaan Desa. Jakarta: Sagung Seto.
  • Hapsari, M.I. 2009. Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat Di Kabupaten Semarang. Semarang: P2PNFI Regional II Semarang.
  • Lestari, G.D., dan Susilo, H. 2011. Model Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kreatif: Upaya Melestarikan dan Memperkuat Kemampuan Keaksaraan dan Usaha Mandiri. JPNF Edisi 8 Tahun 2011.
  • Amrin. 2011. Pemberdayaan Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Wira Usaha. Medan: Pustaka TBM MRD.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Taman Bacaan Masyarakat - Tujuan, Fungsi dan Pengelolaan. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/09/taman-bacaan-masyarakat.html