Metode Belajar Student Facilitator and Explaning
Metode belajar student facilitator and explaning (SFAE) adalah salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang melatih siswa agar dapat menyampaikan ide/gagasan sendiri melalui kelompok-kelompok kecil yang dibuat secara heterogen. Model pembelajaran student facilitator and explaning digunakan untuk meningkatkan pola interaksi peserta didik, menjadikan siswa lebih kreatif dan melatih keaktifan siswa.
Metode student facilitator and explaining merupakan model pembelajaran yang menjadikan siswa belajar sebagai fasilitator untuk mempresentasikan ide yang mereka buat dan diajak berpikir secara kreatif sehingga menghasilkan pertukaran informasi yang lebih mendalam dan menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa untuk menghasilkan karya yang dapat diperlihatkan kepada teman-temannya.
Metode student facilitator and explaining juga diartikan sebagai metode pembelajaran yang menekankan siswa untuk aktif dalam mencari pengetahuan baru dengan cara berinteraksi dengan guru dan siswa lain, kemudian pengetahuan itu diproses menjadi sebuah konsep yang terbukti kebenarannya dan selanjutnya siswa mengkomunikasikan kepada seluruh siswa melalui presentasi.
Perbedaan metode student facilitator and explaning dengan metode diskusi terletak pada cara pertukaran pikiran antar siswa. Dalam metode Student Facilitator and Explaning siswa dapat menerangkan melalui bagan atau peta konsep. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang. Oleh karena itu, sangat cocok dipilih guru untuk digunakan karena mendorong peserta didik menguasai beberapa keterampilan di antaranya berbicara, menyimak, dan pemahaman pada materi.
Pengertian Metode Student Facilitator and Explaning
Berikut definisi dan pengertian metode belajar student facilitator and explaning dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Shoimin (2014), student facilitator and explaning adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi.
- Menurut Suprijono (2015), student facilitator and explaning adalah metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan keaktifan belajar.
- Menurut Huda (2013), student facilitator and explaning adalah rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa.
- Menurut Isjoni (2012), student facilitator and explaning adalah metode pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk mengorganisasi kelompoknya dalam mencari informasi tentang tugas yang didapatkan melalui sumber belajar.
- Menurut Istarani (2014), student facilitator and explaning adalah rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan menyampaikan kopetensi siswa yang harus dicapai, lalu menjelaskannya dengan didemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk mengulangi kembali untuk dijelaskan pada rekan-rekannya dan diakhiri dengan penyampaian materi pada siswa.
- Menurut Majid (2012), student facilitator and explaning adalah model pembelajaran dimana peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif, dapat melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan sendiri.
Tujuan Metode Student Facilitator and Explaining
Metode student facilitator and explaining menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan penyajian materi yang dilakukan dengan menghubungkan kegiatan sehari-hari dan lingkungan siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Menurut Widodo (2009), tujuan metode belajar student facilitator and explaining adalah untuk melatih siswa dalam menyampaikan ide/gagasan yang dimilikinya serta meningkatkan kemampuan berbicara.
Adapun menurut Mulyasa (2004), beberapa tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining adalah sebagai berikut:
a. Hasil akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran ini dapat memberikan keuntungan baik pada peserta didik kelompok bawah maupun atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas. Peserta didik akan menjadi tutor bagi bagi yang kelompok bawah. Sehingga memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Peserta didik dapat meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor yang membutuhkan pemikiran yang lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Efek penting yang kedua dari model ini adalah penerimaan kepada peserta didik yang luas terhadap orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, dan kemampuan maupun ketidak-mampuan.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujun ketiga dari model ini adalah mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaboratif. Model ini dapat meningkatkan hubungan kerja sama antar teman, memacu anak untuk semakin maju, dan bekerja keras sehingga akan membantu masyarakat untuk mendapatkan seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.
Langkah-langkah Metode Student Facilitator and Explaining
Menurut Suprijono (2015), langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Guru menjelaskan tujuan belajarnya, menyampaikan ringkasan dari isi dan mengaitkan dengan gambaran yang lebih besar mengenai silabus atau skema kerja.
- Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi. Guru menyajikan materi yang dipelajari pada saat itu dan siswa memperhatikan. Setelah selesai menjelaskan guru membagi siswa menjadi berkelompok secara heterogenitas. Guru menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa bagaimana membuat bagan/peta konsep. Kemudian guru bisa meminta siswa untuk mencatat apa yang telah mereka ketahui atau yang bisa dilakukan, berkaitan dengan aspek apapun yang berhubungan dengan materi tersebut. Guru juga bisa meminta siswa saling bertukar pikiran sehingga mereka lebih percaya diri.
- Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep. Meminta seorang sukarelawan untuk maju dan menjelaskan di depan kelas apa yang dia ketahui. Siswa lain boleh bertanya, dan sang sukarelawan berhak berkata "lewat" jika dia tidak yakin dengan jawabannya dan guru dapat menambahkan komentar pada tahap berikutnya.
- Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa. Ketika sang sukarelawan menjelaskan apa yang mereka ketahui di depan kelas, guru mencatat poin-poin penting untuk diulas kembali. Informasi yang tidak akurat, ide yang kurang tepat atau yang hanya dijelaskan separuh, miskonsepsi, bagian yang hilang, hal ini bisa ditangani langsung sehingga siswa tidak membentuk kesan yang salah, atau mereka dapat membuat dasar dari rencana pembelajaran yang telah diperbaiki untuk beberapa pelajaran berikutnya.
- Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. Guru menjelaskan keseluruhan dari materi agar siswa lebih memahami materi yang sudah dibahas pada saat itu.
- Penutup.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Student Facilitator and Explaining
Setiap metode pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining. Menurut Shoimin (2014), kelebihan dan kekurangan metode student facilitator and explaining adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan metode belajar student facilitator and explaining adalah:
- Membuat materi yang disampaikan lebih jelas dan konkret.
- Meningkatkan daya serap siswa karena pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi.
- Melatih siswa untuk menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk mengulangi penjelasan guru yang telah didengar.
- Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik dalam menjelaskan materi ajar.
- Mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan ide atau gagasan.
- Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat dan pengalaman antar mereka.
- Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain.
- Melatih peserta didik aktif, kreatif, dan menghadapi setiap masalah.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan metode belajar student facilitator and explaining adalah:
- Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang diperintah oleh guru.
- Tidak semua siswa memiliki kesempatan yang sama melakukannya. (menjelaskan kembali kepada teman-temannya karena keterbatasan waktu pembelajaran).
- Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
- Tidak mudah bagi siswa untuk membuat peta konsep atau menjelaskan materi ajar secara ringkas.
Daftar Pustaka
- Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif: Meningkatkan Kecerdasan Komunikas antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
- Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran Model Student Facilitator and Explaining. Bandung: Remaja Rosda Karya.
- Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Jakarta: Bumi Aksara.
- Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum Cetakan II. Bandung: Remaja Rosda Karya.
- Prasetya dan Ahmadi. 2009. Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.