Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique)

Model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) atau teknik mengklarifikasi nilai adalah suatu pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah atau menanamkan nilai-nilai, norma-norma dalam bentuk simulasi dan aktivitas belajar. Pada model pembelajaran VCT, siswa dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, dan memutuskan dalam mengambil sikap sendiri nilai-nilai apa saja yang cocok untuk dirinya. Melalui model pembelajaran VCT, siswa didorong untuk bertindak secara sadar menemukan dan memahami nilai dan norma yang berlaku seperti jujur, terbuka dan saling menghargai sesama.

Model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique)

Model pembelajaran VCT adalah proses pembelajaran yang memiliki tujuan agar siswa mendapat nilai-nilai mereka sendiri dengan cara memilih, menemukan, menghargai dan membuat keputusan yang dibuatnya sendiri. Karakteriktik dari model ini adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui analisis nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian diselaraskan dengan nilai-nilai yang hendak ditanamkan. Peserta didik diberi kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri nilai mana yang mengarahkan hidupnya. Perubahan demi perubahan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman dan perkembangan hidupnya dalam masyarakat.

Pengertian lain dari model pembelajaran VCT adalah strategi belajar yang dapat membantu siswa dalam menilai nilai dirinya sehingga pada akhirnya nilai itu akan menjadi miliknya sebagai kesadaran moral, bukan sekedar kewajiban moral. Beberapa bentuk model pembelajaran VCT antara lain yaitu; metode percontohan, metode analisis nilai, metode daftar/matriks, metode kartu keyakinan, metode wawancara, metode yurisprudensi dan metode inkuiri nilai. Jadi, model pembelajaran VCT merupakan teknik pendidikan nilai peserta didik dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, membantu siswa dalam mencari dan memutuskan mengambil sikap sendiri mengenai nilai-nilai hidup yang ingin diperjuangkan-nya.

Pengertian Model Pembelajaran VCT 

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) atau teknik mengklarifikasi nilai dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Sanjaya (2006), model VCT adalah teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. 
  • Menurut Taniredja, dkk (2011), model VCT adalah model pembelajaran yang mengubah sikap dengan wahana penanaman nilai, norma-norma baku seperti rasa sosial, nasionalisme, bahkan sistem keyakinan karena sikap merupakan posisi seseorang atau keputusan seseorang sebelum berbuat. 
  • Menurut Zidni (2017), model VCT adalah suatu pendekatan yang dimana bertujuan untuk membantu mendapatkan kesadaran tentang nilai-nilai. Proses Klarifikasi Nilai atau VCT di ajarkan dalam bentuk simulasi dan seperangkat aktivitas. Strategi ini dapat memberikan anak didik suatu alternatif dan mendorong mereka bertindak secara sadar dan menemukan nilai-nilai mereka. 
  • Menurut Adisusilo (2012), model VCT adalah pendekatan pendidikan nilai, dimana siswa dilatih untuk menemukan, memilih, menganalisis, dan memutuskan dalam mengambil sikap sendiri nilai-nilai apa saja yang cocok untuk dirinya sendiri. Tujuan dari pendekatan VCT yaitu untuk membantu siswa dalam memahami nilai-nilai, membantu siswa agar mampu berkomunikasi secara jujur dan terbuka, serta membantu siswa dalam menggunakan akal budi untuk memahami perasaan dan tingkah lakunya sendiri.

Tujuan Model Pembelajaran VCT 

Menurut Taniredja, dkk (2011), tujuan dari model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut:

  1. Mengetahui dan mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pijak menentukan target nilai yang akan dicapai. 
  2. Menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat maupun sifat yang positif maupun yang negatif untuk selanjutnya ditanamkan ke arah peningkatan dan pencapaian tentang nilai. 
  3. Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang regional (logis) dan diterima siswa, sehingga pada akhirnya nilai tersebut akan menjadi milik siswa sebagai proses kesadaran moral bukan kewajiban moral. 
  4. Melatih siswa dalam menerima menilai nilai dirinya dan posisi nilai orang lain, menerima serta mengambil keputusan terhadap sesuatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulan-nya dan kehidupan sehari-hari.

Jenis-jenis Model Pembelajaran VCT 

Menurut Adisusilo (2012), terdapat beberapa jenis model pembelajaran berbasis nilai, yang merupakan bagian dari model pembelajaran VCT, yaitu sebagai berikut:

  1. Pendekatan dan metode pembelajaran (Action Learning Approach). Dalam memberikan pembelajaran harus diberikan penekanan pada usaha dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. 
  2. Memoralisasi (Moralizing). Model pendidikan nilai-moral secara langsung, dimana dalam hal model ini mengajarkan sejumlah nilai yang harus ada dan menjadi pegangan hidup siswa. Di sini siswa diharuskan untuk menerima warisan nilai-nilai hidup dari para guru dengan menerima nasehat/wejangan dan larangan, pidato, dan ceramah. 
  3. Model (Modeling). Berusaha menampilkan dirinya berperan sebagai model atau contoh untuk meneladani dan menghayati pengalaman hidup yang ingin ditambahkan pada siswa. Siswa diharapkan terkesan oleh cara hidup pendidik atau guru dalam menampilkan nilai-moral dalam dirinya sehingga dapat ditiru oleh siswa.

Sedangkan menurut Djahiri (1985), Value Clarification Technique (VCT) memiliki beberapa variasi jenis, antara lain yaitu: 

  1. Value Clarification Technique (VCT) Analisis Nilai. VCT Analisis Nilai merupakan teknik pembelajaran yang mengembangkan kemampuan siswa mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai yang termuat dalam suatu liputan peristiwa, tulisan, gambar dan cerita rekaan. 
  2. Value Clarification Technique (VCT) Daftar Nilai. Dalam VCT Daftar Nilai yang menjadi instrumen utamanya adalah pernyataan-pernyataan bermuatan nilai dalam bentuk matrik yang harus dipilih dan diklarifikasi siswa diantaranya daftar baik buruk, daftar skala prioritas, daftar penilaian sendiri, dan daftar membaca pikiran orang lain tentang diri kita. 
  3. Value Clarification Technique (VCT) Games. VCT Games merupakan teknik pembelajaran nilai melalui permainan. Dalam VCT Games ini guru memegang peranan penting untuk memberikan kejelasan akan target nilai yang ingin dicapai.

Aspek-aspek Model Pembelajaran VCT 

Menurut Tyas (2016), beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut: 

  1. Sintagmatis. Sintak model yaitu Penentuan Stimulus, Penyajian Stimulus, Penentuan Pilihan, Menguji Alasan, Penyimpulan dan Pengarahan dan Tindak Lanjut. 
  2. Prinsip Reaksi. Prinsip reaksi merupakan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model VCT ini guru berperan sebagai model, dalam arti guru harus menjadi teladan atau contoh sikap sesuai yang diharapkan dalam pembelajaran. 
  3. Sistem Sosial. Sistem sosial merupakan pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan metode pembelajaran tertentu). Dalam pembelajaran menggunakan model VCT ini kegiatan kelas berorientasi pada pemecahan masalah baik secara individu, kelompok, maupun kelas. 
  4. Sistem Pendukung. Sistem pendukung merupakan segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal. Dalam pembelajaran menggunakan model VCT ini sistem pendukung yang diperlukan dari segi kondisi lingkungan fisik yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung seperti papan tulis atau LCD untuk menampilkan masalah dilematis. 
  5. Dampak instruksional. Adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran. Jadi, dampak instruksional merupakan kemampuan siswa yang diperoleh setelah dilaksanakannya pembelajaran.

Langkah-langkah Model Pembelajaran VCT 

Menurut Adisusilo (2012), tahapan proses atau langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut:

a. Kebebasan memilih (Kognitif) 

  1. Memilih dengan bebas, berarti siswa memiliki kebebasan dari segala bentuk tekanan dan bebas menentukan pilihan yang akan diambil sendiri. 
  2. Memilih dari berbagai alternatif, berarti siswa diberikan kesempatan untuk memilih nilai dari berbagai alternatif nilai yang disediakan. 
  3. Memilih sesudah dipertimbangkan konsekuensi dari setiap alternatif pilihan yang dipilih dan bertanggungjawab dengan pilihannya.

b. Menghargai (Afektif) 

  1. Nilai membuat orang merasa bangga dan senang akan pilihannya. 
  2. Menegaskan nilai yang sudah dipilih dan mengakuinya di depan umum sesuai dengan nilai yang menjadi pilihannya.

c. Berbuat (Psikomotorik) 

  1. Berperilaku dan bertindak dalam mengambil keputusan sesuai dengan pilihannya, artinya siswa mewujudkan nilai dalam sikap dan tingkah lakunya.
  2. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang baik atau buruk yang dilakukan oleh siswa maka nilai tersebutlah yang akan menjadi pola hidupnya.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran VCT 

Setiap jenis model pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran VCT. Menurut Tukiran (2011), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran VCT adalah: 

  1. Mampu membina, menanamkan nilai dan moral dalam kehidupan.
  2. Mampu menggali dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan guru. 
  3. Mampu mengklasifikasikan dan menilai kualitas nilai moral diri siswa. 
  4. Mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa.
  5. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai kehidupan. 
  6. Mampu memadukan berbagai nilai moral dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang. 
  7. Memberikan gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.

b. Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran VCT adalah: 

  1. Apabila guru/dosen tidak memiliki kemampuan melibatkan siswa dengan keterbukaan, maka akan memunculkan sikap semu atau imitasi/palsu.
  2. Sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru/dosen dalam mengejar terutama memerlukan kemampuan / keterampilan bertanya tingkat tinggi. 
  3. Memerlukan kreativitas guru/dosen dalam menggunakan media.

Daftar Pustaka

  • Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.
  • Zidni, Fitri Rahmawati. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran VCT (Klarifikasi Nilai) Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa SMP Islam Terampil Pancor Kopong. Jurnal Fajar Historia Vol.1 No.2.
  • Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Tyas, Sara Puspitaning. 2016. Keefektifan Model Pembelajaran Value Clarification Technique dalam Mengembangkan Sikap Siswa. Jurnal Satya Widya, Vol.32, No.2.
  • Djahiri, A.K. 1985. Strategi Pengajaran Afektif Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Granesia.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/10/model-pembelajaran-vct.html