Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Keterampilan Menulis

Menulis adalah suatu kemampuan dan keterampilan dalam mengungkapkan gagasan, pendapat, pikiran, ide, keinginan, atau perasaan yang ada di dalam pikiran kepada pihak lain melalui bahasa tulis atau karya tulis sehingga dapat dibaca, dimengerti dan dipahami oleh orang lain. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain.

Keterampilan Menulis

Menulis merupakan salah satu cara manusia dalam berkomunikasi selain mendengar, membaca, dan berbicara. Pesan disampaikan dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol yang dapat dipahami orang yang membacanya, sehingga pesan tersebut dapat ter-sampaikan. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi, gagasan, pemikiran, dan sebagainya.

Menulis adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu; (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau media-nya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

Pengertian Menulis 

Berikut definisi dan pengertian menulis dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Abbas (2006), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. 
  • Menurut Rofi’uddin dan Zuhdi (1999), menulis adalah suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.
  • Menurut Pudjiono (2007), menulis adalah suatu keahlian dalam menuangkan suatu ide, gagasan atau gambaran yang ada di dalam pikiran manusia, serta menjadi sebuah karya tulis yang dapat dibaca dan mudah dimengeti atau dipahami orang lain. 
  • Menurut Tarigan (2008), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. 
  • Menurut Gie (2002), menulis adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan.
  • Menurut Haryadi dan Zamzani (1996), menulis adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Tujuan Menulis 

Secara umum, tujuan menulis adalah untuk menginformasikan, meyakinkan, mengekspresikan diri, dan menghibur. Menurut Abidin (2009), tujuan menulis adalah menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca mengerti, membuat pembaca ter-persuasi oleh isi karangan, dan membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

Adapun menurut Kuncoro (2009), tujuan menulis antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Assigment Purpose (Tujuan Penugasan). Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali, penulis menulis sesuatu karena di tugaskan, bukan atas kemampuan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang di tugaskan membuat laporan atau notulen rapat). 
  2. Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik). Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
  3. Persuasif Purpose (Tujuan Persuasif). Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan. 
  4. Informational Purpose (Tujuan Informasional). Tulisan bertujuan memberikan informasi dan keterangan kepada para pembaca. 
  5. Self-Ekspressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri). Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 
  6. Creative Purpose (Tujuan Kreatif). Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian, dan sebagainya. 
  7. Problem Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah). Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang di hadapi, penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasannya sendiri agar dapat di mengerti dan di terima oleh para pembaca.

Fungsi Menulis 

Menulis memiliki beberapa fungsi, antara lain memudahkan para pelajar berpikir, juga dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan juga dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.

Adapun menurut Abidin (2008), beberapa fungsi menulis antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Menulis Mengembangkan Kecerdasan 

Menurut para ahli psikolinguistik, menulis merupakan suatu aktivitas kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmoniskan berbagai aspek, seperti pengetahuan tentang topik yang dituliskan, kebiasaan menata isi tulisan secara runut dan mudah dicerna, wawasan dan keterampilan meracik unsur-unsur bahasa sehingga tulisan menjadi dan enak dibaca, serta kesanggupan menyajikan tulisan yang sesuai dengan konvensi atau kaidah penulisan. Tumbuh-kembangnya kemampuan tersebut sekaligus mengasah pula daya pikir dan kecerdasan seseorang yang mau belajar menulis atau mengarang.

b. Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas 

Dalam kegiatan membaca, seorang pembaca dapat menemukan segala hal yang diperlukan, yang tersedia dalam bacaan. Sebaliknya, dalam menulis seseorang mesti menyiapkan dan menyuplai sendiri segala sesuatunya: isi tulisan, pertanyaan dan jawaban, ilustrasi, pembahasan, serta penyajian tulisan. Supaya tulisan menarik dan enak dibaca maka apa yang dituliskan harus ditata sedemikian rupa sehingga logis, sistematis, dan tidak membosankan.

c. Menulis Menumbuhkan Kepercayaan Diri dan Keberanian 

Menulis memerlukan keberanian. Ia harus berani menampilkan pemikirannya, termasuk perasaan, cara pikir, dan gaya tulis, serta menawarkannya kepada orang lain. Konsekuensinya, dia harus memiliki kesiapan dan kesanggupan untuk melihat dengan jernih segenap penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Penilaian atau tanggapan dari orang lain justru merupakan masukan atau pupuk bagi penulis untuk dapat memperbaiki kemampuannya dalam menulis.

d. Menulis Mendorong Kebiasaan serta Memupuk Kemampuan dalam 

Menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan informasi hasil pengamatan dan pengalaman selama ini menunjukkan bahwa penyebab orang gagal dalam menulis ialah karena ia sendiri tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Ia tidak memiliki informasi yang cukup tentang topik yang akan ditulis, serta malas mencari informasi yang diperlukannya. Pada awalnya, seseorang menulis karena ia memiliki ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu yang menurut pertimbangannya penting untuk disampaikan dan diketahui oleh orang lain. Tetapi, kerap informasi yang dimiliki tentang isi tulisan tidak dimiliki dengan cukup.

Jenis-jenis Menulis 

Berdasarkan isi tulisan, menulis dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Menulis Deskripsi 

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata atas suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi melalui tulisannya mengharapkan pembaca dapat melihat, mendengar, mencium bau, mencicipi dan merasakan hal yang sama dengan penulis. Deskripsi pada dasarnya merupakan hasil dari pengamatan melalui panca indera yang disampaikan dengan kata-kata.

b. Menulis Narasi 

Narasi pada dasarnya adalah karangan atau tulisan yang berbentuk cerita. Cerita itu tentunya didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Di dalam peristiwa itu ada tokoh, mungkin tokoh itu adalah penulis sendiri, teman penulis, atau orang lain, dan tokoh itu mengalami masalah atau konflik. Bisa saja dalam cerita itu menghadirkan satu konflik atau serangkaian konflik yang dihadapi oleh tokoh dalam ceritamu itu. Jadi, dalam sebuah narasi terdapat tiga unsur pokok, yaitu : peristiwa, tokoh, dan konflik. Ketiga unsur itu diramu menjadi satu dalam sebuah jalinan yang disebut alur atau plot. Dengan demikian, narasi adalah cerita berdasarkan alur. Sering juga narasi diartikan sebagai cerita yang didasarkan pada kronologi waktu.

c. Menulis Eksposisi 

Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan terhadap suatu hal. Penyampaian gagasan dilakukan secara analitis kronologis waktu maupun ruang. Tulisan berjenis eksposisi biasanya merupakan bagian dari karangan ilmiah. Penulisan eksposisi dilakukan dengan cara menyusun kerangka karangan yang memuat kata-kata kunci yang didukung oleh penjelasan-penjelasan, contoh-contoh, ilustrasi, maupun bukti.

d. Menulis Argumentasi 

Argumentasi dibentuk dari kata argumen yang berarti alasan. Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan untuk menyatakan kebenaran dengan didukung argumen atau alasan yang sesuai. Termasuk dalam bentuk ini adalah tulisan yang bertujuan mengajak, membujuk, dan mempengaruhi orang lain. Argumentasi sering pula dibedakan dengan persuasi yang lebih bertujuan membujuk atau mempengaruhi orang lain, sementara argumentasi diartikan sebagai tulisan yang isinya bersifat meyakinkan suatu hal kepada orang lain terhadap suatu hal.

e. Menulis Persuasi 

Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu ini atau pada masa yang akan datang. Oleh karena tujuan akhirnya agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam cara-cara untuk mengambil keputusan.

Teknik-teknik Menulis 

Menulis memiliki beberapa teknik, dari yang paling mudah atau sederhana sampai dengan menulis profesional. Beberapa teknik menulis yang dapat diajarkan di sekolah antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Menyalin (Copying). Kegiatan menyalin tulisan tulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya dilakukan pada kelas rendah yaitu kelas I yang baru belajar menulis kalimat. Kegiatan ini dapat berupa kegitan siswa menyalin langsung sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru. 
  2. Menulis Terbimbing (Guided Writing). Teknik menulis secara terbimbing dapat berupa wacana atau dialog pendek dengan beberapa kata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara mendiktekan kalimat, menyajikan suatu gambar sebagai stimulus mereka dalam mengembangkan ingatan, kemudian siswa diminta untuk melengkapi kalimat dengan kata-kata mereka sendiri. 
  3. Menulis Kalimat (Subsititution Writing). Kegiatan keterampilan menulis berupa menulis kalimat atau wacana kembali, tetapi ada beberapa bagian yang diganti dengan hal-hal yang serupa dengan kehidupan nyata. 
  4. Menulis Bebas (Free Writing). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memerlukan penguasaan kosakata dan tata bahasa yang cukup. Guru dapat memberikan suatu model tulisan atau gambaran tentang topik yang mungkin merupakan objek yang menarik bagi siswa.

Proses dan Tahapan Menulis 

Menulis merupakan suatu proses yang kemampuan, pelaksanaan, dan hasilnya diperoleh secara bertahap. Artinya, untuk menghasilkan tulisan yang baik, umumnya orang melakukannya berkali-kali. Menulis juga merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu fase pra-penulisan, penulisan, dan pasca-penulisan.

Menurut Suparno (2009), proses tahapan menulis adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pra-penulisan 

Tahap ini merupakan fase persiapan menulis, pada tahap ini merupakan fase mencari, menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan dan diperlukan penulis. Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam menulis, sehingga apa yang ingin ditulis dapat disajikan dengan baik. Pada fase pra-menulis ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka-kerangka.

b. Tahap Penulisan 

Pada tahap ini penulis sudah menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi yang relevan, serta membuat kerangka karangan. Dengan menyelesaikan semua itu berarti proses menulis siap dilaksanakan dengan mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.

c. Tahap Pasca-penulisan 

Fase ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram (draf) karangan pertama yang dihasilkan. Kegiatan ini terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan di sini diartikan sebagai kegiatan membaca ulang suatu buram karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan memeriksa baik unsur mekanik ataupun isi karangan. Tujuannya adalah untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsur-unsur karangan yang perlu disempurnakan. Kegiatan ini bisa dilakukan penulisnya sendiri. Berdasarkan hasil penyuntingan itulah kegiatan rivisi atau perbaikan karangan dilakukan. Kegiatan revisi itu dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan.

Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis 

Menulis adalah keterampilan yang paling kompleks, karena keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang menuntut pengalaman, waktu, kesepakatan, latihan serta memerlukan cara berpikir yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Menurut Tarigan (2008), beberapa kita yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis adalah sebagai berikut:

  1. Banyak membaca. Cara terbaik untuk memperluas dan memperkaya ide dan gagasan tersebut adalah dengan membaca. Semakin banyak kita membaca maka semakin banyak pula pengetahuan kita. 
  2. Menulis secara teratur. Menulis yang teratur dapat menjaga dan meningkatkan kualitas tulisan yang kita hasilkan. Hal ini dikarenakan kebiasaan menulis yang dijaga dengan baik tidak akan melunturkan cara dan gaya bahasa kita dalam menulis. 
  3. Belajar cara menulis yang baik dan benar. Semakin banyak kita belajar menulis maka semakin banyak pula kemampuan kita dalam membuat tulisan yang baik.
  4. Perhatikan mood. Tulisan merupakan cerminan dari kepribadian dan intelektual penulisnya. Jadi, menulis dalam keadaan mood yang baik akan sangat berpengaruh dalam menghasilkan kualitas tulisan yang bagus. 
  5. Kebiasaan melakukan evaluasi. Melakukan evaluasi terhadap hasil tulisan yang kita buat sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bermanfaat ketika kita mengalami kesalahan dalam menulis baik berupa pengejaan kata yang salah, penulisan angka dan huruf yang salah, hingga pembuatan tulisan dengan gaya bahasa yang salah. 
  6. Minta pendapat. Salah satu cara terbaik dan cepat dalam meningkatkan kualitas kita adalah dengan meminta pendapat kepada seseorang yang sudah mahir menulis mengenai tulisan yang sudah kita buat. Cara meminta pendapat ini sangat efisien dalam meningkatkan kualitas menulis kita, karena kita akan cepat mengetahui dimana letak kesalahan kita dalam menulis dan bagaimana koreksi kebenarannya.

Daftar Pustaka

  • Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
  • Rofi'uddin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyati. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
  • Pudjiono, Setyawan. 2007. Konsep Dasar Menulis, Modul Pendidikan FBS UNY. Yogyakarta: Staff Site UNY.
  • Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  • Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
  • Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Balai Pustaka.
  • Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Abidin, Yunus. 2009. Guru dan Pembelajaran Bermutu. Bandung: Rizki Press.
  • Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga.
  • Suparno, M.Y. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Keterampilan Menulis. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/11/keterampilan-menulis.html