Social Comparison
Social comparison atau perbandingan sosial adalah suatu perilaku atau proses berpikir seseorang dalam mengevaluasi dan membandingkan dirinya dengan orang lain mulai dari sikap, fisik, pencapaian, sampai kemampuan diri untuk memperoleh pemahaman atas diri sendiri yang dipengaruhi oleh adanya keberadaan orang lain. Social comparison merupakan sarana yang membantu individu untuk mengeksplorasi, mengkonfirmasi ataupun menolak aspek identitas mereka sendiri, karena individu membandingkan diri dengan orang-orang yang serupa maupun orang-orang yang berbeda dengan mereka.
Social comparison merupakan perilaku membandingkan diri dengan orang lain atau lingkungan sekitar guna mendapat pemahaman atas dirinya dan lingkungannya yang bertujuan untuk kebutuhan evaluasi diri. Perbandingan merupakan evaluasi diri yang penting dan tidak bergantung pada kondisi objektif dibandingkan bagaimana menilai diri dengan orang lain pada atribut tertentu.
Perbandingan sosial merupakan proses berpikir individu tentang dirinya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain dan digunakan untuk mengevaluasi pendapat dan kemampuan dirinya sesuai dengan lingkungan sekitarnya. perbandingan sosial muncul dalam dua sisi yang berbeda, yaitu upward comparison dan downward comparison. Upward comparison adalah dimana individu membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih baik dari dirinya. Sedangkan downward comparison adalah individu membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih buruk dari dirinya.
Pengertian lain menyebutkan bahwa social comparison adalah sebuah cara yang digunakan individu dalam melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri dengan membandingkan penampilan diri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain atau lingkungan sosialnya untuk memenuhi kebutuhan evaluasi diri, pencapaian diri atau melakukan peningkatan diri, dan perbaikan diri. Melalui social comparison kita juga menyadari posisi kita di mata orang ain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka bila kita menilai orang relatif memiliki posisi yang sama dengan kita.
Pengertian Social Comparison
Berikut definisi dan pengertian social comparison atau perbandingan sosial dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Schaefer dan Thompson (2014), social comparison adalah kecenderungan seseorang mengevaluasi penampilan fisiknya dengan melakukan perbandingan akan penampilan mereka dengan orang lain.
- Menurut Guyer dan Johnston (2018), social comparison adalah proses mengevaluasi diri sendiri mulai dari hal sikap, fisik, pencapaian terhadap sesuatu, serta beberapa aspek kemampuan diri yang dimiliki dengan orang lain.
- Menurut Jones (2011), social comparison adalah proses berpikir seseorang dalam membandingkan dirinya dengan orang lain berdasarkan aspek yang telah dibentuk secara sosial dan proses berpikir tersebut dipengaruhi oleh adanya keberadaan orang lain.
- Menurut Guimond (2006), social comparison adalah perilaku membandingkan diri pada orang lain yang dianggap lebih baik maupun lebih buruk dengan tujuan menilai dan mengevaluasi diri.
- Menurut Gibbons dan Buunk (2006), social comparison adalah cara bagaimana kita menggunakan orang lain untuk dibandingkan sebagai media untuk memperoleh pemahaman atas diri sendiri dan dunia sosial dengan guna evaluasi diri.
- Menurut Sunartio (2012), social comparison adalah sebuah proses evaluasi yang mencangkup pencarian informasi dan melakukan penilaian tentang dirinya terhadap orang lain untuk mengetahui standar dari luar diri mereka.
Aspek-aspek Social Comparison
Menurut Gibbons dan Buunk (2006), social comparison atau perbandingan sosial terdiri dari dua aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan (ability)
Setiap individu cenderung ingin menyamakan diri dengan lingkungannya, oleh karena itu individu berusaha mengurai berbagai perbedaan yang signifikan dengan orang lain, salah satunya dalam aspek kemampuan (ability). Oleh karena adanya dorongan untuk berubah menjadi lebih baik, seringkali individu membandingkan kemampuan dirinya dengan orang lain agar diperoleh kemampuan yang setara. Apabila kemampuan individu berbeda dengan orang lain, individu akan memiliki dorongan untuk meningkatkan kemampuannya sehingga mencapai keadaan dimana perbedaan antara dirinya dengan orang lain menjadi sedikit dan tidak berjarak. Dorongan ini bersifat searah, sehingga sehubungan dengan itu perubahan pendapat relatif mudah terjadi dari pada perubahan kemampuan.
b. Pendapat (opinion)
Opinion merupakan tolak ukur perbandingan melalui aspek pendapat. Individu seringkali membandingkan pendapatnya sendiri pada orang lain. Apabila pendapat seseorang terkait penampilan menarik dan citra dirinya berbeda dengan pendapat orang lain, hal ini memiliki kecenderungan orang tersebut mengubah pendapatnya agar mendekati pendapat orang lain atau melakukan sebaliknya. Membandingkan pendapat ini bersifat dua arah, apabila pendapat individu berbeda dengan orang lain, maka individu tersebut cenderung untuk mengubah pendapat agar sesuai dengan orang lain. Sebaliknya, individu dapat mengubah pendapat orang lain yang berbeda dengan dirinya supaya menyamai dirinya.
Adapun menurut Wheeler dan Miyake (1992), beberapa aspek yang melatar-belakangi individu melakukan perbandingan sosial dengan orang lain adalah sebagai berikut:
- Personality (Kepribadian). Kepribadian adalah pola yang cenderung permanen dari trait dan karakteristik unik yang membuat perilaku individu bersifat konsisten dan individual. Berdasarkan dari kata trait, bahwa setiap orang memiliki kepribadian yang unik, sehingga ketika seseorang melihat orang lain dengan kepribadian yang berbeda dengan dirinya, orang tersebut senantiasa akan membandingkan kepribadiannya dengan orang lain.
- Wealth (Kekayaan). Kekayaan (wealth) adalah kelimpahan harta maupun benda yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini, seseorang terkadang melakukan perbandingan sosial dengan orang lain dalam aspek ekonomi/kekayaan.
- Lifestyle (Gaya Hidup). Sama halnya dengan kepribadian dan kekayaan, gaya hidup setiap orang juga berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan di mana dan bagaimana ia hidup dan menetap.
- Physical Attractiveness (Daya Tarik Fisik). Setelah seseorang terbentuk karena kepribadiannya, kemudian berlanjut dengan pembentukan penampilan fisik. Setiap orang memiliki daya tarik fisik yang berbeda-beda. Karena berbedanya cara orang menarik orang lain terhadap penampilan fisiknya, maka orang tersebut akan membandingkan dirinya dengan orang lain mengenai penampilan dan daya tarik fisik.
Jenis-jenis Social Comparison
Menurut Eddleston (2009), terdapat dua jenis perbandingan sosial atau social comparison, yaitu sebagai berikut:
a. Perbandingan ke atas (upward comparison)
Upward comparison adalah social comparison yang dilakukan individu dengan memiliki objek pembandingan yang dianggap lebih baik daripada dirinya. Upward comparison membandingkan dirinya dengan orang yang lebih baik, dari segi kemampuan, pengetahuan, karir dan lain sebagainya. Orang dengan kecenderungan upward comparison biasanya memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
b. Perbandingan ke bawah (downward comparison)
Downward comparison adalah social comparison yang dilakukan individu dengan memiliki objek pembandingan yang dianggap lebih buruk daripada dirinya. Downward comparison dilakukan dengan membandingkan dirinya dengan orang yang lebih inferior. Seseorang akan membandingkan dengan orang yang tidak lebih baik dari dirinya dengan tujuan untuk mempertahankan atau menguatkan citra diri yang dimilikinya. Downward comparisons membuat individu merasa lebih nyaman dengan dirinya sendiri dan dengan situasi yang ada saat ini.
Motif Social Comparison
Menurut Jones (2001), terdapat beberapa motif yang mendasari individu melakukan perbandingan sosial atau social comparison, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Evaluasi diri
Motif evaluasi diri bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai kedudukan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain, atribut, keterampilan dan harapan sosial. Individu memiliki kecenderungan untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain dan motif evaluasi diri merupakan satu-satunya motif yang sangat jelas berasal dari teori asli social comparison. Individu memiliki dorongan untuk mengevaluasi pendapat ataupun kemampuan mereka melalui orang lain. Hal tersebut disebabkan tidak adanya standar eksternal yang objektif bagi individu untuk dapat menilai diri mereka, dan memfokuskan pembahasannya mengenai motif evaluasi iri pada dua dimensi yaitu, opini dan kemampuan.
b. Perbaikan diri
Perbaikan diri digunakan untuk mempelajari bagaimana cara memperbaiki karakteristik tertentu dalam diri individu atau untuk memecahkan suatu masalah. Motif perbaikan diri sering juga tidak disebutkan sebagai motif social comparison yang berbeda atau terpisah dari motif evaluasi diri, dan mungkin hanya akan berlaku untuk dimensi kemampuan. Satu alasan bagi individu yang membandingkan dirinya dengan orang lain adalah untuk belajar lebih banyak tentang kemampuan mereka, sehingga mereka menjadi semakin baik.
c. Peningkatan diri
Peningkatan diri biasanya muncul ketikan individu ingin melindungi harga diri mereka dan mempertahankan pandangan positif tentang diri ketika mereka berada dalam ancaman atau ketidakpastian. Biasanya motif ini didefiniskan sebagai social comparison yang dimaksudkan khusus untuk meningkatkan harga diri atau konsep diri individu. Mungkin satu alasan untuk motif ini adalah bahwa peningkatan diri tidak dilihat sebagai motif yang konsisten yang mendasari social comparison, tetapi motif peningkatan diri sangat bervariasi terkait fungsi dari konteks atau lingkungan di mana social comparison terjadi.
Proses Social Comparison
Menurut Jones (2001), perbandingan sosial atau social comparison memiliki beberapa proses atau tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Mencari Informasi Sosial
Dalam proses ini, individu mencari informasi sosial dengan memilih target atau tipe dari informasi sosial untuk observasi lebih lanjut. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan ini terdiri dari memilih orang lain yang berhubungan dengan diri sendiri (misalnya adalah mencari orang yang serupa dengan suatu hal yang nantinya akan dibandingkan dengan diri sendiri). Pencarian ini dilakukan secara:
- Tidak langsung, dimana pencarian tidak langsung berarti mencari target atau orang lain dengan hanya mengobservasi.
- Langsung, dimana pencarian langsung berarti mencari orang lain yang sesuai dengan tujuan apa yang ingin dibandingkan dengan dirinya.
b. Encountering Social Information
Setelah melakukan pencarian target secara langsung maupun tidak langsung, seseorang kemudian melakukan aktivitas Encountering Social Information, atau disebut juga menghadapi informasi sosial yang didapat tersebut. Dimana dalam aktivitas ini, hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menyaring/memilih orang lain untuk dihubungkan atau dibandingkan.
- Jika terdapat lebih dari satu orang yang dijadikan subjek untuk dibandingkan, hanya memilih satu orang yang dijadikan subjek.
c. Membangun Informasi Sosial
Tahap selanjutnya dalam aktivitas mencari informasi sosial adalah membangun informasi sosial, yaitu kegiatan mengumpulkan segala bentuk informasi yang didapat kemudian dihubungkan dengan diri sendiri.
d. Memikirkan hal-hal yang didapat dari informasi sosial tersebut dan dihubungkan dengan diri sendiri
Pada tahap ini, seseorang mencari kesamaan, perbedaan, atau keduanya antara diri sendiri dengan orang lain. Dalam tahapan ini, aktivitas yang dilakukan seseorang adalah:
- Hanya mengenali orang yang memiliki kesamaan atau yang berhubungan dengan diri sendiri, baik upward ataupun downward.
- Secara intens berfokus pada orang lain serta mencermati persamaan dan perbedaan yang dimiliki dengan dirinya sendiri.
- Membuat keputusan dan mengonfirmasi mengenai pendirian relatif diri sendiri dan orang lain.
- Menginterpretasikan pendirian tersebut dengan melakukan perbandingan dengan atribut atau dimensi yang berhubungan (seperti gender dan usia).
e. Bereaksi akan informasi sosial tersebut
Setelah seseorang telah mengumpulkan informasi secara sosial yang dicarinya, kemudian mencari kesamaan dan perbedaan dari orang lain tersebut, muncullah sikap seseorang dimana ia bereaksi terhadap informasi-informasi tersebut. Dalam tahap ini, terdapat tiga komponen seseorang bereaksi terhadap informasi yang didapat, yaitu:
- Kognitif. Komponen pertama merupakan bagaimana individu mengevaluasi diri, membuat seseorang menjadi disonansi, dan menyangkal perbandingan tersebut.
- Afektif. Setelah seseorang bereaksi terhadap informasi dari kognitifnya, individu akan bereaksi pada afektifnya. Hal tersebut ditandakan seperti apakah setelah melakukan evaluasi pada diri, muncul perasaan seperti iri, bangga, dan lain-lain.
- Psikomotor. Tahap bereaksi terakhir adalah pada tahap psikomotor dimana telah adanya tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut. Tindakan yang menggambarkan tahap ini adalah seperti mulai mengubah sikap atau perilaku. Apakah akan mengikuti perilaku orang lain yang menjadi pembanding, atau menjauhi perilaku tersebut.
Daftar Pustaka
- Schaefer, L.M., & Thompson, J.K. 2014. The Development and Validation of The Physical Appearance Comparison Scale-Revised (PACS-R). Eating Behaviors.
- Guyer, J.J., dan Vaughan-Johnston, T.I. 2018. Social Comparisons (Upward and Downward). Encyclopedia of Personality and Individual Differences.
- Jones, D.C. 2001. Social Comparison and Body Image: Attractiveness Comparison to Models and Peers Among Adolescent Girls and Boys.
- Guimond, S. 2006. Social Comparison and Social Psychology: Understanding Cognition, Intergroup Relations, and Culture. Cambridge University Press.
- Gibbons, F.X., dan Buunk, B.P. 2006. Individual Differences in Social Comparison: Development of A Scale of Social Comparison Orientation. Journal of Personality and Social Psychology.
- Sunartio, dkk. 2012. Social Comparison dan Body Dissatisfaction pada Wanita Dewasa Awal. Jurnal Humanitas, Vol.IX, No.2.
- Wheeler, L., & Miyake, K. 1992. Social Comparison in Everyday Life. Journal of Personality and Social Psychology.
- Eddleston, K.A. 2009. The Effects of Social Comparisons on Managerial. Career Satisfaction And Turnover Intentions. Career Development International.