Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Efficient Market Hypothesis

Efficient Market Hypothesis adalah sebuah teori hipotesis yang menyatakan bahwa harga saham atau surat berharga merupakan gambaran, refleksi atau cerminan dari semua informasi yang tersedia tentang surat berharga atau saham tersebut. Melalui hipotesis ini menyebutkan bahwa jika ada informasi baru yang menyebar, maka harga saham akan menyesuaikan secara cepat dan tidak bias terhadap informasi baru, sehingga harga saham akan terkoreksi kembali ke nilai wajar dan tidak ada kesempatan bagi investor untuk memperoleh abnormal return.

Efficient Market Hypothesis

Efficient Market Hypothesis pertama kali diperkenalkan oleh Fama pada tahun 1970. Teori Efficient Market Hypothesis berkaitan dengan harga surat berharga atau saham yang diperdagangkan pada nilai wajarnya (fair value), sehingga tidak seorang pun mampu memperoleh imbal hasil yang tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan dengan risiko dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam perkembangan teori keuangan dan merupakan salah satu kerangka dasar keuangan.

Efficient Market Hypothesis atau dikenal sebagai Random Walk Theory menyatakan bahwa harga saham yang terbentuk merupakan refleksi dari seluruh informasi yang ada. Pasar modal dikatakan efisien salah satunya jika harga saham mencerminkan keseluruhan dari informasi yang tersedia di pasar. Keseluruhan informasi harus tersedia bagi investor, untuk mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan dan saham perusahaan.

Pengertian Efficient Market Hypothesis 

Berikut definisi dan pengertian Efficient Market Hypothesis dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Bodie, dkk (2014), Efficient Market Hypothesis adalah sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa harga dari sebuah surat berharga menggambarkan secara lengkap ketersediaan informasi tentang surat berharga tersebut. 
  • Menurut Fabozzi (1999), Efficient Market Hypothesis adalah harga saham yang terbentuk merupakan refleksi dari seluruh informasi yang ada. 
  • Menurut Fahmi (2012), Efficient Market Hypothesis adalah teori yang menyatakan bahwa dalam pasar bebas, dengan persaingan dalam memperoleh keuntungan, semua informasi pengetahuan dan perkiraan direflesikan secara akurat di dalam harga-harga pasar. 
  • Menurut Tandelilin (2010), Efficient Market Hypothesis adalah kondisi pasar yang efisien dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.

Bentuk-bentuk Efficient Market Hypothesis 

Menurut Bodie, dkk (2014), Efficient Market Hypothesis atau pasar efisien memiliki tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:

a. The Weak-form (pasar efisien bentuk lemah) 

Pasar dikatakan efisien bentuk lemah apabila semua informasi masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang. Informasi di sini meliputi harga dan volume perdagangan, peristiwa di masa lalu, dan informasi masa lalu lainnya. Berdasarkan harga dan volume masa lalu itu berbagai model analisis teknis digunakan untuk menentukan arah harga apakah akan naik atau akan turun.

Asumsi yang ada pada hipotesis ini adalah, bahwa harga pasar telah mencerminkan keuangan yang lalu dan data-data berupa harga dan volume perdagangan di masa lalu, seharusnya tidak berhubungan dengan keuangan yang akan datang. Jadi investor tidak bisa memperoleh sedikit keuntungan dengan menggunakan trading rules berdasarkan pada informasi masa lalu yang terdapat di pasar modal. Pada akhirnya sinyal tersebut akan kehilangan nilainya saat diketahui secara luas karena sebuah sinyal beli akan menyebabkan lonjakan harga secara cepat.

Informasi seperti harga dan volume perdagangan di masa lalu tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang akan datang, karena sudah tercermin pada harga saat ini. Dalam keadaan pasar seperti ini biasanya seorang investor akan melakukan jual beli berdasarkan data historis yang belum tentu mencerminkan keadaan pasar sekarang. Oleh karena itu, Dalam pasar bentuk ini, akan lebih baik bagi investor untuk melakukan analisis fundamental bila dibandingkan dengan analisis teknikal dalam rangka mengambil kelebihan imbal hasil pada jangka panjang.

b. Semi Strong-form (Pasar efisien bentuk setengah kuat) 

Teori semistrong-form menyatakan bahwa apabila investor mempunyai akses informasi umum yang tersedia yang mengenai prospek sebuah perusahaan maka investor akan mengharapkan informasi tersebut termasuk informasi mengenai fundamental data pada lini produk perusahaan, kualitas manajemen, komposisi neraca keuangan, hak paten yang dimiliki, peramalan pendapatan, dan akuntansi sebagai tambahan harga saham masa lampau.

Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga saham mencerminkan secara penuh semua informasi yang dipublikasikan, termasuk di dalamnya informasi pada laporan keuangan perusahaan emiten. Bentuk pasar semi strong memiliki tingkat efisiensi pasar yang lebih besar dibandingkan bentuk pasar lemah atau weak-form. Pada bentuk pasar semi strong maka data historis yang berupa informasi mengenai saham (harga, volum, dan sebagainya) di pasar modal diketahui dan dijadikan acuan investor untuk mengambil keputusan investasi selanjutnya, selain dari itu informasi atau berita publik juga diperoleh dan dijadikan sebagai acuan bagi investor dalam mengambil langkah investasi selanjutnya.

Pada bentuk pasar ini, tidak ada investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk memperoleh abnormal return. Asumsi yang ada pada hipotesis ini adalah, bahwa pada saat investor mengambil keputusan setelah informasi baru dipublikasikan seharusnya tidak memperoleh keuntungan abnormal karena harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang telah dipublikasikan. Harga saham akan bereaksi dengan cepat dan akurat menyesuaikan ke tingkat harga yang baru ketika informasi publik diumumkan.

c. Strong-form (Pasar efisien bentuk kuat) 

Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan data yang lebih lengkap, yaitu harga masa lalu, volume masa lalu, informasi yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara umum. Pasar dikatakan efisien kuat jika harga-harga saham mencerminkan secara penuh semua informasi yang tersedia, termasuk informasi yang privat. Pada bentuk pasar ini, tidak ada investor yang dapat memperoleh abnormal return karena mempunyai informasi privat.

Keadaan pasar akan dikatakan sempurna atau kuat jika informasi pribadi tercerminkan ke dalam harga saham sehingga tidak ada informasi yang dimiliki atau tersimpan sendiri oleh seorang individu khususnya individu dalam suatu perusahaan. Keadaan pasar dalam bentuk kuat atau strong-form sangat sulit ditemukan di suatu pasar modal. Hal ini dipicu karena terdapat faktor internal atau individu di dalam suatu entitas yang dapat mengambil aksi terlebih dahulu untuk mendapatkan keuntungan sebelum informasi yang diketahuinya disebarkan kepada publik.

Faktor Penyebab Efficient Market Hypothesis 

Parameter penting untuk menilai sejauh mana suatu pasar dikatakan efisien adalah seberapa cepat informasi baru (new release) dapat ter-capture oleh pasar sehingga memunculkan penyesuaian menuju keseimbangan (ekuilibrium) harga saham di pasar.

Menurut Hartono (2017), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pasar menjadi efisien, yaitu sebagai berikut: 

  1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. 
  2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. 
  3. Informasi yang dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya sehingga investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 
  4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.

Perubahan harga dalam suatu pasar yang kompetitif ditentukan oleh besar kecilnya permintaan serta penawaran. Apabila suatu informasi terbaru masuk ke pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva bersangkutan. Harga merupakan cerminan dari adanya informasi yang diperoleh pelaku pasar secara menyeluruh, sehingga apabila harga memiliki kandungan informasi maka dapat dikatakan harga yang terbentuk sepenuhnya mencerminkan informasi yang ada.

Kondisi akan berbeda pada pasar yang tidak efisien, dimana harga dalam sekuritas menjadi lamban atau kurang bisa mencerminkan semua informasi yang ada. Di sini terjadi lag informasi karena adanya penghambat atau barrier dalam mengakses informasi. Lag informasi pada pasar yang tidak efisien ini akan mudah dimanfaatkan investor untuk memperoleh keuntungan di atas rata-rata (abnormal return).Terdapat beberapa ciri dari pasar yang tidak efisien, yakni jika kondisi-kondisi berikut terjadi, yaitu: 

  1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang tidak dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. 
  2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama.

Adapun beberapa faktor yang menjadi penyebab pasar tidak efisien adalah sebagai berikut: 

  1. Beberapa pelaku pasar seperti investor melakukan hal yang dapat mempengaruhi harga sekuritas.
  2. Informasi tidak dapat diperoleh dalam waktu yang sama oleh seluruh investor dan untuk memperolehnya dibutuhkan biaya yang mahal. 
  3. Adanya prediksi yang dilakukan sehingga informasi yang selanjutnya akan diumumkan sudah terlebih dahulu diketahui oleh pelaku pasar atau investor. 
  4. Pengguna informasi bukan merupakan investor yang cepat tanggap dalam mengambil keputusan, namun merupakan seorang naif investor.

Anomali Efficient Market Hypothesis 

Meskipun efficient market hypothesis telah menjadi konsep yang dapat diterima di bidang keuangan, namun banyak penelitian yang menemukan adanya kejadian yang bertentangan dengan pasar efisien. Kejadian yang bertolak belakang dengan efficient market hypothesis disebut dengan anomali pasar, yaitu kejadian yang berlawanan atau bertentangan dengan konsep teori pasar modal efisien dan penyebab kejadian tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mudah.

Beberapa anomali pasar dalam efficient market hypothesis antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Reversal Effect. Anomali ini pertama kali di temukan oleh DeBondr dan Thaler pada tahun 1983. Reversal Effect merupakan efek pengembalian rata-rata return atau sebutan lain untuk anomali winner loser, yaitu kecenderungan saham yang mempunyai kinerja yang buruk (loser) akan berbalik menjadi saham yang memiliki kinerja yang baik (winner) pada periode berikutnya dan begitu juga sebaliknya. 
  2. Neglected firm effect. Anomali ini pertama kali ditemukan oleh Avner Arbel pada tahun 1982. Neglected firm effect merupakan kecenderungan mengenai investasi pasar saham pada perusahaan yang kurang dikenal oleh masyarakat, dimana dapat memberikan abnormal return. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung tidak mendapat perhatian investor besar, sehingga informasi mengenai perusahaan ini cenderung tidak dipublikasikan. Minimnya informasi tersebut membuat perusahaan kecil memiliki risiko yang lebih besar sehingga memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi.
  3. January effect. Merupakan anomali pasar yang menyatakan bahwa return saham di bulan Januari memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. 
  4. Side effect. Merupakan anomali dimana perusahaan yang kecil memiliki risk adjusted return yang lebih tinggi dari perusahaan dengan ukuran besar. Anomali ini pertama kali ditemukan oleh Banz dan Reinganum pada tahun 1981. 
  5. Price earning (P/E) effect. Merupakan anomali dimana saham yang memiliki P/E rendah menunjukkan risk adjusted return yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham yang memiliki P/E tinggi. Anomali ini pertama kali ditemukan oleh Basu pada tahun 1977. 

Daftar Pustaka

  • Bodie, Zvi dkk. 2014. Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
  • Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
  • Fabozzi, F.J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
  • Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
  • Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Efficient Market Hypothesis. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/12/efficient-market-hypothesis.html