Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Loyalitas Karyawan

Loyalitas karyawan adalah aktivitas fisik dan psikologis yang ditunjukkan oleh karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam sebuah organisasi dengan setia mengikuti dan menaati hal-hal yang menjadi keharusannya meliputi kesetiaan terhadap pekerjaan, jabatan dan struktur organisasi. Loyalitas juga dapat diartikan sebagai tekad dan kesanggupan seorang karyawan untuk taat dan melaksanakan peraturan perusahaan yang disertai dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Loyalitas Karyawan

Loyalitas karyawan kepada perusahaan ditunjukkan melalui sebuah sikap, yaitu sejauh mana seseorang karyawan mengidentifikasi tempat kerjanya yang ditujukan dengan keinginan untuk bekerja dan berusaha sebaik-baiknya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan. Loyalitas para karyawan bukan hanya sekedar kesetiaan fisik atau keberadaannya di dalam sebuah perusahaan, namun termasuk pikiran, perhatian, gagasan, serta dedikasinya tercurah sepenuhnya kepada organisasi.

Loyalitas karyawan juga diartikan sebagai manifestasi dari komitmen organisasi, dengan identifikasi kekuatan relatif dari tiap individu dan keterlibatan dalam organisasi tertentu. loyalitas juga merupakan kondisi psikologis yang mengikat karyawan dan perusahaannya untuk tetap tinggal tetapi bagaimana merasa menjadi bagian dari organisasi, setia mengikuti dan menaati hal-hal yang menjadi keharusannya meliputi kesetiaan terhadap pekerjaan, jabatan dan organisasi.

Pengertian Loyalitas Karyawan 

Berikut definisi dan pengertian loyalitas karyawan dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Oei (2010), loyalitas karyawan adalah kondisi psikologis yang mengikat karyawan dan perusahaannya. Artinya kondisi psikologis inilah yang akan membuat karyawan merasa menjadi bagian dari sebuah organisasi. Loyalitas bukan hanya sebatas bagaimana anggota tetap tinggal, tetapi juga rasa menjadi bagian dari sebuah organisasi sehingga karyawan tersebut dapat mengoptimalkan kerjanya.
  • Menurut Sudimin (2003), loyalitas karyawan adalah kesediaan karyawan dengan seluruh kemampuan, keterampilan, pikiran, dan waktu untuk ikut serta mencapai tujuan organisasi dan menyimpan rahasia organisasi serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan organisasi selama orang itu masih berstatus sebagai karyawan.
  • Menurut Hasibuan (2011), loyalitas karyawan adalah kesetiaan yang dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab. 
  • Menurut Kadarwati (2003), loyalitas karyawan adalah aktivitas fisik, psikologis, dan sosial yang menyebabkan individu memilih sikap untuk mengikuti aturan tekad untuk melakukan dan mempraktikkan sesuatu yang dipahami sebagai sesuatu yang bermakna, penuh pengetahuan dan tanggung jawab serta persepsi pribadi terhadap upaya pencapaian tujuan organisasi. 
  • Menurut Poerwopoespito (2000), loyalitas karyawan adalah sikap karyawan yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dengan tanggung jawab, jujur dalam bekerja, hubungan kerja yang baik dengan atasan, kerja sama yang baik dengan rekan kerja, disiplin, menjaga citra perusahaan dan adanya kesetiaan untuk bekerja dalam waktu yang lebih panjang.

Tujuan Loyalitas Karyawan 

As'ad (2013), loyalitas karyawan memiliki beberapa tujuan, antara lain yaitu sebagai berikut:

  1. Meningkatkan produktivitas kerja pada posisinya saat ini, jika peningkatan kinerja akan mempengaruhi produktivitas kerja. 
  2. Peningkatan kualitas dan kuantitas, dimana karyawan yang sangat loyal akan mendapatkan keuntungan dari membuat lebih sedikit kesalahan dalam pekerjaan mereka. 
  3. Dalam perencanaan sumber daya manusia, loyalitas yang baik dapat memungkinkan tenaga kerja untuk bekerja lebih lama di masa yang akan datang. 
  4. Jika perusahaan menyelenggarakan program pelatihan yang sesuai maka lingkungan dan suasana organisasi akan lebih baik dengan suasana kerja yang nyaman, loyalitas karyawan akan mempengaruhi semangat kerja. 
  5. Loyalitas karyawan dapat membantu menghindari stres di tempat kerja serta loyalitas meningkatkan tingkat interaksi yang akan mempengaruhi kinerja bisnis. 
  6. Retensi karyawan sangat menguntungkan kedua belah pihak yaitu perusahaan dan karyawan itu sendiri. Bagi karyawan akan tercipta integritas, kebijaksanaan dan rasa hormat dalam bekerja.

Aspek-aspek Loyalitas Karyawan 

Menurut Chaerudin, dkk (2020), loyalitas karyawan pada sebuah organisasi atau perusahaan dapat diketahui melalui beberapa aspek atau indikator, yaitu sebagai berikut:

a. Taat pada peraturan 

Seorang karyawan yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Ketaatan ini timbul dari kesadaran karyawan jika peraturan yang dibuat oleh perusahaan semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya pelaksanaan kerja perusahaan. Kesadaran ini membuat karyawan akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut terhadap sanksi yang diterima apabila melanggar peraturan tersebut. Segala kebijakan yang diterapkan di perusahaan untuk memperlancar dan mengatur pelaksanaan tugas pimpinan perusahaan dihormati dan dilaksanakan dengan benar. Keadaan ini akan menimbulkan suatu disiplin yang berpihak pada perusahaan untuk mencapai tujuannya.

b. Tanggung jawab pada organisasi 

Karakteristik pekerjaan dan kinerja fungsinya memiliki konsekuensi yang dipaksakan oleh pekerja. Kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan kesadaran akan segala risiko yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya akan memberikan pemahaman tentang keberanian dan rasa tanggung jawab terhadap risiko dari apa yang telah dilakukan. Ketika seorang karyawan memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka secara otomatis karyawan akan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap organisasi di tempat ia bekerja. Karyawan akan berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan perusahaan.

c. Kemauan untuk bekerja sama 

Bekerja sama dengan orang-orang dalam tim memungkinkan perusahaan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai oleh individu saja. Karyawan tidak segan untuk bekerja sama dengan karyawan lain dalam satu kelompok yang memungkinkan seorang karyawan mampu mewujudkan impian institusi di tempat ia bekerja untuk dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin hanya akan dicapai oleh seorang karyawan secara individual.

d. Rasa memiliki 

Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap instansi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.

e. Hubungan antar pribadi 

Karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi akan mempunyai hubungan antar pribadi yang baik terhadap karyawan lain dan juga terhadap atasannya. Hubungan antar pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari, baik menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.

f. Mencintai pekerjaan/kesukaan terhadap tugas 

Cinta adalah salah satu bentuk loyalitas. Cinta pada pekerjaan berarti memiliki loyalitas tinggi pada pekerjaan. Seorang karyawan yang memiliki sikap yang sesuai dengan definisi loyalitas akan mampu menyelesaikan pekerjaan dan menghadapi permasalahan dengan bijaksana. Hal ini hanya dapat dilakukan bila seorang karyawan mencintai pekerjaannya.

Adapun menurut Saydam (2012), aspek-aspek atau indikator loyalitas karyawan adalah sebagai berikut:

a. Ketaatan dan kepatuhan 

Seorang karyawan yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran karyawan jika peraturan yang dibuat oleh perusahaan semata-mata disusun untuk memperlancar jalannya pelaksaan kerja perusahaan. Kesadaran ini membuat karyawan akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila melanggar peraturan tersebut.

b. Tanggung jawab 

Ketika seorang karyawan memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perusahaannya. Karyawan akan berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan perusahaan.

c. Rasa memiliki 

Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.

d. Kesukaan dengan pekerjaan 

Sebagai manusia, karyawan pasti akan mengalami masa-masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang karyawan yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila seorang karyawan mencintai pekerjaannya.

Ciri-ciri Loyalitas Karyawan 

Menurut Poerwopoespito (2000), karyawan yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan ditandai dengan beberapa ciri-ciri, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Kejujuran. Kejujuran mempunyai banyak dimensi dan bidang. Dalam konteks sikap setia kepada perusahaan, ketidakjujuran di perusahaan akan merugikan banyak orang, bukan hanya perusahaan, tetapi pemilik, direksi, karyawan, keluarga karyawan, masyarakat, supplier, dan yang lainnya pada akhirnya negarapun dirugikan. 
  2. Mempunyai rasa memiliki perusahaan. Memberi pengertian agar karyawan mempunyai rasa memiliki perusahaan adalah dengan memahami bahwa perusahaan adalah tubuh imajiner, dimana seluruh pribadi yang terlibat di dalamnya merupakan anggota-anggotanya. 
  3. Mengerti kesulitan perusahaan. Memahami bahwa yang terbaik untuk perusahaan pada hakikatnya terbaik untuk karyawan. Dan yang terbaik untuk karyawan belum tentu terbaik untuk perusahaan. Tindakan yang bijak yang dilakukan oleh karyawan dalam memahami dan mengerti kesulitan perusahaan adalah dengan saling bahu-membahu untuk membantu pulihnya perusahaan bukan dengan meninggalkannya dan segera pindah ke perusahaan yang lain. 
  4. Bekerja lebih dari yang diminta perusahaan. Hal ini sepertinya sulit dilakukan sebab mengerjakan dalam job description saja sulit apalagi mengerjakan yang lainnya. Bekerja lebih dari yang diminta perusahaan merupakan konsep yang hebat dan dalam jangka panjang memberikan keuntungan yang besar pada individu karyawan itu sendiri. Perusahaan bisa saja bangkrut tetapi manusia yang berkualitas dan kompetitif tidak mungkin bangkrut. 
  5. Menciptakan suasana yang menyenangkan di perusahaan. Suasana yang tidak kondusif sangat mempengaruhi kinerja karyawan, yang berakibat terhadap produktivitas. Yang paling menentukan sarana dalam perusahaan adalah pimpinannya. Semakin tinggi jabatan pemimpin tersebut semakin berpengaruh dalam menciptakan suasana di perusahaan karena merekalah yang mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih. 
  6. Menyimpan rahasia perusahaan. Rahasia perusahaan adalah segala data atau informasi dari perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak lain, terutama kompetitor untuk perusahaan. 
  7. Menjaga dan meninggikan citra perusahaan. Kewajiban setiap karyawan menjaga citra positif perusahaan. Logikanya jika citra perusahaan positif maka citra setiap pribadi karyawan yang ada di dalamnya juga ikut terlihat positif. 
  8. Hemat. Hemat berarti mengeluarkan uang atau potensi tepat sesuai dengan kebutuhan. 
  9. Tidak apriori terhadap perubahan. Perubahan pada hakikatnya adalah sebuah hukum alam. Perubahan tidak dapat dilawan dan tidak ada pilihan lain kecuali tetap ikut dalam perubahan. Karena melawan perubahan dengan selalu membuat tolak ukur pada kejayaan dan keberhasilan masa lampau sama dengan melawan hukum alam.

Selain itu, menurut Gozaly dan Wibawa (2018), beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai ciri-ciri loyalitas karyawan terhadap perusahaan adalah sebagai berikut: 

  1. Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Keinginan yang kuat untuk bertahan dalam organisasi ditunjukkan oleh karyawan yang tidak ingin berhenti atau dipecat dari perusahaan karena melanggar beberapa aturan. 
  2. Keinginan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi. Nilai dan tujuan organisasi yang diyakini dan diterima oleh karyawan akan menginspirasi karyawan untuk selalu menghayati nilai-nilai tersebut dan selalu melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. 
  3. Penerimaan untuk melaksanakan kegiatan yang konsisten dengan organisasi. Kesetiaan terhadap kriteria ini ditunjukkan dengan kesediaan organisasi untuk bekerja di luar jam kerja, jika diminta oleh organisasi pada waktu-waktu tertentu dan untuk kepentingan tertentu serta mengutamakan kepentingan organisasi di atas pribadi kepentingan untuk mencapai tujuan organisasi.

Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Karyawan 

Menurut Steers dan Porter (2011), terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi loyalitas karyawan dalam bekerja, antara lain yaitu: 

  1. Karakteristik pribadi. Karakteristik adalah faktor-faktor tentang diri karyawan yang meliputi usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, prestasi, minat, dan sifat kepribadian. 
  2. Karakteristik Pekerjaan. Menguraikan apa yang ada di dalam bisnis, termasuk tantangan pekerjaan, stres kerja, peluang sosial, identifikasi pekerjaan, umpan balik, dan kesesuaian pekerjaan.
  3. Karakteristik desain perusahaan. Untuk internal perusahaan, dapat dilihat tingkat formal, tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan dan setidaknya disarankan berbagai tingkat keterlibatan dengan tanggung jawab perusahaan. 
  4. Pengalaman yang diperoleh dari perusahaan. Pengalaman adalah internalisasi individu terhadap perusahaan untuk menciptakan rasa aman dan merasa bahwa keputusan pribadi diselesaikan oleh perusahaan.

Adapun menurut Jusuf (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah sebagai berikut: 

  1. Faktor Rasional. Menyangkut hal-hal yang bisa dijelaskan secara logis, seperti: gaji, bonus, jenjang karier dan fasilitas-fasilitas yang diberikan lembaga kepada karyawan. 
  2. Faktor Emosional. Menyangkut perasaan atau ekspresi diri seperti: pekerjaan yang menantang, lingkungan kerja yang mendukung, perasaan aman karena perusahaan merupakan tempat bekerja dalam jangka panjang, pemimpin yang berkarisma, pekerjaan yang membanggakan, penghargaan-penghargaan yang diberikan perusahaan dan budaya kerja. 
  3. Faktor Kepribadian. Menyangkut sifat, karakter, temperamen yang dimiliki oleh karyawan.

Daftar Pustaka

  • Oei, Istijanto. 2010. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Sudimin, T. 2003. Whistleblowing: Dilema Loyalitas dan Tanggung Jawab Publik. Jurnal Manajemen dan Usahawan, Vol.12, No.11.
  • Hasibuan, Malayu, S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Askara.
  • Kadarwati. 2003. Manajemen Organisasi. Jakarta: Gramedia Asri Media.
  • Poerwopoespito. 2000. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
  • As'ad, Moh. 2013. Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia. Jakarta: Liberty.
  • Chaerudin, Ali, dkk. 2020. Sumber Daya Manusia: Pilar Utama Kegiatan Operasional Organisasi. Sukabumi: Jejak.
  • Steers, R.M., dan Porter, L.W. 2011. Motivation and Work Behaviour. New York : Accademic Press.
  • Jusuf, Husain. 2010. Tingkatkan Loyalitas Guna Peningkatan Prestasi Kerja dan Karir. Jakarta: Binaman Aksara.
  • Saydam, Gouzali. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Management: Suatu Pendekatan Mikro Dalam Tanya Jawab). Jakarta: Dijambatan.
  • Gozaly,J dan Wibawa, F.W. 2018. Analisis Kepuasan Kerja dan Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Karyawan. Jurnal Integra.
PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Loyalitas Karyawan. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2022/12/loyalitas-karyawan.html