Model Pembelajaran PAIKEM

Daftar Isi

PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran PAIKEM adalah pendekatan mengajar (approach to teaching), dengan metode dan media belajar tertentu yang disertai dengan penataan lingkungan belajar sedemikian rupa dengan tujuan agar siswa mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari pengalaman proses belajarnya sehingga hasil belajar lebih melekat.

Model Pembelajaran PAIKEM

Model pembelajaran PAIKEM (Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) merupakan proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mengemukakan gagasan, kreatif, kritis, serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar.

Model pembelajaran PAIKEM memungkinkan guru maupun siswa untuk sama-sama aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, strategi ini juga lebih memungkinkan guru dan siswa untuk sama-sama memunculkan jiwa kreativitasnya dalam kegiatan pembelajaran. Guru akan berusaha untuk kreatif dengan mencoba berbagai cara dalam melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif untuk memperoleh pengetahuan dan berinteraksi dengan sesama teman, guru, maupun bahan ajaran dengan segala alat bantunya.

Pengertian Model Pembelajaran PAIKEM 

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran PAIKEM dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Jauhar (2011), PAIKEM adalah pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 
  • Menurut Hartono, dkk (2012), PAIKEM adalah pembelajaran yang dapat menjadikan siswa mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari pengalamannya itu, dan pada gilirannya hasil belajar akan merupakan bagian dari diri, perasaan, pemikiran, dan pengalaman. 
  • Menurut Djamarah (2000), PAIKEM adalah sebuah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk mengerjakan kegiatan yang beragam dalam rangka mengembangkan keterampilan dan pemahamannya, dengan penekanan peserta didik belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar (termasuk pemanfaatan lingkungan), supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif. 
  • Menurut Kalsum (2011), PAIKEM adalah pembelajaran yang dapat menjadikan siswa mengalami, menghayati, dan menarik pelajaran dari pengalamannya itu, dan pada gilirannya hasil belajar akan merupakan bagian dari diri, perasaan, pemikiran, dan pengalaman. Hasil belajar kemudian akan lebih melekat, dan tentu saja, dalam proses seperti peserta didik didorong dan dikondisikan untuk lebih kreatif.

Unsur-unsur Pembelajaran PAIKEM 

Menurut Kalsum (2011), unsur-unsur atau aspek-aspek dari model pembelajaran PAIKEM adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran Aktif 

Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru, baik secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa agar siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. 

Siswa aktif adalah siswa yang bekerja keras untuk mengambil tanggung jawab lebih besar dalam proses belajarnya sendiri. Sedangkan lingkungan belajar aktif adalah lingkungan belajar, dimana para siswa secara individu didukung untuk terlibat aktif dalam proses membangun model mentalnya sendiri, dari informasi yang telah mereka peroleh.

Pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centred), dari pada berpusat pada guru (teacher centred) untuk mengaktifkan peserta didik. Kata kunci bagi guru yang dipegang adalah kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa, baik kegiatan berfikir (mind) maupun berbuat (hand-on). Fungsi dan peran guru lebih banyak pada fasilitator.

Peran aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Karena pada hakikatnya, pembelajaran memang merupakan suatu proses aktif dari pembelajaran dalam membangun pemikiran dan pengetahuannya. Peranan aktif siswa dalam pembelajaran akan menjadi dasar dari pembentukan generasi kreatif, yang berkemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang tak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

Menurut Uno (2012), ciri-ciri dari pembelajaran aktif antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Pembelajaran berpusat pada siswa.
  2. Pembelajaran terkait dengan kehiduapan nyata. 
  3. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.
  4. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda. 
  5. Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah (siswa-guru). 
  6. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar. 
  7. Pembelajaran berpusat pada anak. 
  8. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
  9. Guru memantau proses belajar siswa. 
  10. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.

b. Pembelajaran Inovatif 

Inovatif berarti memiliki kecenderungan untuk melakukan perubahan dalam arti perbaikan dan pengembangan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajarn inovatif merupakan pembelajaran yang memeberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan-gagasan baru untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehinga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran semacam ini akan membuat anak tertarik dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berkaitan pada rendahnya hasil belajar siswa serta tidak bermakna pengetahuan yang diperoleh siswa.

Inovasi pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dan harus dilakukan oleh guru agar pembelajaran lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali, dan mencari berbagai terobosan pendekatan, strategi, metode merupakan salah satu penunjang munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk perbaikan atau pengembangan kegiatan pembelajaran dalam rangka tujuan pembelajaran. Membangun pembelajaran yang inovatif dapat dilakukan dengan cara-cara yang diantaranya menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan atau daya serap setiap siswa.

Ciri-ciri pembelajaran inovatif adalah: 

  1. Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan bermartabat. 
  2. Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru. 
  3. Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan lingkungan. 
  4. Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.

c. Pembelajaran Kreatif 

Pembelajaran kreatif menekankan pada pengembangan kreativitas, baik pengembangan kemampuan imajinasi dan daya cipta (mengarang, membuat kerajinan tangan, mempraktikkan kesenian, dll) maupun pengembangan kemampuan berpikir kreatif. Pengembangan kemampuan berpikir kreatif haruslah seimbang dengan kemampuan berpikir rasional logis.

Kreatif berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau bahkan berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan hal-hal yang artistik lainnya. Selain itu pembelajaran kreatif artinya pembelajaran yang membangun kreativitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, serta sesama peserta didik lainnya terutama dalam menyelesaikan tugas pembelajarannya.

Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik lebih aktif, berani menyapaikan pendapat dan berargumen, menyampaikan masalah dan solusinya serta memperdayakan semuan potensi yang sudah tersedia. Dengan demikian guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam, sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal.

Strategi mengajar untuk mengembangkan kreatifitas siswa yang memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu sebagai berikut: 

  1. Memberikan kebebasan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dan pengetahuan yang baru. 
  2. Bersikap respek dan menghargai ide siswa. 
  3. Penghargaan pada inisiatif dan kesadaran diri siswa. 
  4. Penekanan pada proses bukan penilaian hasil karya siswa. 
  5. Menyampaikan pemikiran dengan bahasa sendiri.

d. Pembelajaran Efektif 

Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswanya.

Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan. Efetifitas pembelajaran akan nampak pada perubahan perilaku (kognitif/afektif/psikomotorik) yang relatif tetap seperti yang telah dituliskan sebagai tujuan pembelajara/indikator/kompetesi dalam kurikulum.

Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang terpenting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang didapat baik oleh siswa maupun guru. Dan untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi.

Keadaan aktif tidaklah cukup jika proses pemblajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab, belajar memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan, tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti permainan biasa.

e. Pembelajaran Menyenangkan 

Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang kondusif yang mampu menyenangkan peserta didik. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan atau kompetensi tercapai secara maksimal. Pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah bagi peserta didik, yang akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

Pembelajaran menyenangkan memberikan suasana penuh keceriaan, menyenangkan, dan yang paling utama tidak membosankan bagi peserta didik, sehingga membuat peserta didik bisa lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran di kelas dan curah perhatiannya tinggi untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Pembelajaran yang menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan berarti hanya ada lelucon, banyak bernyanyi, atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

Ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut:

  1. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang, aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi.
  2. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan. 
  3. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan. 
  4. Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari. 
  5. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang antusias.

Indikator Pembelajaran PAIKEM 

Menurut Ismail (2008), model pembelajaran PAIKEM dalam penerapan prinsip-prinsipnya, memiliki beberapa indikator, yaitu sebagai berikut: 

  1. Pekerjaan peserta didik. PAIKEM sangat mengutamakan agar peserta didik mampu berfikir, berkata-kata, dan mengungkap sendiri. Guru membimbing peserta didik dan memajang hasil karyanya agar dapat saling belajar. 
  2. Kegiatan peserta didik. Peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri. Bila peserta didik mengalami atau mengerjakan sendiri, mereka belajar meneliti tentang apa saja. Guru dan peserta didik interaktif dan hasil pekerjaan peserta didik dipajang untuk meningkatkan motivasi. 
  3. Ruangan kelas. Penuh pajangan hasil karya peserta didik dan alat peraga sederhana buatan guru dan peserta didik. Banyak yang dapat dipajang di kelas dan dari pajangan hasil itu peserta didik saling belajar. Alat peraga yang sering dipergunakan diletakkan strategis. Pengamatan ruangan kelas dan dilihat apa saja yang dibutuhkan untuk dipajang, di mana, dan bagaimana memajangnya. 
  4. Penataan meja kursi. Meja kursi tempat belajar peserta didik dapat diatur secara fleksibel. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan berbagai cara/metode/teknik, misalnya melalui kerja kelompok, diskusi, atau aktivitas peserta didik secara individual. Diskusi, kerja kelompok, kerja mandiri, pendekatan individual guru kepada siswa yang prestasinya kurang baik, dan sebagainya. 
  5. Suasana bebas. Peserta didik memiliki dukungan suasana bebas untuk menyampaikan atau mengungkapkan pendapat. Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan pendapat secara bebas, baik dalam diskusi, tulisan, maupun kegiatan lain. Guru dan sesama peserta didik mendengarkan dan menghargai pendapat peserta didik lain, diskusi, dan kerja individual. 
  6. Umpan balik guru. Guru memberi tugas yang bervariasi dan secara langsung memberi umpan balik agar peserta didik segera memperbaiki kesalahan. Guru memberikan tugas yang mendorong peserta didik bereksplorasi; dan guru memberikan bimbingan individual ataupun kelompok dalam hal penyelesaian masalah. Penugasan individual atau kelompok; bimbingan langsung; dan penyelesaian masalah.
  7. Sudut baca. Sudut kelas sangat baik bila diciptakan sebagai susut baca untuk peserta didik. Sudut baca di ruang kelas akan mendorong peserta didik gemar membaca. (peserta didik didekatkan dengan buku-buku, jurnal, koran, dan sebagainya). Observasi kelas, diskusi, dan pendekatan terhadap orang tua. 
  8. Lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar sekolah dijadikan media pembelajaran. Sawah, lapangan, pohon, sungai, kantor pos, puskesmas, stasiun dan lain-lain dioptimalkan pemanfaatannya untuk pembelajaran. Observasi lapangan, eksplorasi, diskusi kelompok, tugas individual, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

  • Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
  • Hartono, dkk. 2012. PAIKEM. Yogyakarta: Zanafa Publising.
  • Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Kalsum, Umi. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis PAIKEM. Surabaya: Gena Pratama Pustaka.
  • Uno, H.B., dan Mohamad, Nurdin. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Ismail, SM. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Raisail Media Group.