Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan (leadership) adalah suatu kemampuan, proses, atau fungsi seseorang untuk mempengaruhi, mengkoordinasi, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang untuk mengerjakan tugas sesuai perintah yang telah direncanakan dan ditentukan sebelumnya untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah sebuah ilmu dan seni memotivasi dan meyakinkan orang lain agar mengerti, sadar dan senang hati bersedia mengikuti kehendak seorang pemimpin.

Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan penataan untuk memengaruhi tingkah laku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga diartikan sebagai sebuah metode, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela. Terdapat beberapa kekuatan (kekuasaan) yang harus dimiliki seorang pemimpin agar dapat menggerakkan orang-orang untuk mengikuti keinginannya, yaitu berupa ancaman, penghargaan, otoritas, atau bujukan.

Seorang pemimpin dalam proses kepemimpinan harus mempunyai fungsi sebagai penggerak atau dinamisator dan koordinator dari sumber daya manusia, sumber dana dan sumber sarana yang ada dalam sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan. Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen, sehingga dalam hal ini para pemimpin harus merencanakan dan mengorganisasikan serta mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan karakteristik tertentu sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung dengan teknik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki.

Pengertian Kepemimpinan 

Berikut definisi dan pengertian kepemimpinan (leadership) dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Wibowo (2015), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin itu. 
  • Menurut Slamet (2002), kepemimpinan adalah suatu kemampuan, proses, atau fungsi, pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. 
  • Menurut Zakub (2013), kepemimpinan adalah menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi motif-motif dan kesetiaan orang-orang yang terlibat dalam usaha bersama. 4. Menurut Sutrisno (2016), kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. 
  • Menurut Fahmi (2016), kepemimpinan adalah suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan, mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. 
  • Menurut Effendi (2014), kepemimpinan adalah suatu aktivitas memengaruhi dengan kemampuan untuk meyakinkan orang lain guna mengarahkan dalam proses mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya. 
  • Menurut Samsudin (2009), kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Teori-teori Kepemimpinan 

Kepemimpinan erat kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain agar bekerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Wibowo (2015), kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang dapat timbul karena beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Teori Kelebihan 

Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Mencakup tiga hal yaitu kelebihan rasio, kelebihan rohaniah, dan kelebihan badaniah.

b. Teori Sifat 

Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh rasa percaya diri, penuh inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan kreatif.

c. Teori Keturunan 

Menurut teori ini, seseorang menjadi pemimpin karena keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya.

d. Teori Karismatik 

Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang tersebut memiliki kharisma. Pemimpin ini biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.

e. Teori Bakat 

Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut menduduki suatu jabatan.

f. Teori Sosial 

Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi kesempatan. Setiap orang dapat di ajarkan menjadi pemimpin karena masalah kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktik.

Aspek-aspek Kepemimpinan 

Menurut Rivai, dkk (2013), kepemimpinan dalam suatu organisasi harus memiliki aspek-aspek atau kriteria tertentu layaknya seorang pemimpin sejati. Adapun aspek-aspek kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi adalah sebagai berikut:

  1. Pengaruh. Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang–orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh itu menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang ain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. 
  2. Kekuasaan/power. Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena ia memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki seorang pemimpin, tanpa itu ia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, di mana kedua belah pihak merasa saling diuntungkan. 
  3. Wewenang. Wewenang dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada karyawan oleh pimpinan apabila pemimpin percaya bahwa karyawan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga karyawan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari segi sang pemimpin. 
  4. Pengikut. Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan/power dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan mengikuti apa yang dikatakan pemimpin.

Fungsi-fungsi Kepemimpinan 

Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi yang harus diwujudkan dalam interaksi antar individu. Menurut Tati (2012), terdapat beberapa fungsi pokok kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi Instruktif 

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

b. Fungsi Konsultatif 

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.

c. Fungsi Partisipasi 

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang- orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

d. Fungsi Delegasi 

Fungsi ini dilaksanakan dengan memerikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang mempunyai kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.

e. Fungsi Pengendalian 

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan terciptanya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

Variabel Kemampuan Kepemimpinan 

Menurut Sunyoto (2015), terdapat beberapa variabel yang menjadi faktor pendukung kepemimpinan seseorang, yaitu: 

  1. Cara berkomunikasi. Setiap pemimpin harus mampu memberikan informasi yang jelas dan untuk itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan lancar. Jika seorang pemimpin dalam mentransfer informasi sulit dipahami oleh para bawahan, maka akan menimbulkan permasalahan. Sebab di satu sisi seorang atasan ingin program kerja dalam pencapaian tujuan perusahaan tercapai, namun disisi lain karyawan atau bawahan merasa kesulitan harus bekerja yang bagaimana untuk melaksanakan tugas dari atasan. 
  2. Pemberian motivasi. Seorang pemimpin selain mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi yang baik dan lancar, tentu harus memberikan dorongan dan motivasi kepada bawahannya, baik motivasi finansial atau non finansial. Hal ini dapat menciptakan prestasi dan suasana kondusif bagi keberhasilan usaha, di mana bawahan atau karyawan akan merasa diperhatikan oleh pemimpinnya. 
  3. Pengambilan keputusan. Seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan aturan yang berlaku di perusahaan serta keputusan yang diambil tersebut mampu memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja yang lebih baik lagi. Dengan demikian keputusan yang telah diambil tersebut berlaku efektif dalam menanamkan rasa percaya diri para karyawan.

Selain itu menurut Kartono dan Kartini (2014), faktor pendukung lain yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam proses kepemimpinan adalah: 

  1. Kemampuan mengendalikan bawahan. Seorang pemimpin harus memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk di dalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. 
  2. Tanggung jawab. Seorang pemimpin harus memiliki tanggung jawab kepada bawahannya. Tanggung jawab bias diartikan sebagai kewajiban yang wajib menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. 
  3. Kemampuan mengendalikan emosional. Kemampuan mengendalikan emosional adalah hal yang sangat penting bagi keberhasilan hidup kita. Semakin baik kemampuan kita mengendalikan emosi semakin mudah kita akan meraih kebahagiaan.

Adapun menurut Samsudin (2009), beberapa sifat pemimpin yang berguna dan dapat dipertimbangkan dalam kepemimpinan antara lain adalah sebagai berikut: 

  1. Kemampuan untuk perseptif. Perseptif adalah menunjukkan kemampuan untuk mengamati atau menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Setiap pimpinan harus mengenal tujuan organisasi sehingga ia dapat bekerja untuk membantu mencapai tujuan tersebut.
  2. Kemampuan bersikap objektif. Objektivitas adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau merupakan perluasan dari kemampuan persepsi. Objektivitas membantu pimpinan untuk meminimalkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang mungkin mengaburkan realitas. 
  3. Kemampuan untuk menentukan prioritas. Kemampuan ini sangat diperlukan karena pada kenyataannya masalah-masalah yang harus dipecahkan bukan datang satu per satu, melainkan datang bersamaan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Daftar Pustaka

  • Wibowo. 2018. Kepemimpinan: Pemahaman Dasar, Pandangan Konvensional, Gagasan Kontemporer. Jakarta: Universitas Dharmawangsa Medan.
  • Zakub, Hamzah. 2013. Menuju Keberhasilan, Manajemen dan Kepemimpinan. Bandung: Diponegoro.
  • Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.
  • Effendi, Usman. 2014. Asas-Asas Manajemem. Depok: Katalog Dalam Terbitan.
  • Rivai, Vietzal dan Amar, Boy Rafli. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  • Samsudin, Sadili. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Pustaka Setia.
  • Tati, Nurhayati. 2012. Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja. Jurnal Edueksos.
  • Sunyoto, Danang. 2015. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.
  • Kartono dan Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Kepemimpinan (Leadership). Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2023/01/kepemimpinan-leadership.html