Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)
Pemasaran media sosial (social media marketing) adalah suatu bentuk atau metode pemasaran, promosi, branding maupun periklanan produk atau jasa baik berupa tulisan, gambar atau video melalui saluran web sosial seperti blogging, microblogging, social networking, social bookmarking dan content sharing. Melalui pemasaran media sosial, memungkinkan pemasar untuk terlibat, berkolaborasi, berinteraksi dan memanfaatkan kecerdasan orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya untuk tujuan pemasaran.
Pemasaran media sosial merupakan strategi pemasaran dengan menggunakan media sosial yang diterapkan oleh perusahaan untuk membangun kesadaran merek (Brand Awareness). Pemasaran media sosial merupakan praktek marketing yang menggunakan saluran distribusi digital untuk mencapai konsumen dengan cara yang relevan dan pribadi serta menciptakan efektivitas biaya periklanan. Sosial media marketing adalah usaha menciptakan konten (posting, tulisan, gambar, video) yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk membagi (share) konten tersebut melalui jaringan sosial mereka.
Pengertian lain menyebutkan bahwa social media marketing adalah salah satu bentuk pemasaran suatu produk, jasa, brand atau isu dengan memanfaatkan khalayak yang berpartisipasi di media sosial. Media sosial merupakan lingkungan online tempat berkumpulnya orang-orang dengan minat yang sama untuk berbagi pemikiran, komentar dan gagasan mereka. Melalui social media marketing memastikan konten yang dibagikan oleh sebuah akun mampu menarik perhatian, yang kemudian menimbulkan tindakan minat beli dari calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan dalam sebuah promosi.
Pengertian Pemasaran Media Sosial
Berikut definisi dan pengertian pemasaran media sosial (social media marketing) dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Gunelius (2011), pemasaran media sosial adalah suatu bentuk pemasaran langsung ataupun tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, daya ingat dan tindakan untuuk merek, bisnis, produk, orang atau entitas lainnya dan dilakukan dengan menggunakan alat dari web social seperti blogging, microblogging, social networking, social bookmarking dan content sharing.
- Menurut Tuten (2008), pemasaran media sosial adalah bentuk periklanan secara online yang menggunakan konteks kultural dari komunitas sosial meliputi jaringan sosial, dunia virtual, situs berita sosial dan situs berbagi pendapat sosial untuk menemui tujuan komunikasi.
- Menurut Neti (2011), pemasaran media sosial adalah upaya untuk menggunakan media sosial untuk membujuk konsumen oleh suatu perusahaan, produk atau jasa, yang berarti social media marketing merupakan pemasaran yang menggunakan komunitas-komunitas online, jejaring sosial, blog pemasaran dan yang lainnya.
- Menurut Mileva & Fauzi (2018), pemasaran media sosial adalah sebuah proses yang mendorong individu untuk melakukan promosi melalui situs web, produk, atau layanan mereka melalui saluran sosial online dan untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan komunitas yang jauh lebih besar yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pemasaran daripada melalui saluran periklanan tradisional.
- Menurut Afifah (2016), pemasaran media sosial adalah usaha bagian pemasaran atau humas instansi untuk membuat tulisan, gambar, video, grafik, atau posting di akun media sosial lembaga guna mempromosikan barang atau jasa.
Komponen Pemasaran Media Sosial
Menurut Gunelius (2011), terdapat empat komponen utama dalam social media marketing, yaitu sebagai berikut:
a. Content Creation
Konten yang menarik menjadi landasan strategi dalam melakukan pemasaran media sosial, konten yang dibuat harus mewakili kepribadian dari sebuah bisnis agar dapat dipercaya oleh target konsumen. Dalam melakukan pemasaran di sosial media, strategi awal yang dilakukan adalah dengan membuat konten yang menarik perhatian. Konten tersebut dibuat dengan sangat menarik dan mewakili persona dari sebuah perusahaan agar dapat dipercaya. Banyak sekali konten yang dapat dikreasikan di media sosial, seperti pemaksimalan konten di feeds berupa informasi-informasi mengenai produk, caption yang menarik, story, dan highlights.
b. Content Sharing
Membagikan konten kepada komunitas sosial dapat membantu memperluas jaringan sebuah bisnis dan memperluas online audience. Berbagi konten dapat menyebabkan penjualan tidak langsung tergantung pada jenis konten yang dibagikan. Pembagian dan peningkatan sebuah konten untuk memperluas online audience dan jaringan bisnis. Konten yang dibagikan kepada audience dapat memicu penjualan tergantung oleh konten yang disalurkan. Di Instagram itu sendiri, para pengguna dapat membagikan sebuah informasi atau konten kepada pengguna lainnya. Kemudian, fasilitas yang dapat dimanfaatkan berupa membagikan konten di feeds ke dalam story pengguna hingga membagikan konten di feeds maupun story ke pengguna lainnya.
c. Connecting
Jejaring sosial memungkinkan seseorang bertemu dengan lebih banyak orang yang memiliki minat yang sama. Jaringan yang luas dapat membangun hubungan yang dapat menghasilkan lebih banyak bisnis. Komunikasi yang jujur dan hati-hati harus diperhatikan saat melakukan social networking. Pertemuan dengan banyak orang memiliki kesukaan yang sama melalui jejaring sosial. Suatu hubungan dapat terbangun dan dapat menghasilkan relasi jika memiliki jaringan yang luas. Saat melakukan social networking dengan konsumen melalui social media, komunikasi yang jujur harus diperhatikan dengan hati-hati. Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk terus dapat terhubung dengan konsumen di sosial media dengan saling berkomentar di Instagram Feeds, membalas Story, atau dengan memberikan pesan melalui Direct Message.
d. Community Building
Web sosial merupakan sebuah komunitas online besar dimana terjadi interaksi antar manusia yang tinggal di seluruh dunia dengan menggunakan teknologi. Membangun komunitas di internet yang memiliki kesamaan minat dapat terjadi dengan adanya social networking. Community Building Web sosial merupakan sebuah komunitas online besar dimana terjadi interaksi antar manusia yang tinggal di seluruh dunia dengan menggunakan teknologi. Membangun komunitas di internet yang memiliki kesamaan minat dapat terjadi dengan adanya social networking.
Indikator Pemasaran Media Sosial
Menurut Solis (2010), terdapat empat indikator yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media sosial sebagai media pemasaran, yaitu sebagai berikut:
a. Context (konteks)
How we frame our stories, yaitu bagaimana kita merangkai sebuah kata-kata dengan memperhatikan tata bahasa, bentuk, ataupun isi pesan menjadi suatu cerita atau informasi yang menarik dan dapat dimengerti oleh khalayak. Perusahaan harus memperhatikan penggunaan bahasa maupun isi dari pesan yang akan disampaikan seperti kejelasan dari pesan dan pemilihan kata-kata yang mudah dipahami dan menarik.
b. Communication
The practice of our sharing story as well as listening, responding, and growing, yaitu bagaimana cara kita menyampaikan sebuah cerita atau informasi kepada orang lain dengan tujuan untuk memberikan pemahaman, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku agar sesuai dengan apa yang kita harapkan. Perusahaan harus bisa berbagi pesan dengan cara membuat pengguna merasa nyaman dan pesan tersampaikan dengan baik seperti memberikan informasi yang up to date dan respon admin yang menjawab pertanyaan pada media sosial haruslah baik.
c. Collaboration (kolaborasi)
Working together to make things better and more efficient and effective, yaitu Bagaimana dua pihak atau lebih dapat bekerja sama dengan menyatukan persepsi, saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan masing-masing untuk membuat hal lebih baik dan lebih efisien dan efektif. Perusahaan harus mampu secara tidak langsung membuat khalayak melihat postingan suatu brand dan terlibat dalam memberikan like ataupun comment bahkan menyebarkan pada temannya maka hal tersebut akan lebih efektif dalam pemasaran media sosial tersebut.
d. Connection (koneksi)
The relationships we forge and maintain, yaitu bagaimana membina suatu hubungan yang terjalin dan memeliharanya agar tetap berkelanjutan sehingga pengguna merasa lebih dekat dengan perusahaan pengguna media social. Perusahaan harus dapat memelihara hubungan yang telah dibuat.
Aspek-aspek Pemasaran Media Sosial
Menurut Afifah (2016), dimensi atau aspek-aspek yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana intensitas penggunaan media sosial sebagai saluran marketing atau pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Online Communites
Online communities atau komunitas online digambarkan sebagai komunitas disekitar minat pada produk atau bisnis yang sama yang dibangun melalui penggunaan media sosial. Kesamaan minat membantu para anggota untuk saling berbagi informasi penting. Dan yang lebih penting, komunitas mengedepankan tujuan berbagi informasi dibanding komersial, yang dipengaruhi oleh opini anggota. Partisipasi followers yang aktif pada media sosial dapat membantu dalam meningkatkan konten. Sebuah perusahaan atau sejenis usaha dapat menggunakan media sosial untuk membangun sebuah komunitas disekitar minat pada produk atau bisnisnya. Semangat komunitas untuk membangun kesetiaan, mendorong diskusi-diskusi, dan menyumbangkan informasi, sangat berguna untuk pengembangan dan kemajuan bisnis tersebut.
b. Interaction
Interaksi mengacu pada kemampuan untuk menambahkan atau mengundang teman-teman atau kolega atau rekan kejaringan, dimana followers dapat terhubung, berbagai dan berkomunikasi satu sama lain secara real time. Interaksi pada media sosial menjadi penting karena interaksi tersebut memungkinkan terjadinya komunikasi, dimana media sosial sendiri dikatakan sebagai alat komunikasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Di dalam media sosial memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih besar dengan online communities, melalui informasi yang selalu up-to-date serta relevan dari pelanggan.
c. Sharing of Content
Sharing of content berbicara mengenai lingkup dalam pertukaran individual, distribusi dan menerima konten dalam aturan media sosial, dimana konten yang memungkinkan dapat dalam bentuk gambar, video atau status update.
d. Accesibility
Accessibility mengacu pada kemudahan untuk mengakses dan biaya minimal untuk menggunakan media sosial yang dapat membuat pengguna dengan akses online dapat memulai atau berpartisipasi dalam percakapan media sosial. Media sosial juga mudah untuk digunakan dan tidak memerlukan keahlian kusus.
e. Credibility
Dimensi terakhir adalah credibility digambarkan sebagai pengiriman pesan yang jelas mengartikulasikan merek untuk membangun kredibilitas atas apa yang dikatakan atau dilakukan yang berhubungan secara emosional dengan target audiens.
Strategi Pemasar Media Sosial
Pemasaran media sosial merupakan sebuah sarana yang memberikan sebuah peluang kepada pebisnis untuk memasarkan seluruh produk yang belum terlalu exist di media platform. Menurut Kaplan & Haenlein (2010), dalam pemasaran media sosial, seorang pemasar harus tetap memperhatikan beberapa strategi, antara lain yaitu:
a. Be Active (Menjadi lebih aktif)
Pemasar media sosial harus selalu aktif dan update dalam menampilkan profil, konten yang ingin dibagikan, melakukan diskusi dan interaksi dengan konsumen. Hal tersebut secara tidak langsung akan melibatkan konsumen dengan pihak pengelola media sosial.
b. Be Interesting (Membuat menjadi menarik)
Pemasar media sosial perlu untuk menyediakan konten yang menarik, topik yang terbaru, serta dapat membawakan topik yang interaktif terbuka. Konsumen akan cenderung lebih tertarik untuk mengunjungi sebuah sosial media, apabila konten tersebut didisajikan dengan menarik.
c. Be Humble (Menjadi lebih rendah hati)
Maksud pernyataan humble tersebut yaitu tidak memancarkan sifat yang ada perasaan superioritas atau kelebihan yang lebih menonjol dibandingkan konsumennya. Informasi yang disediakan pemasar pada media sosial harus mudah dimengerti, karena terkadang para konsumen ingin mengetahui lebih banyak mengenai suatu hal melalui media sosial. Hal tersebut dianggap lebih efektif dan mudah dilakukan oleh para pengguna suatu media sosial.
d. Be Unprofessional (Menjadi lebih tidak profesional)
Pemasar media sosial harus mencoba untuk mengurangi pandangan yang kuat dari pengguna, dan terlihat sangat profesional. Pemasar media sosial tersebut perlu dan mau menerima saran atau ide yang terbuka dari penggunanya, hal tersebut juga dapat menyenangkan.
e. Be Honest (Menjadi lebih jujur)
Pemasar media sosial harus menjadi lebih jujur dan bertanggung dalam penyajian konten atau informasi yang disediakan. Pengelola media sosial harus lebih berhati-hati juga dalam pemilihan informasi, jika melakukan langkah yang salah, maka rumor atau hoax akan tersebar dengan cepat.
Daftar Pustaka
- Gunelius, Susan. 2011. 30 Minute Social Media Marketing. United States: Mc Graw-Hill Companies.
- Tuten, Tracy L. 2008. Advertising 2.0: Social Media Marketing in a Web 2.0 World. Greenwood Publishing Group.
- Neti, Sisira. 2011. Social Media and It’s Role in Marketing. International Journal of Enterprise Computing and Business Systems.
- Mileva, Lubiana, dan Fauzi, Achmad. 2018. Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis.
- Afifah, Khansa. 2016. Pengaruh Social Media Marketing Instagram terhadap Tingkat Brand Awareness Roaster and Bear Coffee Lounge & Kitchen. Jurnal Komunikasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
- Solis, Brian. 2010. Engage: The Complete Guide for Brands and Business to Build, Cultivate, and Measure Success in the New Web. New Jersey: John Wiley & Sons.
- Kaplan, A.M., dan Haenlein, M. 2010. Users of the world, unite! The Challenges and Opportunities of Social Media. Business Horizons.