Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang dalam penguasaan gerakan anggota tubuh, dalam mengekspresikan ide, perasaan dan emosi, seperti keseimbangan, ketangkasan, dan keluwesan. Seseorang dengan kemampuan kecerdasan kinestetik berbakat dalam hal olahraga, seni (tarian), atau perancang sebuah produk dengan keluwesan tangan (hasta karya).

Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik disebut juga dengan kecerdasan psikomotorik atau body smart. Kecerdasan kinestetik merupakan suatu keahlian untuk menggunakan salah satu atau seluruh tubuh untuk menyampaikan ide dan perasaan. Kecerdasan ini melibatkan koordinasi bahasa tubuh, yang memproses pengetahuan melalui indra tubuh. Selain itu kecerdasan kinestetik juga lebih menekankan pada penggunaan tubuh dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri.

Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan seseorang untuk menggerakkan atau mengendalikan sebagian atau seluruh tubuh melalui koordinasi belahan otak yang mendominasi atau mengendalikan setiap gerakan tubuh. Kecerdasan kinestetik juga berkaitan dengan kemampuan membangun hubungan yang penting antara pikiran dan tubuh, sehingga memungkinkan tubuh untuk memanipulasi objek dan menciptakan gerakan. Kecerdasan kinestetik juga diartikan sebagai kemampuan, keterampilan, ketangkasan, keluwesan seseorang untuk mengontrol pikiran dan anggota tubuh yang saling berkoordinasi dalam melakukan gerakan seperti berlari, menari, atau melakukan kegiatan seni.

Pengertian Kecerdasan Kinestetik 

Berikut definisi dan pengertian kecerdasan kinestetik dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Safira (2010), kecerdasan kinestetik adalah kemampuan anak dalam aktifitas menggunakan seluruh tubuh dalam mengekspresikan ide dan perasaan, menari dan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kelincahan tubuh. 
  • Menurut Sujiono (2005), kecerdasan kinestetik adalah suatu kecerdasan dimana saat menggunakan kita mampu melakukan gerakan-gerakan yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu dan semua seni hasta karya. 
  • Menurut Sari, dkk (2009), kecerdasan kinestetik adalah kemampuan menggunakan tubuh secara terampil untuk mengungkapkan ide atau pemikiran dan perasaan mampu bekerja dengan baik dalam menangani dan memanipulasi objek. Komponen penting dalam kecerdasan kinestetik seperti koordinasi tubuh, kekuatan otot, keseimbangan, dan kelenturan tubuh. 
  • Menurut Sujiono dan Sujiono (2010), kecerdasan kinestetik adalah suatu kecerdasan dimana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota tubuhnya melakukan gerakan seperti, menari, berlari, membuat sesuatu, melakukan kegiatan seni dan keterampilan.
  • Menurut Jamal (2010), kecerdasan kinestetik adalah penguasaan gerakan tubuh, seperti keseimbangan, ketangkasan, keluwesan, dan kesadaran akan respons tubuh saat ingin bergerak. 
  • Menurut Gardner (2013), kecerdasan kinestetik adalah kemampuan seseorang dalam menggerakkan anggota tubuh untuk mengungkapkan emosi (dalam tarian) memainkan permainan (dalam olahraga), atau menciptakan produk baru (dalam merancang suatu penemuan).

Aspek-aspek Kecerdasan Kinestetik 

Menurut Yaumi dan Ibrahim (2013), kecerdasan kinestetik terdiri dari beberapa aspek, antara lain yaitu sebagai berikut:

  1. Koordinasi. Koordinasi merupakan adanya hubungan yang harmonis pada suatu gerakan yang dilakukan antara lebih dari dua anggota tubuh. 
  2. Keseimbangan. Keseimbangan ialah kemampuan dalam mempertahankan sikap tubuh secara tepat ketika sedang melakukan suatu gerakan. 
  3. Kelincahan. Kelincahan merupakan kemampuan seseorang dalam mengubah arah gerakan secara cepat tanpa adanya gangguan keseimbangan. 
  4. Kekuatan. Kekuatan adalah kontraksi maksimal yang dilakukan oleh otot-otot yang ada.
  5. Kelenturan. Kelenturan ialah kemungkinan gerak maksimal yang dilakukan oleh suatu persendian, otot, dan hal-hal yang berada di sekeliling dengan persendian.
  6. Kecepatan. Kecepatan merupakan suatu laju gerak pada tubuh secara keseluruhan atau hanya pada sebagian tubuh saja.

Indikator Kecerdasan Kinestetik 

Menurut Aziz dan Musyayadah (2019), karakteristik seseorang dengan kemampuan kecerdasan kinestetik yang baik, adalah sebagai berikut: 

  1. Mampu mengeksplorasi lingkungan dan objek melalui sentuhan dan gerakan. 
  2. Mampu mengembangkan koordinasi dan waktu.
  3. Mampu menikmati belajar konkrit, melalui pengalaman seperti perjalanan di lapangan, latihan fisik ataupun permainan-permainan fisik.
  4. Memperlihatkan kecekatan dalam bekerja dengan gerakan motorik. 
  5. Tanggap terhadap sistem dan lingkungan fisik.
  6. Mampu mendemonstrasikan keseimbangan, kecekatan dan lemah gemulai gerakan fisik. 
  7. Mampu melakukan penghayatan gerakan fisik dengan iringan lagu melalui integrasi pemikiran dan gerak tubuh.
  8. Mampu mendemonstrasikan keahlian dalam atletik, tarian dan sebagainya. 
  9. Memahami hidup dengan standar hidup yang sehat.
  10. Menjalani karir sebagai atlet atau penari. 
  11. Menciptakan pendekatan keterampilan fisik yang baru pada tarian, gerakan olahraga atau aktivitas lainnya.

Menurut Aprianto, dkk (2010), karakteristik anak dengan kecerdasan kinestetik yang tinggi adalah sebagai berikut:

  1. Menggunakan fisiknya dalam melakukan kemampuan dan keterampilan yang tinggi, untuk tujuan mengekspresikan diri dan juga berorientasi pada hasilnya. 
  2. Bekerja dengan terampil dengan menggunakan objek, antara lain dengan melibatkan gerakan motorik yang baik dari jari dan tangan serta mengeksploitasi kemampuan motorik yang lain pada tubuhnya misalnya menggambar, memahat dan pekerjaan lain menggunakan tangan. 
  3. Mengontrol gerakan tubuh dan kapasitas untuk menangani suatu objek. 
  4. Mengontrol anggota tubuh untuk menghasilkan suatu gerakan yang gesit dan cekatan. 
  5. Mampu berkomunikasi dengan bahasa non verbal atau dengan gerakan tubuh untuk menyampaikan maksudnya. 
  6. Mampu mempelajari hal-hal yang membutuhkan kemampuan gerakan dan menguasainya dengan cepat seperti bersepeda, menari, berolahraga dan lain-lain.
  7. Dapat menirukan gerakan orang lain dengan sangat baik ketika diberi contoh. 
  8. Dapat mengkoordinasikan anggota tubuhnya dengan baik, misalnya berlari, melompat, dam menari mengikuti irama musiknya, dll.

Menurut Aprianto, dkk (2010), indikator atau ciri-ciri yang dapat diperhatikan dalam keseharian anak dengan kecerdasan kinestetik, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Banyak bergerak, sedang dudukpun ada bagian tubuh yang bergerak-gerak, misalnya menggoyang-goyangkan kaki. 
  2. Pandai menirukan gerakan yang ia lihat. Ketika menyaksikan tayangan televisi atau orang lain melakukan suatu aktivitas di hadapannya, ia cenderung untuk menirukan gerakan yang serupa. 
  3. Sangat suka kegiatan fisik, seperti berenang, bersepeda atau olahraga lainnya. Biasanya ia tidak membutuhkan waktu lama untuk mempelajari hal-hal tersebut. 
  4. Sangat senang membongkar berbagai benda, seperti mainan-nya dan kemudian menyusun-nya kembali. 
  5. Perlu menyentuh sesuatu yang ingin dipelajari. Saat belajar membaca, maka ia merasa perlu menunjuk tulisan-tulisan yang dibaca.
  6. Menikmati melompat, lari atau kegiatan serupa. 
  7. Memperlihatkan keterampilan tangan, seperti mampu membentuk lilin atau melukis dengan jari.

Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Kinestetik 

Menurut Utami, dkk (2014), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan dan perkembangan kecerdasan kinestetik pada anak, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Sifat dasar genetik 

Faktor ini merupakan faktor internal yang berasal dari dalam diri anak dan merupakan sifat bawaan dari orang tua anak. Faktor ini ditandai dengan beberapa kemiripan fisik dan gerak tubuh anak dengan salah satu anggota keluarganya baik ibu, ayah, kakek, nenek atau keluarga lainya. Sebagai contoh anak yang memiliki bentuk tubuh tinggi kurus seperti ayahnya, padahal anak sangat suka makan (dianggap ia akan menjadi gemuk) namun kenyataannya tidak.

b. Kondisi lingkungan 

Kondisi lingkungan merupakan faktor internal atau faktor di luar diri anak. Kondisi lingkungan yang kurang kondusif dapat menghambat perkembangan motorik anak, di mana anak kurang mendapatkan keleluasaan dalam bergerak dan melakukan latihan-latihan. Misalnya ruangan bermain yang terlalu sempit sedangkan jumlah anak banyak, akan mengakibatkan anak bergerak cepat dan sangat terbatas bentuk gerakkan yang ia lakukan.

c. Adanya stimulasi, dorongan dan kesempatan 

Perkembangan motorik anak sangat tergantung pada banyak stimulasi dan dorongan yang diberikan oleh orang tua ataupun orang yang berada di sekelilingnya. Dengan adanya latihan-latihan yang cukup akan membantu anak untuk mengendalikan gerakan otot-nya sehingga mencapai kondisi motorik yang sempurna yang ditandai-nya dengan gerakan yang lancar dan luwes.

d. Pola asuh 

Terdapat tiga jenis pola asuh yang dilakukan orang tua yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Pola asuh otoriter cenderung tidak memberikan kebebasan terhadap anak, dimana anak diumpamakan seperti robot yang harus menaati semua aturan yang dilakukan oleh orang tua. Sedangkan pola asuh permisif sangat berbalik arah sekali dengan pola asuh otoriter yaitu orang tua sangat memberikan kebebasan pada anak, orang tua yang menggunakan pola asuh ini cenderung tidak mau tahu akan perkembangan maupun pertumbuhan yang terjadi pada anak dan anak bertumbuh kembang dengan sendirinya tanpa dukungan dari orang tuanya.

Pengembangan Kemampuan Kecerdasan Kinestetik 

Menurut Catron dan Allen (1999), terdapat beberapa kombinasi gerakan yang dapat dilatih untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan kinestetik pada anak, antara lain yaitu sebagai berikut:

  1. Koordinasi mata-tangan dan mata-kaki, seperti menggambar, menulis, memaipulasi objek, menaksir secara visual, melempar, menendang, serta menangkap. 
  2. Keterampilan gerak lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, berbaris, meloncat, merayap, berguling, serta merangkak. 
  3. Keterampilan gerak nonlokomotor, seperti membungkuk, meraih, memutar, merentang, mengayun, berjongkok, duduk, serta berdiri. 
  4. Kemampuan untuk mengontrol dan mengatur tubuh seperti menunjukkan kesadaran tubuh, kesadaran ruang, kesadaran ritmik, keseimbangan, kemampuan untuk mengambil start, kemampuan menghentikan gerak, dan mengubah arah.

Adapun menurut Sujiono dan Sujiono (2010), beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menstimulus kecerdasan kinestetik pada anak-anak, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Menari

Anak-anak pada dasarnya menyukai musik dan tari. Untuk mengasah kecerdasan fisik ini dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk menari bersama karena menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot.

b. Bermain peran/drama 

Melalui kegiatan bermain peran, kecerdasan gerakan tubuh anak juga dapat terangsang. Kegiatan ini menuntut anak menggunakan tubuhnya menyesuaikan dengan perannya, bagaimana harus berekspresi, termasuk juga gerakan tangan. Kemampuan sosialisasi-nya pun berkembang karena ia dituntut dapat bekerja sama dengan orang lain.

c. Latihan keterampilan fisik 

Berbagai latihan fisik dapat meningkatkan keterampilan motorik anak, tentunya latihan tersebut disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, aktivitas berjalan di atas papan titian. Aktivitas ini dapat dilakukan anak berusia 4 - 6 tahun. Selain melatih kekuatan otot, aktivitas ini juga melatih belajar keseimbangan.

d. Olahraga 

Berbagai kegiatan olah raga dapat meningkatkan kesehatan dan juga pertumbuhan. olahraga harus dilakukan sesuai dengan perkembangan motorik anak. Seperti berenang, sepak bola mini, main tenis, bulu tangkis atau senam. Seluruh cabang olahraga pada dasarnya merangsang kecerdasan tubuh, mengingat hampir semua hampir menggunakan tubuh.

Daftar Pustaka

  • Safira, Aan T. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Anak. Jakarta: Niaga Swadaya.
  • Sujiono, Bambang. 2005. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka.
  • Sari, A.P., Prasetyawati, Dwi dan Purwadi. 2019. Senam Irama Sebagai Stimulasi Kecerdasan Kinestetik Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan- Universitas PGRI Semarang.
  • Sujiono, Y.S., dan Sujiono, Bambang. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecersasan Jamak. Jakarta: Indeks.
  • Jamal, Abdurrahman. 2010. Anak Cerdas Anak Berakhlak. Semarang: Pustaka Adnan.
  • Gardner, Howard. 2013. Multiple Intelligences, Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktik. Tangerang: Interaksara.
  • Yaumi dan Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Prenadamedia Group.
  • Aziz, D.K., dan Musyayadah, Ummul. 2019. Implementasi Kecerdasan Kinestetik Pada Kegiatan ekstrakulikuler Bola Voli. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.3, No.2.
  • Aprianto, Rose Mini, dkk. 2010. Panduan Mengenal dan Mengasah Kecerdasan Majemuk Anak. Jakarta: Indocamprima.
  • Adiningsih, Neni Utami. 2018. Permainan kreatif Asah Kecerdasan Logismatematis. Jawa Barat: Multi Trust Creative Service.
  • Catron, C.E., dan Allen, J. 1999. Early Childhood Curriculum A Creative-Play Model. Ohio: Prentice Hall.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Kecerdasan Kinestetik. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2023/03/kecerdasan-kinestetik.html