Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang dalam bidang musikal, seperti mempersepsi (penikmat musik), membedakan (ktitikus musik), mengubah (komposer), atau mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasan musikal merupakan kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Orang-orang dengan kecerdasan musikal antara lain yaitu; composer (peyusun lagu atau pengarang lagu), konduktor (pemimpin orkestra), ahli musik, kritisi musik, dan pembuat alat-alat musik.

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengingat rangkaian nada dan irama serta mengekspresikan-nya melalui aktivitas musik. Kecerdasan musikal mencakup kepekaan terhadap ritme dan tinggi rendahnya suara, perbedaan nada suara, dan kemampuan untuk memainkan serta membuat lagu. Kecerdasan musikal melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik.

Kecerdasan musikal meliputi kemampuan mempersepsi dan memahami, mencipta dan menyajikan bentuk-bentuk musikal. Kecerdasan musikal juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyimpan nada dalam benak atau pikiran, serta secara emosional terpengaruh oleh musik yang didengarkan. Seseorang yang memiliki kecerdasan musikal cenderung senang mendengarkan lagu, menikmati lagu tersebut, bahkan dapat menyanyikan/memainkan lagu tersebut dengan nada yang tepat.

Pengertian Kecerdasan Musikal 

Berikut definisi dan pengertian kecerdasan musikal dari beberapa sumber buku dan referensi:

  • Menurut Gunawan (2004), kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengeskpresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. 
  • Menurut Ula (2013), kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik serta suara, seperti kepekaan ritme, melodi, dan intonasi, kemampuan memainkan alat musik,kemampuan menyanyi dan mencipta lagu, bahkan kemampuan untuk menikmati lagu, musik serta nyanyian.
  • Menurut Yuliani, dkk (2008), kecerdasan musikal adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (ktitikus musik), mengubah (komposer), mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi dan warna nada atau warna suara pada sebuah lagu. 
  • Menurut Davis (2012), kecerdasan musikal adalah kepekaan terhadap ritme dan tinggi rendahnya suara, perbedaan nada suara, dan kemampuan untuk memainkan serta membuat lagu. 
  • Menurut Armstrong (2003), kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang melibatkan kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik.

Komponen Kecerdasan Musikal 

Menurut Armstrong (2003), komponen kecerdasan musikal terdiri dari kepekaan terhadap nada, pola titi nada atau tangga nada melodi, warna nada atau warna suara suatu lagu. Seseorang dengan kecerdasan musikal memiliki kepekaan terhadap nada, seperti dapat membedakan nada, bahkan dapat menilai mana nada-nada fals dan mana yang tidak. Kepekaan terhadap titi nada memungkinkan anak mengidentifikasi lagu tertentu, mengikuti iramanya dan memberikan reaksi yang sesuai.

Kecerdasan musikal juga mencakup kesenangan terhadap bentuk-bentuk musikal. Individu dengan cepat dapat mengenali nada rendah dan tinggi, dan cepat menangkap apabila ada nada yang terlalu rendah atau tinggi. Ketika diberi suguhan musik dengan nada dasar tertentu, individu yang peka nada dapat menyesuaikan suaranya dengan nada tersebut. Individu yang peka pola titi nada dapat mengenali karakter lagu tertentu ia dapat menyesuaikan irama dan tempo suaranya sehingga pas dan enak didengar. Individu yang peka warna nada, cepat mengenali jenis suara, baik suara alat musik maupun suara manusia bahkan juga suara suara yang ada di sekitarnya.

Menurut Musfiroh (2012), beberapa komponen kecerdasan musikal yaitu; 1) kemampuan mempersepsi bentuk musikal, seperti menangkap atau menikmati musik dan bunyi-bunyi berpola nada, 2) kemampuan membedakan bentuk musikal, seperti membedakan dan membandingkan ciri musikal bunyi, suara, dan alat musik, 3) kemampuan mengubah bentuk musikal seperti mencipta dan memversikan musik, dan 4) kemampuan mengekspresikan bentuk musikal, seperti bernyanyi, bersenandung dan bersiul-siul. Kecerdasan musikal meliputi kemampuan mempersepsi dan memahami, mencipta dan menyajikan bentuk-bentuk musikal.

Indikator Kecerdasan Musikal 

Menurut Musfiroh (2012), seseorang yang memiliki kecerdasan musikal ditandai dengan beberapa ciri-ciri, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Memiliki suara yang merdu. Mereka memiliki suara yang relatif cocok untuk menyanyikan lagu. Individu ini memiliki warna suara yang enak didengar oleh telinga pendengarnya. 
  2. Dapat mengenali dan menunjukkan nada-nada yang sumbang. Mereka mampu menyesuaikan suara dengan nada pada musik. Mereka dapat merasakan apabila ada ketidakcocokan antara suara dengan musik. 
  3. Senang mendengarkan musik radio, piringan hitam dan kaset. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk mendengarkan lagu dan musik di berbagai tempat. 
  4. Dapat memainkan alat musik. Mereka senang terhadap alat musik tertentu dan berusaha memainkan satu atau lebih alat musik. Mereka mungkin ahli dalam satu alat musik, mungkin pula menguasai berbagai alat musik. 
  5. Merasa tidak nyaman apabila tidak mendengarkan/terlibat dengan musik. Kondisi bunyi menjadi tidak menyenangkan bagi mereka. Sambil berjalan, tanpa disadari sering melantunkan lagu atau jingle iklan, kesendirian selalu diisi dengan lagu atau lah suara. 
  6. Mampu mengingat lagu/musik dengan cepat dan akurat. Hanya dengan mendengarkan beberapa kali, mereka mampu mengingat lirik-lirik dan nada sebuah lagu. 
  7. Mudah mengikuti irama musik dengan alat perkusi sederhana. Semua benda akan bernada bagi orang yang cerdas dalam musikal. Benda-benda yang mengeluarkan bunyi akan diidentifikasi sebagai nada (tinggi-rendah) dan mampu menciptakan musik alternatif dari benda benda sederhana. 
  8. Mengenal nada-nada berbagai macam lagu atau karya musik. Individu yang cerdas dalam musikal, mampu mengenali karakteristik atau ciri utama setiap jenis musik. Mereka mengenali musik dangdut, pop, rock, jazz atau rapp hanya dengar mendengar cuplikannya. 
  9. Sering mengetuk-ketukan jari secara berirama atau bernyanyi kecil. Mereka mengisi pikiran dan merangsang ilham dengan bunyi-bunyian. Oleh, karena itu, pada saat bekerja, belajar atau berkonsentrasi penuh, mereka justru mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja atau benda-benda sehingga menghasilkan bunyi-bunyi yang berpola. Mungkin juga mereka mengisinya dengan senandung atau bernyanyi kecil.

Mengembangkan Kemampuan Kecerdasan Musikal 

Menurut Sefrina (2013), beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan musikal pada anak, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Mengajarkan berbagai konsep musik pada anak usia dini 

Mengajarkan konsep-konsep musik pada anak merupakan cara yang paling mudah untuk menstimulasi kecerdasan musiknya. Apabila orang tua tidak menguasai konsep-konsep musik yang rumit, cukup ajarkan anak tangga nada dasar dari mulai do hingga si dan minta anak untuk menyanyikan kembali. Perkenalkan juga alat-alat musik yang dapat ditemui beserta cara kerjanya, bila memungkinkan minta anak mencoba alat musik tersebut dan merasakan sumber bunyi yang dihasilkan alat musik tersebut.

b. Mengajarkan anak dengan lagu sesuai tingkat usianya 

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk bernyanyi sejak ia sudah mulai bisa bicara. Pada awalnya ajarkan lagu-lagu sederhana seperti burung kakak tua, topi saya bundar, balonku ada lima, atau pelangi-pelangi. Awalnya anak hanya akan mendengarkan anda bernyanyi, namun lama-kelamaan anak mulai dapat menirukan lagu tersebut. Motivasi anak untuk terus mempelajari lagu tersebut dan beri pujian jika anak dapat menyanyikan lagu yang diajarkan dengan baik. Orang tua tidak perlu memaksakan anak untuk dapat menghafalkan lirik lagu dengan cepat karena hal itu juga terkait dengan perkembangan bahasanya, yang terpenting adalah anak dapat melantunkan melodi dari sebuah lagu dengan baik dan sesuai.

c. Memperdengarkan musik setiap hari 

Orang tua dapat memperdengarkan lagu atau musik dengan suara yang lembut atau tidak keras. Pada masa usia bayi, orang tua dapat memperdengarkan musik-musik instrumental tanpa lirik untuk melatih kepekaan anak akan bersuara atau bunyi-bunyian. Selanjutnya barulah memperdengarkan lagu-lagu berlirik dengan tujuan sekaligus meningkatkan kemampuan bahasanya.

d. Memfasilitasi anak agar dapat bermain alat musik 

Bermain alat musik merupakan cara yang ampuh untuk mengembangkan kemampuan musikal anak. Apabila orang tua tidak mampu menyediakan alat musik yang berharga mahal, cukup sediakan kotak bekas atau galon air mineral yang kosong untuk dijadikan alat musik perkusi. Semakin ia menyukai alat musik, semakin anak termotivasi untuk memainkan alat musik. Misalnya potongan kayu yang dibuat stik musik. Kemudian kaleng bekas yang tidak terpakai diambil tutupnya dan diganti dengan kertas.

e. Melibatkan anak dalam kegiatan bermusik 

Melibatkan anak dalam kegiatan bermusik, selain sebagai sarana meningkatkan kemampuan musiknya, juga sebagai sarana anak untuk bersosialisasi. Sebagai contoh, libatkan anak dalam kegiatan paduan suara atau group drum band di sekolahnya.

f. Memperdengarkan musik saat kegiatan belajar 

Anak dengan kecerdasan musik yang menonjol, akan lebih memahami suatu konsep dengan bantuan alat musik, anak lebih mudah mengingat nada-nada dalam sebuah lagu, dari pada hanya kata-kata tanpa nada. Oleh karena itu, musik dapat membantu anak di dalam mengingat sesuatu dan memahami sesuatu.

g. Memberi motivasi anak untuk menciptakan lagu 

Saat anak sudah dapat memahami konsep-konsep musik dengan baik, motivasi anak untuk menciptakan sebuah lagu atau rangkaian melodi yang indah. Beri pujian pada anak, saat anak berhasil menyusun melodi-melodi tersebut dan motivasi untuk melakukannya.

h. Memfasilitasi anak untuk mengikuti kompetisi musik 

Kompetisi bermusik bukan hanya kompetisi bernyanyi, bisa juga kompetisi bermain alat musik atau menciptakan lagu. Apabila anak ingin mengikuti kompetisi tersebut, fasilitasi kebutuhan anak , mulai dari proses, pendaftaran hingga alat bantu yang dibutuhkan anak.

Daftar Pustaka

  • Gunawan, Adi W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 
  • Ula, S. Shoimatul. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan melalui. Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Ar-ruzz.
  • Winataputra, Udin S., dkk. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
  • Yuliani, Sujiono, N., dkk. 2008. Metode Pengembangan Koqnitif. Jakarta : Universitas Terbuka.
  • Davis, Gary A. 2012. Anak Berbakat dan Pendidikan Keberbakatan. Jakarta: Indeks. 
  • Armstrong, Thomas. 2003. Setiap Anak Cerdas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Musfiroh, Tadkiroatun. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Tangerang : Universitas Terbuka.
  • Sefrina, Andin. 2013. Deteksi Minat Bakat Anak (Mengoptimalkan 10 Kecerdasan Pada Anak). Jakarta: Media Pressindo.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Kecerdasan Musikal. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2023/03/kecerdasan-musikal.html