Model Ppembelajaran POE (Predict, Observe and Explain)
Model pembelajaran POE (Predict, Observe and Explain) adalah strategi pembelajaran yang dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang dimulai dengan penyajian masalah, kemudian menduga atau membuat prediksi dari suatu kemungkinan yang terjadi dengan pola yang sudah ada (Predict), kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap masalah tersebut (Observe), selanjutnya menemukan kebenaran atau fakta dari dugaan awal dalam bentuk penjelasan (Explain).
Model pembelajaran POE pertama kali dikenal-kan oleh White dan Gusnstone pada tahun 1995 dalam bukunya yang berjudul Probing Understanding. POE dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yakni dengan menggali pengetahuan yang telah diperoleh atau dimiliki siswa sebelumnya dan kemudian menginterpretasikannya. Model pembelajaran POE menggali pemahaman siswa melalui tiga tugas utama, yaitu memprediksi (predict) suatu fenomena, mengobservasi (observe) untuk mendapatkan kebenaran, dan menjelaskan (explain) prediksi dengan hasil observasi yang didapat sebagai penguatan konsep.
Model pembelajaran POE melibatkan siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi atau eksperimen, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi serta prediksi siswa sebelumnya. Melalui model pembelajaran POE, konsep yang diperoleh siswa akan melekat dalam ingatannya, serta siswa akan memahami apa yang dipelajarinya. Selain itu model pembelajaran POE mengajak siswa untuk berpikir dan mengkonstruksi dalam memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama sehingga didapatkan suatu penyelesaian yang akurat.
Pengertian Model Pembelajaran POE
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran POE (Predict, Observe and Explain) dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Warsono dan Hariyanto (2012), model pembelajaran POE adalah teknik yang dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme melalui kegiatan yang melakukan prediksi, observasi dan menerangkan suatu hasil pengamatan.
- Menurut Sastrawan, dkk (2014), model pembelajaran POE adalah pembelajaran yang dimulai dengan penyajian masalah siswa diajak untuk menduga atau membuat prediksi dari suatu kemungkinan yang terjadi dengan pola yang sudah ada, kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap masalah tersebut untuk dapat menemukan kebenaran atau fakta dari dugaan awal dalam bentuk penjelasan.
- Menurut Widyaningrum (2013), model pembelajaran POE adalah rangkaian proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa melalui tahap prediksi atau membuat dugaan awal (predict), pengamatan atau pembuktian dugaan (observe), serta penjelasan terhadap hasil pengamatan (explain).
- Menurut Indrawati dan Setiawan (2009), model pembelajaran POE adalah pembelajaran yang dimulai dengan penyajian masalah, siswa diajak untuk menduga atau membuat prediksi dari suatu kemungkinan yang terjadi dengan pola yang sudah ada, kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap masalah tersebut untuk dapat menemukan kebenaran atau fakta dari dugaan awal dalam bentuk penjelasan.
Unsur-unsur Model Pembelajaran POE
Menurut Suyono dan Hariyanto (2012), model pembelajaran POE terdiri dari tiga unsur atau komponen utama, yaitu sebagai berikut:
a. Prediction (prediksi)
Prediksi merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap suatu fenomena. Guru memulai pembelajaran dengan menghadapkan para pembelajar dengan seperangkat alat dan bahan percobaan, kemudian guru menjelaskan apa saja yang harus dilakukan terkait peralatan tersebut. Para siswa kemudian membuat suatu prediksi apa yang dapat terjadi, hasil apa yang bakal diperoleh dengan bereksperimen menggunakan alat dan bahan tersebut. Pada proses prediksi ini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar.
b. Observation (observasi)
Observasi adalah melakukan penelitian atau percobaan, dan kemudian mengamati apa yang terjadi. Siswa diajak untuk melakukan percobaan untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Siswa mengamati apa yang terjadi pada percobaan. Bagian terpenting dalam tahapan ini yaitu konfirmasi atas prediksi mereka. Pada tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri segala sesuatunya dan memperoleh hikmah pembelajaran-nya sendiri. Dengan melakukan percobaan (eksperimen) pada tahap observe, pembelajaran terjadi by doing science yang melibatkan siswa secara langsung dengan mengaktualisasikan diri ke dalam pengalaman nyata. Siswa akan belajar sebaik-baiknya dengan mengalami sendiri segala sesuatu (we learn best by experiencing things for ourselves).
c. Explanation (eksplanasi)
Eksplanasi adalah pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. Siswa bertugas menjelaskan kesesuaian tersebut kepada siswa lain dengan mempresentasikannya di depan kelas secara berkelompok. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya. Siswa akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar.
Langkah-langkah Model Pembelajaran POE
Menurut Warsono dan Hariyanto (2012), tahapan atau langkah-langkah model pembelajaran POE adalah sebagai berikut:
a. Tapap Pendahuluan
- Siswa dibagi menjadi dalam kelompok-kelompok kecil berkisar antara 3 sampai 8 orang bergantung pada jumlah siswa dalam kelas serta kesulitan tingkat kesukaran materi ajar. Semakin sukar, semakin diperlukan jumlah siswa yang lebih besar dalam kelompok tersebut agar diperoleh buah pikiran yang lebih variatif.
- Siapkan demonstrasi yang terkait dengan topik yang akan dipelajari. Upayakan agar kegiatan ini dapat membangkitkan minat siswa, sehingga mereka berupaya melakukan observasi dengan cermat.
b. Tahap Inti
Langkah 1: melakukan prediksi (predict)
- Mintalah kepada para siswa secara perorangan menuliskan prediksinya tentang apa yang terjadi.
- Tanyakanlah kepada mereka tentang apa yang mereka pikirkan terkait apa yang apa yang akan mereka lihat dan mengapa berfikir demikian.
Langkah 2: melakukan observasi (observation)
- Laksanakan sebuah demonstrasi.
- Sediakan waktu yang cukup agar mereka dapat fokus pada observasinya.
- Mintalah para siswa menuliskan hasil observasi.
Langkah 3: menjelaskan (explain)
- Mintalah siswa memperbaiki atau menambahkan penjelasan dari hasil prediksi-nya.
- Setiap siswa siap dengan rangkuman untuk penjelasan, laksanakan diskusi kelompok.
Adapun aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi POE adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1. Memprediksi (Predict)
- Aktivitas Guru. Memberikan apersepsi terkait materi yang akan dibahas.
- Aktivitas Siswa. Memberikan hipotesis berdasarkan permasalahan yang akan diambil dari pengalaman siswa, atau buku panduan yang memuat suatu fenomena terkait materi yang akan di bahas.
b. Tahap 2. Mengamati (Observe)
- Aktivitas Guru. Sebagai fasilitator dan mediator apabila siswa mengalami kesulitan dalam melakukan pembuktian.
- Aktivitas Siswa. Mengobservasi dengan melakukan eksperimen atau demonstrasi berdasarkan permasalahan yang dikaji dan mencatat hasil pengamatan untuk direfleksikan satu sama lain.
c. Tahap 3. Menjelaskan (Explain)
- Aktivitas Guru. Memfasilitasi jalannya diskusi apabila siswa mengalami kesulitan.
- Aktivitas Siswa. Mendiskusikan fenomena yang telah diamati secara konseptual matematis, serta membandingkan hasil observasi dengan hipotesis sebelumnya bersama kelompok masing-masing. Mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberikan tanggapan, sehingga diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang dibahas.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode POE, antara lain yaitu sebagai berikut:
- Masalah yang diajukan sebaiknya masalah yang memungkinkan terjadi konflik kognitif dan memicu rasa ingin tahu.
- Prediksi harus disertai alasan yang masuk akal. Prediksi bukan sekedar menebak saja tetapi disertai dengan alasan yang logis.
- Demonstrasi harus bisa diamati dengan jelas, dan dapat memberi jawaban atas masalah.
- Percobaan harus bisa diamati dengan jelas oleh siswa dan dapat memberi jawaban terhadap masalah. Siswa bertugas mengamati, menganalisis, dan menyimpulkan hasil pengamatan percobaan dengan cermat. Guru berperan sebagai fasilitator.
- Siswa terlibat langsung dalam tahap eksplanasi. Siswa menjelaskan hasil pengamatan kepada siswa lain sekaligus menyelidiki kesesuaian prediksi sebelumnya dan akhirnya diperoleh konsep materi yang benar.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran POE
Setiap model atau metode pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan model pembelajaran POE. Menurut Muna (2017), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran POE adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran POE adalah:
- Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, dari prediksi yang dibuat siswa guru menjadi tahu konsep awal yang dimiliki siswa.
- Membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk melakukan penyelidikan, membuktikan hasil prediksinya.
- Dapat mengurangi verbalisme dengan melakukan eksperimen.
- Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi.
- Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Dengan demikian, peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran POE adalah:
- Memerlukan persiapan yang lebih matang terutama berkaitan dengan persoalan yang disajikan serta eksperimen dan demonstrasi yang akan dilakukan serta waktu yang diperlukan karena biasanya waktu yang dibutuhkan lebih banyak.
- Ketika melakukan eksperimen dibutuhkan alat-alat dan bahan-bahan yang memadai bagi siswa.
- Dituntut kemampuan dan keterampilan yang lebih bagi guru untuk melakukan kegiatan eksperimen dan demonstrasi, serta dituntut untuk lebih profesional.
- Memerlukan kemauan dan motivasi yang baik dari guru yang bersangkutan sehingga berhasil dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
- Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Sastrawan, P.E., Tegeh, I Made, dan Raga, Gede. 2014. Pengaruh Metode Predict Observe Explain Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD di Gugus II Santalia Kecamatan Kubutambahan. Jurnal Mimbar PGSD, Vol.2 No.1. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
- Widyaningrum, R. 2013. Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) Berwawasan Lingkungan pada materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Bioedukasi Universitas Sebelas Maret.
- Indrawati dan Setiawan, Wanwan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK IPA.
- Suyono dan Hariyanto. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.