Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Akhlak - Ruang Lingkup, Jenis Bentuk dan Metode Pendidikan

Akhlak adalah nilai, sikap atau kebiasaan yang tertanam di dalam jiwa, yang berfungsi untuk mempertimbangkan suatu perbuatan itu baik atau buruk, sehingga menentukan tindakan seseorang untuk meninggalkan atau melakukan. Akhlak pada seseorang ber-proses pada rutinitas yang dilakukan setiap harinya. Akhlak adalah pembeda manusia dengan makhluk lainnya, membuat hal ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

Akhlak - Ruang Lingkup, Jenis Bentuk dan Metode Pendidikan

Kata akhlak berasal dari serapan bahasa arab, yang berasal dari kata khuluqun yang artinya budi pekerti, tingkah laku, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Akhlak merupakan sifat batin, atau sifat yang tertanam dalam jiwa yang memunculkan perbuatan-perbuatan mudah tanpa seseorang itu harus berfikir dan menimbang apa yang mau dikerjakan, perbuatan ini bersifat baik sesuai norma.

Akhlak sering disamakan juga dengan kesusilaan dan sopan santun. Selain itu akhlak juga diartikan sebagai karakter atau jati diri suatu individu yang pola pikir, gerak tubuh, ikap, dan bahasanya menunjukkan kualitas batin yang ada pada diri seseorang tanpa adanya unsur yang memaksa. Akhlak yang sesuai dengan akal pikiran dan syariat dinamakan akhlak mulia dan baik, sebaliknya akhlak yang tidak sesuai atau bertentangan dengan akal pikiran dan syariat dinamakan akhlak sesat dan buruk.

Pengertian Akhlak 

Berikut definisi dan pengertian akhlak dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Ilyas (2000), akhlak adalah nilai-nilai atau sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang berfungsi untuk melihat apakah perbuatan itu baik atau buruk, sehingga dapat memilih tindakannya antara meninggalkan atau melakukannya. 
  • Menurut Langgulung (2003), akhlak adalah kebiasaan atau sikap yang mendalam di dalam jiwa yang kemudian muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui pertimbangan yang mana dalam pembentukan-nya bergantung pada faktor-faktor keturunan dan lingkungan. 
  • Menurut Hamalik (2001), akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan suatu perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. 
  • Menurut Damanhuri (2004), akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan bermacam-macam perbuatan baik atau buruk, tanpa membutuhkan pertimbangan. 
  • Menurut Nasharuddin (2015), akhlak adalah sistem yang lengkap terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa.

Ruang Lingkup Akhlak 

Secara garis besar, akhlak dalam agama Islam dibagi menjadi dua bagian, yaitu akhlak terhadap Khaliq (Allah SWT) dan akhlak terhadap makhluk (ciptaan Allah). Adapun akhlak terhadap makhluk dibagi menjadi beberapa macam, seperti akhlak terhadap sesama manusia, akhlak terhadap lingkungan (tumbuhan dan binatang), serta akhlak terhadap benda mati. Menurut Nurhayati (2014), ruang lingkup akhlak dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Akhlak terhadap Allah SWT 

Allah SWT yang menciptakan segalanya termasuk manusia dengan segala kebutuhannya patut disembah dan diagungkan. Akhlak terhadap Allah SWT adalah keseluruhan tingkah laku, perkataan dan suara hati dalam menyembah dan mengagungkan Sang Pencipta, seperti dalam mentauhidkan-Nya, berzikir, berdoa, bersyukur atas nikmat-Nya, kepatuhan atas perintah dan larangan-Nya, serta totalitas beribadah kepada-Nya.

Menurut Alim (2006), terdapat banyak cara yang dapat dilakukan dalam berakhlak kepada Allah. Bentuk kegiatan dalam menanamkan nilai-nilai akhlak kepada Allah antara lain yaitu: 

  1. Iman, yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan pada Tuhan. Jadi tidak cukup dengan hanya percaya kepada adanya Allah, melainkan harus meningkat menjadi sikap mempercayai Tuhan dan menaruh kepercayaan kepada-Nya. 
  2. Ihsan, yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau bersama manusia dimanapun manusia berada. Allah selalu hadir bersama manusia atau dengan kata lain Allah selalu mengawasi perbuatan manusia maka manusia harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu dengan sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab. 
  3. Takwa, yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah selalu mengawasi manusia. Yang kemudian manusia berusaha berbuat hanya sesuatu yang diridhai Allah, dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridhai-Nya. Dan takwa inilah yang mendasari budi pekerti yang luhur atau akhlakul karimah. 
  4. Tawakkal, yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah dengan penuh harapan kepada-Nya dan keyakinan bahwa Dia akan menolong manusia dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik. Karena manusia mempercayai atau menaruh kepercayaan kepada Allah, maka tawakkal adalah suatu kemestian.
  5. Syukur, yaitu sikap penuh terima kasih dan penghargaan, atas segala nikmat dan karunia yang tidak terbilang banyaknya yang dianugerahkan Allah kepada manusia. 
  6. Ikhlas, yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah dan bebas dari pamrih lahir dan batin, tertutup maupun terbuka. Dengan sikap ikhlas, manusia akan mampu mencapai tingkat tertinggi nilai batin dan lahirnya, baik pribadi maupun sosial. 
  7. Sabar, yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir dan batin, fisiologis maupun psikologis, karena keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Jadi sabar adalah sikap batin yang tumbuh karena kesadaran akan asal tujuan hidup, yaitu Allah SWT.

b. Akhlak terhadap manusia 

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dalam kehidupan bersama. Manusia memiliki unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupannya meliputi adat, suku atau ras, agama. Hal inilah manusia perlunya adab atau etika sebagai cerminan manusia yang berbudi pekerti. Akhlak yang dianjurkan Al Quran terhadap manusia adalah memperbaiki hubungan sesama manusia, memperkuat silaturrahmi.

Hablun minannas adalah hubungan antar sesama manusia.Interaksi atau komunikasi dengan manusia haruslah komunikatif dan menjadi pendengar yang baik. Pada dasarnya akhlak terbentuk dari cerminan diri. Akhlak mulia memiliki hubungan kuat dengan Tuhan dan sesama makhluk hidup lainnya. Sehingga terjalin keharmonisan dalam kehidupannya.

c. Akhlak terhadap alam atau lingkungan 

Alam adalah seluruh apa yang ada di langit, di bumi, baik tumbuh-tumbuhan, hewan, serta apa yang dikandungnya. Manusia sebagai khalifah di bumi sepatutnya berakhlak terhadap alam dalam menjaga kelestarian dari kerusakan-kerusakan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Jangan sampai manusia merusak lingkungan dan alam sekitar karena akan berdampak kembali ke manusia seperti tanah longsor akibat penggundulan hutan, banjir karena membuang sampah ke sungai dan sebagainya.

Jenis-jenis Akhlak 

Menurut Mustofa (1997), akhlak dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Akhlak terpuji 

Akhlak terpuji adalah sikap sederhana yang lurus sikap sedang tidak berlebih-lebihan, baik perilaku, rendah hati, berilmu, beramal, jujur, tepat janji, istiqamah, berkemaan, berani, sabar, syukur, lemah lembut dan lain-lain. Contoh akhlak terpuji adalah: berdoa kepada Allah SWT dengan suara lembut, bersholawat ketika mendengar nama Rasulullah SAW, bersikap ramah kepada orang tua dan guru, bergaul dengan teman dengan baik, menjaga lingkungan dan alam di sekitar kita.

b. Akhlak tercela 

Akhlak tercela yaitu semua apa-apa yang telah jelas dilarang dan dibenci oleh Allah SWT yang merupakan segala perbuatan yang bertentangan dengan akhlak terpuji. Contoh akhlak tercela adalah: bermaksiat kepada Allah SWT, berkata kasar kepada orang tua, mengganggu tetangga atau teman, merusak lingkungan dan alam sekitar.

Bentuk-bentuk Akhlak Terpuji 

Hakikat dan tujuan pendidikan akhlak akan terlaksana jika diwujudkan dalam praktik dengan berbagai yang positif. Proses pendidikan atau pembentukan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. Adapun beberapa bentuk akhlak terpuji yang perlu diberikan dalam pendidikan akhlak antara lain yaitu:

a. Pemaaf 

Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf kepada orang lain tanpa ada rasa benci dan dendam. Pemaaf salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sosial. Seseorang itu tidak cukup hanya sekedar menahan marah saja sebab orang yang menahan marah belum tentu memaafkan.

b. Disiplin 

Disiplin adalah sikap taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya merupakan tanggung jawabnya. Mentaati semua peraturan yang diberikan beban amanat untuk dirinya. Disiplin salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip disiplin dengan pemanfaatan waktu se-efektif dan se-efisien mungkin meminimalisir waktu tidak berguna yang menimbulkan penyesalan di kemudian hari.

c. Dermawan 

Dermawan adalah sikap rela hati menolong orang lain dengan ikhlas tanpa mengharapkan balasan (pamrih). Dermawan salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Suka menolong 

Suka menolong adalah sikap saling membantu penderitaan atau kesulitan orang lain dengan sesuatu yang bermanfaat baginya. Suka menolong salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Kerja keras 

Kerja keras adalah perilaku dimana dalam mengerjakan sesuatu dilakukan secara bersungguh-sungguh, tanpa mengenal lelah dengan usaha yang optimal, demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Kerja keras salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

f. Tekun/ ulet/ teliti 

Tekun adalah perilaku seseorang yang rajin dalam menggeluti bidangnya atau keahliannya. Ulet adalah perilaku seseorang yang tidak mudah putus asa dan berkemauan keras dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Teliti adalah cerminan seseorang dalam sikap cermat dan hati-hati dalam mengerjakan sesuatu. Tekun/ulet/teliti salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

g. Berpendirian 

Berpendirian adalah sikap teguh pada diri sendiri dan tidak mudah terpengaruh atau tidak mudah goyah pada hal yang diyakini. Berpendirian salah satu nilai akhlak terpuji yang harus kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut penulis materi akhlak yang paling utama adalah materi yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari meliputi iman, etika atau adab untuk pembentukan karakter pribadi, keluarga, lingkungan dan negara.

Metode Pendidikan Akhlak 

Menurut Nasirudin (2010), terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembentukan akhlak yang baik pada anak didik, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Dengan pemahaman (ilmu) 

Pemahaman ini dilakukan dengan cara memberikan informasi tentang hakikat dan nilai-nilai kebaikan yang terkandung didalamnya. Seperti contoh, jujur, kejujuran dengan segala hakikat kebenaran dan nilai-nilai kebaikannya harus diberikan kepada anak agar benar-benar memahami dan meyakini bahwa jujur sangatlah berharga dan bernilai dalam kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat.

Setelah paham dan yakin bahwa jujur mempunyai nilai, kemungkinan besar pada anak akan timbul perasaan suka atau tertarik dalam hatinya dan selanjutnya akan melakukan tindakan yang mencerminkan akhlak tersebut. Setelah anak terus-menerus melakukan tindakan tersebut ia akan dengan mudah melakukan melakukannya dan akhirnya menjadi akhlak yang merupakan bagian dari diri dan kehidupannya.

b. Dengan pembiasaan (amal) 

Pembiasaan berfungsi sebagai penguat atas pemahaman yang telah masuk kedalam hatinya. Selain itu, pembiasaan juga berfungsi sebagai perekat antara tindakan akhlak dan diri seseorang, sebagai penjaga akhlak yang sudah melekat pada diri seseorang, dan juga akan memunculkan pemahaman-pemahaman yang lebih mendalam dan luas, sehingga seseorang semakin yakin dan mantap dalam memegang objek akhlak yang diyakini.

c. Melalui teladan yang baik (uswah hasanah) 

Keteladanan merupakan pendukung terbentuknya akhlak mulia. Uswah Hasanahakan lebih mengena jika muncul dari orang-orang terdekat. Contoh yang baik dan lingkungan yang baik, akan lebih mendukung seseorang untuk menentukan pilihan akhlak yang baik. Begitupula dengan contoh yang baik yang ada pada suatu lingkungan akan semakin meyakinkan seseorang untuk senantiasa berada pada nilai-nilai baik yang diyakini itu. Dan juga seseorang akan merasa lebih ringan dalam mempertahankan nilai-nilai yang dipegang karena mendapat dukungan dari orang-orang uang ada disekitar lingkungannya.

Daftar Pustaka

  • Ilyas, Yunahar. 2000. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI).
  • Langgulung, Hasan. 2003. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Radar Jaya Offset.
  • Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Damanhuri. 2010. Akhalak Tasawuf. Banda Aceh: Pena.
  • Nasharuddin. 2015. Akhlak Ciri Manusia Paripurna. Jakarta: Raja Grafindo.
  • Nurhayati. 2014. Akhlak dan Hubungannya dengan Aqidah dalam Islam. Jurnal Mudarrisuna.
  • Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Mustofa, Abdullah. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
  • Nasirudin. 2010. Pendidikan Tasawuf. Semarang: RaSAIL Media Group.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Akhlak - Ruang Lingkup, Jenis Bentuk dan Metode Pendidikan. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2023/05/akhlak.html