Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Karakteristik Individu - Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor

Karakteristik individu adalah ciri khas atau sifat khusus yang menjadi karakter seorang individu, bisa berupa sikap, kepribadian, watak, keyakinan maupun nilai-nilai. Karakteristik individu mencakup sifat-sifat berupa kemampuan dan ketrampilan; latar belakang keluarga, sosial, dan pengalaman; umur, bangsa, jenis kelamin dan lainnya yang mencerminkan sifat demografi tertentu; serta karakteristik psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

Karakteristik Individu - Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor

Karakteristik individu merupakan ciri tertentu dari individu untuk dibedakan satu dengan yang lainnya, baik dalam hal sikap maupun perilaku. Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya, untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, harus dimulai dari memahami karakteristik yang melekat pada masing-masing individu. Karakteristik yang ada pada diri seseorang dapat dilihat dari ciri-ciri biografis setiap individu, kepribadian, persepsi dan yang terakhir yaitu sikap.

Karakteristik individu juga dapat diartikan sebagai suatu sifat atau watak atau kepribadian yang khas dari seseorang. Setiap orang mempunyai pandangan, tujuan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda satu sama lainnya. Sifat-sifat yang menjadi karakteristik individu tersebut membentuk suatu nuansa budaya tertentu yang menandai ciri dasar bagi suatu organisasi tertentu pula.

Pengertian Karakteristik Individu 

Berikut ini merupakan definisi dan pengertian karakteristik individu dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Setiawan dan Bodroastuti (2012), karakteristik individu adalah minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan, kebutuhan individual, kemampuan atau kompetensi, pengetahuan tentang pekerjaan dan emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai.
  • Menurut Rahman (2013), karakteristik individu adalah ciri khas yang menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. 
  • Menurut Prasetyo (2008), karakteristik individu adalah karakter seorang individu yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. 
  • Menurut Hayati dan Sinaga (2014), karakteristik individu adalah kemampuan, karakteristik-karakteristik biografis, pembelajaran, sikap, kepribadian, persepsi, dan nilai. 
  • Menurut Aktarina (2015), karakteristik individu adalah ciri khas atau sifat khusus yang dimiliki individu yang dapat menjadikan dirinya memiliki kemampuan yang berbeda dengan individu yang lainnya untuk mempertahankan dan memperbaiki kinerja-nya.

Aspek-aspek Karakteristik Individu 

Menurut Kurniawati (2007), karakteristik individu terdiri dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Kepribadian 

Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Kepribadian seseorang merupakan seperangkat karakteristik yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan dan oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan lingkungan. Kepribadian dibagi menjadi beberapa tipe, antara lain yaitu: 

  1. Kepribadian openness to experience atau keterbukaan terhadap pengalaman hidup, antara lain penuh dengan ide baru, imajinasi yang aktif, cerdik dan mendalam, suka refleksi diri, penasaran dengan banyak hal, inovatif, dan artistik.
  2. Kepribadian conscientiousness atau keterbukaan mata dan telinga, antara lain: suka bekerja keras, bekerja sesuai dengan rencana, dapat diandalkan, teratur, melakukan pekerjaan dengan cermat dan terperinci, dan cenderung rajin. 
  3. Kepribadian extraversion atau keterbukaan terhadap orang lain, antara lain: aktif berbicara, penuh dengan energi, antusias, kepribadian yang tegas dan pasti, ramah dan suka bergaul. 
  4. Agreeableness atau keterbukaan terhadap kesepakatan memiliki kepribadian, antara lain: suka bekerja sama, dapat dipercaya, penuh perhatian dan baik pada orang lain, suka menolong, tidak mementingkan diri sendiri, pemaaf, dan tidak suka berselisih dengan orang lain. 
  5. Neoriticism atau keterbukaan terhadap tekanan memiliki kepribadian, antara lain: sering merasa tertekan, penuh ketegangan dan kekhawatiran, mudah murung dan sedih, dan mudah gelisah. Individu dengan kepribadian ini dikatakan memiliki emosi yang tidak stabil.

b. Persepsi 

Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Persepsi merupakan proses kognitif yang dipergunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. persepsi mencakup kognisi (pengetahuan). Persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda, dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Beberapa sub-proses dalam persepsi dan dapat dipergunakan sebagai bukti bahwa sifat persepsi itu merupakan hal yang kompleks dan interaktif, antara lain yaitu: 

  1. Stimulus atau situasi yang hadir. Mula terjadi persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan dengan suatu situasi atau suatu stimulus. Situasi yang dihadapi ini mungkin bisa berupa stimulus pengin-deraan dekat dan langsung atau berupa lingkungan sosial-kultur dan fisik yang menyeluruh. 
  2. Registrasi, dan interpretasi. Dalam masa registrasi suatu gejala yang nampak ialah mekanisme fisik yang berupa pengin-deraan dan syaraf seseorang terpengaruh, kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengaruhi persepsi. Setelah ter-daftarnya semua informasi yang sampai kepada seseorang sub-proses berikut yang bekerja adalah interpretasi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang amat penting. 
  3. Umpan balik (feedback). Sub-proses ini dapat mempengaruhi persepsi seseorang.

c. Sikap 

Sikap adalah tanggapan (respon) yang mengandung komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu obyek atau stimulasi dari lingkungan. Sikap merupakan kesiap-siagaan mental, yang dipelajari dan di organisasi melalui pengalaman, dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain, obyek, dan situasi yang berhubungan dengannya. Terdapat tiga komponen sikap yaitu: 

  1. Komponen afektif, berkenaan dengan komponen emosional atau perasaan seseorang. 
  2. Komponen kognitif, berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada rasionalitas dan logika. 
  3. Komponen psikomotorik, merupakan kecenderungan seseorang dalam bertindak terhadap lingkungannya.

Indikator Karakteristik Individu 

Menurut Hanifah (2019), terdapat empat indikator yang dapat digunakan untuk menentukan karakteristik individu, yaitu sebagai berikut:

  1. Kemampuan. Kemampuan adalah orang yang mampu untuk menampilkan kemampuan kerja dan melaksanakan tugas dengan baik, misalnya seseorang yang dapat menyelesaikan tugas-tugas tanpa kesalahan dalam batas waktu yang telah ditentukan. 
  2. Nilai. Nilai seseorang didasarkan pada pekerjaan yang memuaskan, dapat dinikmati, hubungan dengan orang-orang, pengembangan intelektual dan waktu untuk keluarga.
  3. Sikap. Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Dalam penelitian ini sikap akan difokuskan bagaimana seseorang merasakan atas pekerjaan, kelompok kerja, penyedia dan organisasi. 
  4. Minat. Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu. Pola-pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaan pun berbeda-beda.

Sedangkan menurut Imban (2017), indikator karakteristik individu antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Kemampuan. Kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. 
  2. Kebutuhan. Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada manusia itu sendiri, baik kepuasan jasmani maupun rohani. 
  3. Kepercayaan. Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. 
  4. Pengalaman. Pengalaman bekerja merupakan modal utama seseorang untuk terjun dalam bidang tertentu. Pengalaman kerja adalah sesuatu atau kemampuan yang dimiliki oleh para pegawai dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. 
  5. Pengharapan. Pengharapan adalah suatu keyakinan atau kemungkinan bahwa suatu usaha atau tindakan tertentu akan menghasilkan suatu tingkat prestasi tertentu.

Faktor-faktor Karakteristik Individu 

Menurut Robbins (2006), terdapat beberapa faktor yang menjadi pendukung karakteristik individu, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Usia 

Usia (umur) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Semakin tua usia pegawai, makin tinggi komitmennya terhadap organisasi, hal ini disebabkan karena kesempatan individu untuk mendapatkan pekerjaan lain menjadi lebih terbatas sejalan dengan meningkatnya usia. Keterbatasan tersebut di pihak lain dapat meningkatkan persepsi yang lebih positif mengenai atasan sehingga dapat meningkatkan kinerja mereka terhadap organisasi.

b. Jenis Kelamin 

Manusia dibedakan menurut jenis kelamin-nya yaitu pria dan wanita. Tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan belajar. Namun studi-studi psikologi telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses. Satu masalah yang tampaknya membedakan antar jenis kelamin, khususnya saat karyawan mempunyai anak-anak pra sekolah. Ibu-ibu yang biasanya bekerja full time mungkin akan memilih bekerja dengan paruh waktu, jadwal kerja yang lebih fleksibel, dan telekomuting (mengerjakan pekerjaan kantor dirumah) agar bias menampung tanggung jawab terhadap keluarga.

c. Status Pernikahan 

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga. Perkawinan memaksakan peningkatan tanggung jawab yang membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan penting. Seseorang yang telah menikah merasa lebih mantap dengan pekerjaannya yang sekarang, hal ini dikarenakan bahwa mereka melihat sebagai jaminan untuk masa depannya. Karyawan yang menikah akan lebih sedikit absensinya, tingkat perputaran tenaga kerja yang rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka dari pada rekan kerjanya yang masih bujangan atau lajang. Selain itu, karyawan yang telah menikah memiliki tanggungan yang lebih besar dibandingkan karyawan yang belum menikah. Sehingga dapat dikatakan status pernikahan dapat memberikan kontribusi terhadap produktivitas kerja karyawan.

d. Jumlah Tanggungan 

Jumlah tanggungan merupakan banyaknya orang atau anggota keluarga yang ditanggung oleh seorang karyawan. Semakin banyak jumlah tanggungan seorang karyawan maka akan semakin besar tingkat ketergantungan terhadap perusahaan. Seorang yang memiliki tanggungan akan merasa bahwa pekerjaan mereka akan sangat berharga dan menjadi sangat penting, karena penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut akan digunakan untuk menghidupi anggota keluarga yang menjadi tanggungan mereka. Hal ini mengakibatkan kemungkinan tingkat perputaran karyawan menjadi berkurang dan karyawan akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas kerja mereka.

e. Pengalaman Kerja 

Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang adalah waktu, frekuensi, jenis tugas, penerapan, dan hasil.

f. Pendidikan 

Pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Individu akan dianggap mampu menduduki suatu jabatan tertentu dengan latar belakang pendidikan yang jelas dan tinggi. Sejalan dengan itu, pendidikan merupakan suatu pembinaan dalam proses perkembangan manusia untuk berfikir kritis, realistis dan cenderung lebih berkembangnya kemampuan dasar yang ada pada setiap individu.

Daftar Pustaka

  • Setiawan, Andy dan Bodroastuti, Tri. 2012. Pengaruh Karakteristik Individu dan Faktor-faktor Pekerjaan Terhadap Motivasi (Studi Pada Karyawan CV.Bintang Timur Semarang). Semarang: STIE Widya Manggala.
  • Rahman, Abdul. 2013. Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Jakarta: Rajawali Pers.
  • Prasetyo, Adi. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah BMT Kaffah Yogyakarta. Yogyakarta: STAIN Surakarta-SEM Institute.
  • Hayati, Nur dan Sinaga, I.C. 2014. Pengaruh Karakteristik Individu (Individual Characteristic) dan Karakteristik Tim (Characteristics Team) terhadap Kinerja Tim (Performance Team) (Studi pada karyawan bagian marketing PT. Srikandi Diamond Motor). Jurnal Sains Manajemen & Akuntansi.
  • Aktarina, D. 2015. Pengaruh Karakteristik Individu, Pekerjaan dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Anggota Polri di Polresta Palembang. Jurnal Media Wahana Ekonomika.
  • Kurniawati, Elly. 2007. Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Birokrasi Terhadap Perilaku Aparat di Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Lampung: Universitas Lampung.
  • Fauziah, Nur Hanifah. 2019. Pengaruh Karakteristik Individu dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Twisting Pada PT. Dewa Sutratex II Cimahi. Jurnal Karya Ilmiah UNISBA.
  • Imban, I., Kojo, C., dan Minardjo, C.M.O. 2017. Pengaruh Karakteristik Individu dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT.Telkom Indonesia Manado. Jurnal EMBA.
  • Robbins, P. Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Karakteristik Individu - Pengertian, Aspek, Indikator dan Faktor. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2023/06/karakteristik-individu.html