Psikososial - Pengertian, Aspek, Kebutuhan, dan Masalah

Daftar Isi

Psikososial adalah perkembangan manusia dalam bentuk tingkah laku, hubungan dan interaksi, serta bagaimana pikiran, perasaan, emosi, dan tindakan tersebut dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain, pengalaman sosial atau situasi sosial yang ada di sekitarnya. Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikologis atau psikis dan aspek sosial, dimana kedua aspek tersebut saling berhubungan satu sama lainnya.

Psikososial - Pengertian, Aspek, Kebutuhan, dan Masalah

Psikososial merupakan istilah yang menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosinya. Psikososial merupakan setiap bentuk perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologi maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. Psikososial menekankan pada hubungan yang dekat dan dinamis, dekat antara aspek psikologis dari pengalaman seseorang (pemikiran, perasaan, tingkah laku) dan pengalaman sosial yang ada di sekelilingnya (hubungan dengan orang lain, tradisi, budaya) yang secara terus menerus saling mempengaruhi satu sama lain.

Psikososial juga diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada diri individu, mencakup aspek psikis dan aspek sosial. Adapun aspek psikis mencakup kondisi jiwa, pikiran, emosi atau perasaan, perilaku, hal-hal yang diyakini, sikap, persepsi dan pemahaman akan diri. Dan aspek sosial mencakup adanya tatanan sosial, hubungan dengan orang lain, sistem kekerabatan, agama atau religi serta keyakinan yang berlaku dalam suatu tatanan di lingkungan tempat tinggal.

Pengertian Psikososial 

Berikut definisi dan pengertian psikososial dari beberapa sumber buku dan referensi:

  • Menurut Tiara (2019), psikososial adalah hubungan yang dinamis dalam interaksi antar manusia, dimana tingkah laku, pikiran dan emosi dalam diri individu dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain atau pengalaman sosial yang ada di sekitarnya. 
  • Menurut Syam (2014), psikososial adalah usaha untuk memahami menjelaskan, dan meramalkan bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan individu dipengaruhi oleh apa yang dianggapnya sebagai pikiran, perasaan dan tindakan orang lain (yang kehadirannya boleh jadi sebenarnya, dibayangkan atau disiratkan). 
  • Menurut Gerungan (2010), psikososial adalah pengalaman dan tingkah laku individu manusia seperti yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi-situasi sosial yang terjadi karena adanya interaksi antara individu dengan individu lainnya. 
  • Menurut Yeane (2013), psikososial adalah perkembangan manusia sebagai suatu produk interaksi antara kebutuhan-kebutuhan biologis dan psikologis individu dan kemampuan-kemampuan pada suatu sisi dan harapan-harapan atau tuntutan sosial pada sisi lain.

Aspek-aspek Psikososial 

Psikososial adalah kondisi dimana tingkah laku manusia yang ditimbulkan atau dipengaruhi oleh tingkah laku atau kehadiran orang lain. Terdapat dua aspek utama psikososial, yaitu aspek psikis dan aspek sosial, dimana kedua aspek tersebut menjadi faktor terpenting dalam mempengaruhi tingkah laku manusia yang disebabkan oleh timbulnya situasi sosial. Adapun penjelasan dari dua aspek psikososial tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aspek Psikologis 

Aspek psikologis adalah aspek yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan atau psyche. Aspek psikologis menjelaskan tentang proses mental yang dipengaruhi oleh tingkah laku individu. Aspek psikologis terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Emosi 

Emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Emosi adalah suatu perasaan atau gejolak jiwa yang muncul di dalam diri seseorang sebagai akibat dari adanya rangsangan baik dalam diri sendiri maupun dari luar. Menurut Goleman (1995), bentuk-bentuk emosi antara lain yaitu: 

  • Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian patologis. 
  • Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, muram, suram, melanklonis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, depresi. 
  • Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan pobia.
  • Kenikmatan, di dalamnya meliputi kebahagiaan, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali, dan mania. 
  • Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang. 
  • Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub, dan terpana. 
  • Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, dan mau muntah. 
  • Malu, di dalamnya meliputi rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib dan hancur lebur.

2. Stres 

Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stres dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit, dan gangguan-gangguan mental. Seseorang mengalami stres karena adanya tekanan, baik itu tekanan dari dalam dirinya maupun dari luar. Menurut Suharto (2009), terdapat tiga reaksi tubuh manusia terhadap stres, yaitu: 

  • Tahap penandaan (the alarm stage). Pada tahap ini tubuh menangkap stressor atau penekan. Tubuh kemudian memberikan reaksi terhadap stress yang berupa sikap menghampiri atau menghindari (fight or flight). 
  • Tahap perlawanan (the resistance stage). Pada tahap ini tubuh berusaha kembali mencapai keseimbangan (homeostatis). Tubuh memperbaiki berbagai kerusakan yang terjadi pada tahap alarm. Sebagian stressor yang ada dalam tubuh hanya melewati tahap alarm dan tahap perbaikan ini. 
  • Tahap kelelahan (the exhaustion stage). Suatu tipe stress yang menyebabkan kerusakan dalam jangka waktu lama terjadi pada saat tubuh mempertahankan keadaan stress tingkat tinggi dalam jangka waktu yang lama.

3. Trauma 

Trauma adalah suatu kondisi emosional yang berkembang setelah suatu peristiwa trauma yang menyedihkan, menakutkan, mencemaskan, menjengkelkan. Trauma merupakan suatu peristiwa yang luar biasa, yang menimbulkan luka atau perasaan sakit, namun juga sering diartikan sebagai suatu luka atau perasaan sakit berat akibat suatu kejadian luar biasa yang menimpa seseorang, secara langsung maupun tidak langsung, baik luka fisik maupun psikis atau kombinasi keduanya. Trauma bisa melanda siapa saja yang mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Menurut Hatta (2016), terdapat beberapa jenis trauma, yaitu: 

  • Trauma situasional. Trauma situasional sering terjadi akibat bencana alam, kecelakaan kendaraan, kebakaran, perampokan, perkosaan, perceraian, kehilangan pekerjaan, ditinggal mati oleh orang yang dicintai, kegagalan dalam bisnis, tidak naik kelas bagi beberapa siswa, dan sebagainya. 
  • Trauma perkembangan. Trauma perkembangan sering terjadi pada setiap tahap perkembangan, seperti penolakan teman sebaya, kelahiran yang tidak dikehendaki, peristiwa yang berhubungan dengan kencan, berkeluarga dan sebagainya. 
  • Trauma intrapsikis. Trauma ini sering terjadi akibat kejadian internal seseorang yang memunculkan perasaan cemas yang sangat kuat, seperti munculnya homo seksual, munculnya perasaan benci pada seseorang yang seharusnya dicintai, dan sebagainya. 
  • Trauma eksistensional. Trauma ini sering terjadi akibat munculnya kekurangan perhatian dalam kehidupan.

4. Konsep diri 

konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Konsep diri yaitu pandangan individu mengenai dirinya sendiri pandangan ini dapat bersifat positif maupun negatif.

5. Harapan 

Setiap manusia memiliki harapan yang ingin dicapai. Harapan adalah suatu keinginan, cita-cita dan penantian yang mana mereka berharap dapat mewujudkannya. Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai, memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Aspek Sosial 

Aspek sosial menjelaskan bagaimana individu menjalankan kehidupannya, seperti bagaimana individu melakukan interaksi, sosialisasi, relasi dengan lingkungan sosialnya. Selain itu, aspek sosial juga menjelaskan bagaimana individu melakukan peranan sosialnya sesuai dengan perannya di lingkungan sosialnya. Adapun beberapa jenis aspek sosial adalah sebagai berikut:

1. Interaksi Sosial 

Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial dapat terjadi apabila terdapat hubungan antara individu dengan individu maupun dengan kelompok. Adapun syarat terjadinya interaksi sosial adalah: 

  • Adanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. 
  • Adanya komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan.

2. Relasi sosial 

Relasi sosial juga disebut hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku) yang sistematik antara dua orang atau lebih. Relasi sosial merupakan hubungan timbal balik antar individu yang satu dengan individu yang lain dan saling mempengaruhi.

3. Penyesuaian diri 

Penyesuaian diri adalah suatu proses dinamik yang terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan. Jadi penyesuaian diri yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh seorang individu untuk mencapai suatu keadaan yang harmonis atau keadaan yang ia inginkan pada dirinya sendiri dan juga dengan lingkungannya.

4. Aktivitas sosial 

Aktivitas sosial merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu dengan individu lain dalam lingkungannya. Aktivitas sosial terjadi karena adanya interaksi sosial, yang mana interaksi sosial adalah aktor utama atau dasar syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Manfaat aktivitas sosial yaitu menambah relasi, menumbuhkan jiwa sosial, serta menambahkan pengalaman bagi individu yang melakukannya.

Jenis-jenis Kebutuhan Psikososial 

Psikososial memberikan gambaran pada individu bahwasanya setiap individu akan mengalami proses integrasi melalui penalaran dalam dirinya dan interaksi dimana dalam hal ini akan didominasi oleh faktor intelektual dan emosional. Menurut Hidayat (2008), terdapat beberapa jenis kebutuhan psikososial pada manusia, yaitu sebagai berikut: 

  1. Kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan kasih sayang merupakan cerminan arti kebutuhan asih yang dapat memberikan kehidupan dan ketenteraman secara psikologis. 
  2. Rasa aman. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan terbagi menjadi perlindungan fisik (meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh seperti penyakit, kecelakaan) dan perlindungan psikologis (perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing).
  3. Harga diri. Kebutuhan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi, rasa percaya diri dan pengakuan dari orang lain. 
  4. Rasa memiliki. Rasa memiliki merupakan suatu kebutuhan. Individu merasa benda-benda yang dimiliki harus segera dilindunginya. 
  5. Kebutuhan mendapat pengalaman. Pengalaman merupakan hal yang sangat berharga. Individu akan lebih percaya diri dan merasakan kesuksesan yang besar dari pengalaman yang ada untuk digunakan dalam aktivitas yang dilakukan.

Masalah-masalah Psikososial 

Masalah psikososial dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan dan kondisi sosial seseorang. Selain gangguan terhadap kondisi kejiwaan dan sosial, masalah psikososial juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Terdapat beberapa bentuk masalah psikososial, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Kecemasan 

Kecemasan atau ansietas adalah perasaan yang anda alami ketika berfikir tentang sesuatu tidak menyenangkan yang akan terjadi. Kecemasan merupakan perasaan tidak santai atau tidak nyaman yang dimiliki oleh seseorang karena adanya suatu masalah. Tingkat kecemasan diatas menggambarkan sampai di tahap mana seseorang mengalami kecemasan. Jika masih di tingkat bawah itu menandakan bahwa tingkat kecemasan yang dialami oleh seseorang belum terlalu parah, begitu-pun sebaliknya.

b. Depresi 

Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik (kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Seseorang yang mengalami depresi biasanya orang tersebut merasa tidak berdaya, tidak memiliki semangat untuk hidup, tidak memiliki motivasi, hilangnya rasa percaya diri, dan lain-lain.

c. Duka Cita 

Duka cita adalah perasaan yang pada awalnya membingungkan, berlangsung lama dan sangat berat. Duka cita merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Seseorang yang mengalami duka cita biasanya akan diliputi kemarahan, keputus-asaan, bahkan perasaan bersalah.

d. Harga Diri Rendah 

Harga diri rendah merupakan keadaan individu tentang perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, negatif terhadap kemampuan diri serta merasa gagal mencapai keinginan. Seseorang yang memiliki harga diri rendah dapat dilihat dari beberapa gejala atau tanda yang ada. Setiap orang pasti mengalami hal ini, banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki harga diri yang rendah, salah satunya yaitu kurangnya kepercayaan terhadap diri sendiri.

e. Gangguan Kognitif 

Gangguan kognitif merupakan gangguan dan kondisi yang mempengaruhi kemampuan berfikir seseorang. Individu dengan masalah seperi itu akan memiliki kesulitan dengan ingatan, persepsi, dan belajar. Pada umumnya gangguan kognitif disebabkan oleh gangguan fungsi biologis dan sistem saraf pusat.

f. Gangguan Citra Tubuh 

Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Gangguan citra tubuh ialah dimana seseorang merasakan adanya perubahan pada tubuhnya, dimana citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.

g. Keputusasaan 

Keputusasaan atau hopelessness merupakan status emosional yang berkepanjangan dengan keadaan subjektif seseorang individu yang melibatkan keterbatasan atau tidak adanya alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi yang dimilikinya. Keputus-asaan adalah kondisi yang sangat umum dialami oleh setiap orang dalam hidupnya. Hal ini muncul dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebih umum dirasakan oleh setiap orang. Keputus-asaan sering terjadi terhadap mereka yang kurang mampu memandang kehidupan kearah yang lebih baik, dikarenakan mereka cenderung putus asa dengan kemampuan yang dimiliki.

Daftar Pustaka

  • Emiliza, Tiara. 2019. Konsep Psikososial Menurut Teori Erik H. Erikson Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Tinjauan Pendidikan Islam. Bengkulu: Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.
  • Syam, A. 2010. Hubungan Antara Kesehatan Spiritual dengan Kesehatan Jiwa pada Lansia Muslim di Sasana Tresna Werdha KBRP Jakarta Timur. Jakarta: Universitas Indonesia.
  • Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
  • Yeane, Em. Tungga dkk. 2013. Terapi Psikososial Suatu Pengantar. Bandung: STKS PRESS Bandung.
  • Goleman, Daniel. 1995. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Suharto, Edi. 2009. Pekerja Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta.
  • Hatta, Kusmawati. 2016. Trauma dan Pemulihannya. Banda Aceh: Dakwah Ar-Raniry Press.
  • Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.