Fun Learning - Pengertian, Ciri, Komponen dan Aspek

Daftar Isi

Fun learning adalah model atau strategi pembelajaran yang menarik perhatian siswa dengan berbagai metode, sehingga membuat siswa merasa nyaman, tenang, dan senang serta tanpa adanya unsur paksaan, karena proses belajar mengajar dilakukan dengan bermain dan belajar. Metode fun learning memiliki konsep bahwa pembelajaran yang dilakukan harus berpusat pada siswa dan bersifat menyenangkan sehingga akan timbul motivasi positif pada diri siswa untuk dapat belajar secara mandiri, dan tanpa beban.

Fun Learning - Pengertian, Ciri, Komponen dan Aspek

Fun learning menawarkan sesuatu yang baru dalam pembelajaran, yaitu dengan menciptakan dan mengkondisikan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Menciptakan suasana gembira dalam proses belajar mengajar, akan berdampak bagi siswa lebih siap dan lebih mudah belajar, bahkan dapat mengubah sikap yang negatif. Pembelajaran yang menyenangkan akan menghasilkan siswa yang riang penuh tanggung jawab dalam mencapai tujuan belajar.

Metode pembelajaran fun learning merupakan strategi belajar dengan menciptakan kondisi belajar yang gembira serta menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan terjadi jika interaksi antara guru dan siswa, lingkungan fisik, dan suasana memberikan peluang terciptanya kondisi yang kondusif untuk belajar. Seorang siswa dikatakan dapat merasakan belajar menyenangkan adalah dapat dilihat dari tingkah laku selama siswa itu belajar seperti konsentrasi penuh terhadap gurunya. Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung siswa diarahkan untuk dapat terlibat aktif dan memegang peran penting dalam pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru.

Pengertian Fun Learning 

Berikut definisi dan pengertian fun learning atau pembelajaran yang menyenangkan dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Wulan (2013), fun learning adalah bentuk kegiatan meraih ilmu dengan cara sangat menyenangkan tanpa ada unsur paksaan, sehingga proses belajar mengajar dilakukan dengan bermain sambil belajar. 
  • Menurut Aqib (2009), fun learning adalah pembelajaran yang membuat siswa nyaman, aman, dan tenang hatinya karena tidak ada ketakutan (dicemooh, dilecehkan) dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya. 
  • Menurut Trinova (2012), fun learning adalah pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dengan berbagai metode yang diterapkan, sehingga saat pembelajaran berlangsung siswa tidak merasa bosan.
  • Menurut Darmansyah (2011), fun learning adalah pembelajaran dimana interaksi antara guru dan siswa, lingkungan fisik, dan suasana memberikan peluang terciptanya kondisi yang kondusif untuk belajar. 
  • Menurut Kismoro (2016), fun learning adalah metode belajar dengan sejumlah siswa dimana siswa tersebut merasa senang, nyaman, tenang dan tidak ada tekanan dalam belajar. Pembelajaran yang menyenangkan akan selalu menggugah rasa ingin tahu murid terhadap sesuatu.

Ciri-ciri Fun Learning 

Menurut Meity (2015), pembelajaran menyenangkan atau fun learning memiliki beberapa ciri, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Menciptakan lingkungan tanpa stres, lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun menumbuhkan harapan meraih sukses tetap tinggi.
  2. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan dan manfaat serta pentingnya dalam memenuhi harapan siswa. 
  3. Menjamin bahwa secara emosional dapat berlangsung proses belajar positif, pada umumnya suasana ini dapat tumbuh jika belajar dilakukan bersama dengan orang lain, ada humor dan dorongan semangat, waktu istirahat dan jeda teratur, serta dukungan antusias. 
  4. Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran otak kiri dan otak kanan. 
  5. Menantang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan materi yang sedang dipelajari dengan mengerahkan kecerdasan secara optimal untuk memahami bahan ajar. 
  6. Mengkonsolidasi bahan ajar yang sudah dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.

Komponen Fun Learning 

Menurut Fitri (2020), dalam pelaksanaan pembelajaran menyenangkan atau fun learning, terdapat beberapa komponen yang perlu tersedia, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Game atau permainan 

Bermain adalah salah satu hal penting dalam banyak hal dan bisa dapat menjadikan suasana belajar yang menyenangkan. Ketika bermain, banyak hal yang dipelajari siswa yakni ber-sosialisasi, menahan emosi, dan belajar hal lain yang semuanya diperoleh secara integrasi, bagi guru permainan adalah kendaraan untuk belajar. Lewat permainan, siswa bertanya, meneliti lingkungan, belajar mengambil keputusan, berlatih peran sosial, dan secara umum memperkuat seluruh aspek kehidupan anak sehingga membuat anak menyadari kemampuan dan kelebihannya.

b. Bercerita 

Bercerita merupakan suatu cara dalam menyampaikan pengetahuan atau informasi secara lisan. Metode ini memfokuskan dalam cerita yang memberikan pesan moral serta memiliki makna hidup dimana orang bercerita dianggap narator atau pencerita. Story-telling merupakan cerita yang diceritakan oleh narator, tetapi cerita yang dia ceritakan tidak hanya terkait dengan masa lalu, tetapi juga dengan cerita sekarang dan masa depan. Ada kesamaan penggunaan media dan pendongeng atau story-teller.

c. Bernyanyi 

Bernyanyi merupakan salah satu instrumen. Bernyanyi adalah strategi sederhana dalam proses transformasi untuk memberi pengetahuan kepada siswa. Berbagai informasi baru akan didapatkan dengan cara mengingat lagu-lagu yang dia nyanyi-kan. Menyanyi adalah cara untuk melatih ingatan. Menyanyikan lagu bersama siswa dalam suasana senang gembira, dengan nyanyian yang dibuat guru yang mempunyai makna sebuah pelajaran.

d. Humor 

Humor adalah sebagai suatu kemampuan untuk menikmati, menerima, dan menampilkan suatu hal yang lucu serta bersifat menghibur. Humor merupakan sesuatu yang memiliki sifat mengakibatkan atau menimbulkan pendengarnya akan merasa geli karena emosi yang lucu. Pembelajaran tanpa sesekali diselingi humor akan membuat siswa cepat jenuh. Para siswa tidak menyukai guru yang pembelajaran-nya terlalu monoton. Humor dalam konteks pembelajaran ini tentu saja adalah humor yang mendidik (edukatif), dan terkendali, karena humor tidak boleh berlebihan apalagi sampai mengganggu konsentrasi lingkungan belajar. Humor ini bukan tujuan tapi sekedar alat untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kepenatan berpikir. Seorang guru bisa memberikan humor-humor yang mendidik yang bisa menggugah semangat belajar, memberikan motivasi dan inspirasi para siswa agar memiliki cita-cita yang tinggi.

e. Tebak kata 

Tebak kata merupakan menebak kata yang dimaksud sampai kata yang disebutkan tersebut benar. Berbagai macam permainan tebak-tebakan, pernah tayang di televisi. Jenis permainan ini menguji kemampuan berpikir siswa dalam menebak kata yang dimaksud, dan siswa diberikan batasan waktu sehingga ketepatan dan kecepatan menebak kata menjadi pusat perhatian siswa.

f. Tebak gambar 

Tebak gambar adalah suatu kemampuan atau keterampilan dalam menebak gambar secara pas atau mengira-ngira, obyek yang ditebak berdasarkan dari ciri dan kriteria tertentu yang dimana kenyataannya bersifat pasti dan umum. Di dalam tebak gambar telah disediakan gambar yang sesuai dengan yang akan ditebak. Tebak gambar yaitu suatu media yang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan siswa dan digunakan sebagai alat bantu dalam media pembelajaran untuk mengasah daya pikir anak. media untuk menjelaskan dengan mengembangkan imajinasi mereka.

Aspek-aspek Fun Learning 

Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode fun learning, yaitu sebagai berikut:

a. Membangun kekuatan niat 

Pendidik harus memahami perasaan dan sikap siswa yang terlibat dan berpengaruh penuh pada proses pembelajaran, sehingga pendidik bisa mengajar sesuai dengan kondisi peserta didik, maka terjalin sebuah hubungan emosional yang tinggi antara siswa dan pendidik mampu menyingkirkan segala tekanan dan ancaman psikis dari suasana belajar. Salah satu langkah dalam menerapkan fun learning adalah dengan membangun kekuatan niat. Seorang guru harus mengerti perasaan dan Cara sikap peserta didiknya dalam mengikuti pembelajaran dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengekspresikan dirinya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh pendidik untuk mengenal emosi siswa adalah: 

  1. Memberikan kebebasan anak untuk mengungkapkan suka cita dan kegemaran mereka disaat belajar.
  2. Menggunakan tulisan atau gambar untuk meluapkan emosi. 
  3. Membaca perasaan.

b. Jalinan rasa simpati dan saling pengertian 

Siswa harus mampu menjalin sebuah hubungan berupa rasa simpati dan saling pengertian dengan peserta didik, karena dengan adanya hubungan atau saling mengenal antara pendidik dan siswa akan menciptakan suasana yang terbuka dan efektif. Cara untuk membangun hubungan dengan murid yaitu: 

  1. Perlakuan murid sebagai manusia sederajat.
  2. Ketahuilah apa yang disukai murid, cara pikir mereka dan perasaan mereka mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka. 
  3. Bayangkan apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar-benar mereka inginkan, jika guru tidak tahu maka, wajib untuk menanyakannya. 
  4. Berbicaralah dengan jujur kepada mereka dengan cara yang membuat mereka mendengarnya dengan jelas dan halus. 
  5. Bersenang-senanglah dengan mereka.

c. Keriangan dan ketakjuban 

Rasa gembira dalam diri memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan sikap mental seseorang untuk menerima sesuatu diluar dirinya. Sehingga sangat dibutuhkan suasana yang menyenangkan di ruang kelas ketika proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi untuk bisa meraih kegembiraan itu adalah; afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan, dan perayaan.

d. Pengambilan risiko 

Saat memasukkan unsur resiko ke dalam situasi belajar anda membangkitkan kesukaan bertualang alami dari pelajar. Hal akan membawa mereka melampaui batas mereka sebelumnya, dan menambah dampak pengalaman mereka, sebagian menjadi pelajar yang baik dengan menjadi pengambil resiko yang berani. Lebih dari yang mereka ketahui, anak-anak kita menghabiskan waktu setiap harinya mengambil resiko. Pengambilan resiko yang dimasukkan dalam pembelajaran akan membangkitkan rasa ingin tahu dan keberanian peserta didik dalam menyelesaikan sebuah masalah sehingga dapat menambah pengalaman belajar bagi peserta didik.

e. Rasa Saling Memiliki 

Rasa saling memiliki ini membuat para pemain merasa mereka menambah nilai bagi timnya. Mereka merasa berdaya dan diterima apa adanya. Jika seseorang guru membangun rasa saling memiliki ini, dia juga menyingkirkan ancaman, mengizinkan otak siswa untuk bersantai, emosi merekam untuk terlibat, dan proses belajar untuk memuncak. Rasa saling memiliki menciptakan rasa saling kebersamaan, kesatuan, kesepakatan, dan dukungan dalam belajar. Rasa ini juga mempercepat proses mengajar dan meningkatkan kepemilikan pelajar.

f. Keteladanan 

Keteladanan membangun hubungan, memperbaiki kredibilitas dan meningkatkan pengaruh. Membangun keteladanan sangat penting dilakukan oleh seorang guru, karena guru akan selalu digugu dan ditiru yang mengandung makna bahwa guru akan selalu dipercaya dan ditiru. Adapun cara untuk membangun keteladanan adalah: 

  1. Teladankan komunikasi yang jelas. 
  2. Akui setiap usaha. 
  3. Senyum.
  4. Gunakan energi untuk menciptakan lebih banyak energi. 
  5. Jadilah pendengar yang baik. 
  6. Ungkapkan pikiran mereka dengan kata-kata anda sendiri. 
  7. Keluarlah dari kebiasaan yang menyenangkan secara teratur dan menyampaikan bahwa anda dan mereka bersama-sama melakukannya.
  8. Nyatakan kembali situasi negatif untuk menemukan hal-hal positif.

Kelebihan dan Kekurangan Fun Learning 

Setiap strategi pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan metode fun learning. Menurut Alfianti (2016), kelebihan dan kekurangan metode fun learning atau pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

  1. Siswa lebih siap dalam menghadapi materi yang akan dipelajari karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber diantaranya buku, internet, guru dan orang yang ahli dibidang materi tersebut. 
  2. Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran karena pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses pembelajaran-nya. Siswa yang ditutori tidak akan segan-segan dalam memberikan pertanyaan yang tidak dipahami.
  3. Siswa aktif dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah pembelajaran itu sendiri maupun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal itu terjadi karena siswa diberi panduan untuk mencari materi sendiri pada saat setelah atau sebelum pembelajaran dari berbagai sumber. 
  4. Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangat besar karena siswa dituntut memperoleh informasi sebelum dan setelah pembelajaran kemudian mengkomunikasikan kembali materi yang diperoleh pada siswa lainnya pada saat pembelajaran berlangsung.

b. Kekurangan 

  1. Guru harus menyiapkan pembelajaran yang lebih dari sekedar ceramah, maka dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran tersebut. Agar tercipta pembelajaran yang tidak sekedar dari ceramah, maka guru harus menyiapkan media, alat peraga, serta sumber belajar lainnya.
  2. Dapat menunjang pembelajaran yang menyenangkan serta dalam pembelajaran yang menyenangkan itu siswa tidak hanya sekedar bermain saja, tetapi siswa juga dapat memahami materi yang dijelaskan melalui metode pembelajaran fun learning ini. 
  3. Manajemen kelas, dalam pembelajaran ini guru harus selalu dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. Untuk itu guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui permainan, games, bernyanyi, bercerita, mengatur ruangan kelas yang menarik sehingga dapat memotivasi siswa untuk melaksanakan pembelajaran. 
  4. Kurangnya kreatifitas guru dalam pembelajaran, guru cenderung malas untuk melakukan pembelajaran yang inovatif. Dalam hal ini guru harus lebih kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar yang bervariatif, yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran yang perlu diberikan kepada siswa agar tidak terjadi kebosanan dalam belajar. Jika belajar dikemas dalam suasana menyenangkan akan mendapat reaksi yang positif dari siswa. Kalau suasana belajar selalu menyenangkan maka motivasi dan konsentrasi belajar siswa akan muncul dan terus bertambah. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik.