Senam Otak (Brain Gym) - Pengertian, Manfaat dan Gerakan

Daftar Isi

Brain gym atau senam otak adalah senam otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana dan menyenangkan yang dipercaya dapat memberikan stimulasi, menyeimbangkan dan meningkatkan konsentrasi otak, sehingga kegiatan belajar atau bekerja yang berlangsung menggunakan seluruh bagian otak atau whole brain. Brain gym dilakukan untuk mengaktifkan otak pada bagian kanan dan kiri, relaksasi otak belakang dan depan sebagai dimensi pemfokusan, merangsang otak pada bagian tengah atau biasa disebut limbis dalam pengaturan emosional dan merangsang dimensi pemusatan pada otak besar.

Senam Otak (Brain Gym) - Pengertian, Manfaat dan Gerakan

Brain gym pertama kali dikenal-kan oleh Paul E. Dennison, seorang peneliti di Educational Kinesiology (Edu-K), pada tahun 1970-an. Brain gym dirancang untuk untuk mengatasi gangguan belajar pada seseorang dalam segala umur. Brain Gym merupakan serangkaian gerakan tubuh yang sederhana dan bisa dilakukan kapan saja, gerakan-gerakan ini dirangsang untuk otak kiri dan otak kanan (dimensi lateralitas), meringankan dan merelaksasikan belakang otak bagian depan (dimensi pemfokusan), merangsang sistem yang terkait dengan perasaan dan emosional, yaitu otak tengah (limbik) serta otak besar (dimensi pemusatan).

Brain gym adalah gerakan-gerakan dengan sentuhan sederhana dari tubuh yang bisa merangsang otak untuk megoptimalkan dan menyeimbangkan otak kanan kiri, memberikan manfaat yang baik bagi otak maupun tubuh. Brain gym atau senam otak dipercaya dapat menumbuhkan minat, meningkatkan kemampuan belajar, dan juga menumbuhkan rasa percaya diri serta membangun rasa kebersamaan dengan menggunakan keseluruhan otak dan yang tak kalah pentingnya juga mempertahankan konsentrasi siswa dalam belajar.

Pengertian Brain Gym 

Berikut definisi dan pengertian brain gym atau senam otak dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Dennison (2009), brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana yang menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak. 
  • Menurut Sariana, dkk (2017), brain gym adalah latihan dengan menggunakan gerakan-gerakan sederhana yang memiliki tujuan untuk menghubungkan dan menyatukan fikiran dan tubuh. 
  • Menurut Anggriyana dan Atikah (2010), brain gym adalah sejumlah gerakan sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak, dapat menarik keluar tingkat konsentrasi otak, dan juga sebagai jalan keluar bagi bagian-bagian otak yang terhambat agar dapat berfungsi maksimal.
  • Menurut Muhammad (2011), brain gym adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar yang dipercaya dapat memberikan stimulasi yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran efektif karena diyakini dapat membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar/bekerja berlangsung menggunakan seluruh otak atau whole brain.

Manfaat Brain Gym 

Brain gym memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah dapat meningkatkan keseimbangan otak kiri dan kanan (dimensi leteralitas-komunikasi), meningkatkan fungsi pemfokusan dan pemahaman, meningkatkan ketajaman pendengaran serta penglihatan, meningkatkan daya ingat serta mempercepat kerja otak, membantu mengurangi dalam kesalahan saat membaca, memori dan kemampuan komperhensif serta peningkatan rangsangan visual pada penderita gangguan bahasa.

Brain gym tidak memerlukan tempat yang luas dan tempat yang khusus sehingga pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan situasi kegiatan dimanapun berada. Senam otak digunakan untuk melatih kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat, seseorang menjadi lebih bersemangat, lebih kreatif dan efisien, seseorang lebih sehat karena stres berkurang dan prestasi belajar bekerja meningkat.

Brain gym juga dipercaya dapat mengaktifkan seluruh bagian otak untuk kemampuan akademik, hubungan perilaku, dan juga merelaksasikan tubuh serta sikap tubuh mencangkup kecakapan panca indra. Senam otak juga dapat memberikan manfaat seperti stres emosional berkurang dan pikiran lebih jernih, hubungan antar manusia dan suasana belajar/kerja lebih rileks dan senang. Brain gym juga dapat meningkatkan kepercayaan diri pada anak, hasil akan dirasakan dalam hal kemandirian anak saat belajar.

Dimensi Brain Gym 

Menurut Dennison dan Dennison (2005), Brain gym atau senam otak terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi lateralitas, dimensi pemfokusan, dan dimensi pemusatan. Adapun penjelasan dari masing-masing dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dimensi lateralitas 

Otak terdiri dari dua bagian yaitu bagian kiri dan kanan, masing-masing dari otak kiri maupun kanan memiliki tugas-tugas tertentu. Apabila kerja otak kiri dan kana tidak bisa bekerja sama dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap keseharian seseorang. Adapun beberapa kasus yang bisa terjadi jika kerja sama otak kanan dan kiri tidak bekerja sama dengan baik yaitu gerakan menjadi kaku, tulisan tangan cenderung jelek, sulit membaca, sulit menulis, sulit berbicara, sulit menyebutkan kata sambil menulis, tangan miring ke dalam saat menulis.

b. Dimensi pemfokusan 

Dimensi pemfokusan berfungsi menerima informasi oleh otak bagian belakang yang merekam semua pengalaman, lalu informasi diproses dan diteruskan ke otak bagian depan untuk diekspresikan sesuai tuntutan dan keinginan. Ada beberapa kasus yang dialami oleh siswa ketika merasa takut, gugup, cemas atau mengalami kesulitan dan stress saat belajar secara refleks energi akan ditarik ke otak bagian belakang sehingga otak bagian depan akan kekurangan energi. Hal inilah yang bisa menyebabkan siswa dalam menjawab atau berbicara tentang sesuatu yang sudah disiapkan tiba-tiba hilang begitu saja atau bisa diucapkan tetapi tidak sempurna atau kata-kata yang diucapkan berputar-putar. Adapun ciri-ciri anak yang mengalami gangguan dimensi pemfokusan ini yaitu anak pasif, suka melamun, kemampuan memperhatikan kurang, kurang bersemangat dalam belajar.

c. Dimensi pemusatan 

Dimensi pemusatan berhubungan dengan fungsi otak bagian bawah dan atas yaitu sistem limbik. Adapun kasus yang sering terjadi kepada siswa jika terjadi gangguan pada sistem pemusatan atau sistem limbik yaitu anak sulit merasakan emosi atau mengekspresikannya, memiliki ketakutan secara berlebihan, kurang percaya diri, bertindak gegabah dan jika hal tersebut dibiarkan bisa mengganggu keseharian anak.

Gerakan Brain Gym 

Menurut Dennison (2009), terdapat beberapa gerakan yang dilakukan dalam senam otak atau brain gym, yaitu sebagai berikut:

a. Gerakan menyeberangi garis tengah (The Middle Movements) 

1. Gerakan Silang (Cross Crawl) 

Gerakan silang dilakukan dengan menggerakkan kaki dan tangan secara berlawanan, ke depan, samping atau belakang. Gerakan ini bermanfaat merangsang bagian otak yang menerima informasi (receptive) dan bagian yang menggunakan informasi (expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat.

2. 8 Tidur (lazy 8s) 

Gerakan 8 tidur dilakukan dengan cara meluruskan tubuh menghadap suatu titik yang terletak setinggi posisi mata sebagai titik tengah dari angka 8. Kemudian gerakkan tangan mulai dari titik tengah ke arah kiri atas, melingkar ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi dan terus ke kanan atas berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, demikian seterusnya. Mata mengikuti 8 tidur, kepala bergerak sedikit dan leher tetap rileks. Gerakan ini bermanfaat mengaktifkan dan mengintegrasikan mata kanan dan kiri, mengaktifkan kedua belahan otak untuk bekerja sama dengan baik.

3. Gajah (The Elephant) 

Gerakan gajah dilakukan dengan cara berdiri dengan lutut tertekuk senyaman mungkin, kemudian telinga diletakkan di atas bahu, tangan direntangkan lurus kedepan. Kita bisa membayangkan tangan menjadi belalai gajah yang menyatu dengan kepala, dan mata diarahkan melewati jari tangan ke kejauhan sambil melakukan gerakan 8 tidur. Gerakan ini bermanfaat mengaktifkan otak untuk menyeberangi garis tengah pendengaran (termasuk kemampuan untuk memperhatikan pengenalan, persepsi, pembedaan, dan ingatan, mendengarkan suara sendiri, daya ingat jangka panjang dan jangka pendek, mengaktifkan telinga bagian dalam untuk keseimbangan.

4. Putaran Leher (Neck Rolls) 

Gerakan putaran leher dilakukan dengan cara menundukkan kepala ke depan, bahu dinaikkan dan secara perlahan leher diputar dari satu sisi ke sisi lainnya sambil bernapas dalam. Putaran leher dapat dilakukan dengan mata terbuka atau tertutup. Gerakan ini bermanfaat melepaskan ketegangan, memacu kemampuan penglihatan dengan kedua mata (binokuler), meningkatkan kemampuan berbicara dan berbahasa, memacu kemampuan penglihatan dengan kedua mata (binokuler), mengaktifkan otak untuk pemusatan, sistem saraf pusat lebih rileks.

5. Pernapasan Perut (Belly Breathing) 

Pernapasan perut dapat dilakukan dengan cara meletakkan tangan di perut kemudian mengembuskan napas pendek-pendek melalui bibir yang diruncingkan , mengambil napas dalam, dan mengembuskannya pelan-pelan. Pada waktu mengambil napas perut ikut mengembung dan pada waktu mengembuskan napas perut kembali seperti semula. Gerakan ini bermanfaat mengaktifkan otak untuk : pemusatan (centering), sistem saraf pusat lebih relaks, ritme gerakan tulang kepala; kemampuan akademik yaitu membaca; mengalirkan oksigen ke otak sehingga meningkatkan fungsi otak secara lebih khusus.

6. Membayangkan Huruf X (Think of an X) 

Membayangkan huruf X bermanfaat untuk mengaktifkan otak untuk penglihatan dengan kedua mata secara bergantian, koordinasi seluruh tubuh, dan penglihatan terpusat.

b. Gerakan Meregangkan Otot (Lengthening Activities) 

1. Burung-Hantu (The Owl) 

Gerakan ini dilakukan dengan cara memijat satu bahu untuk merilekkan otot leher yang tegang dengan tangan yang berlawanan, gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, keluarkan napas pada setiap putaran kepala. Pada setiap hembusan diharapkan kepala lebih jauh digerakkan ke posisi pendengaran kiri dan kanan. Gerakan ini bermanfaat melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu, meningkatkan kemampuan fokus, perhatian dan ingatan. Mengaktifkan otak untuk ingatan jangka pendek dan panjang, bicara dalam hati dan kemampuan berpikir, integrasi penglihatan dan pendengaran.

2. Mengaktifkan Tangan (Arm Activation) 

Gerakan ini dilakukan dengan cara meluruskan satu tangan ke atas ke samping telinga, kepala tetap rileks. Gerakan dilakukan pada empat posisi : menjauhi kepala, ke depan, ke belakang, dan ke arah telinga. Tangan yang lain menahan dorongan tersebut sambil mengembuskan napas saat menggerakkan tangan. Gerakan mengaktifkan tangan bermanfaat dalam koordinasi mata, tangan dan kemahiran menggunakan peralatan, mengontrol otot untuk gerakan motorik kasar dan halus.

3. Lambaian Kaki (The Footflex) 

Gerakan lambaikan kaki dilakukan dengan cara duduk dengan pergelangan kaki diletakkan pada lutut yang lain, kemudian tempelkan ujung jari pada awal dan akhir daerah otot betis, cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki, betis, dan belakang lutut satu per satu, sambil pelan-pelan kaki dilambaikan ke atas dan ke bawah. Gerakan ini bermanfaat mengembalikan panjang alamiah urat tendon pada kaki dan tungkak bawah sehingga bisa merangsang saraf otak yang berhubungan dengan gerakan maju dan mundur.

4. Pompa Betis (The half Pump) 

Gerakan pompa betis gerakan dilakukan dengan cara berdiri dan menyanggakan tangannya pada dinding atau sandaran kursi. Salah satu kaki ke belakang dan badan condong ke depan, menekukkan lutut kaki yang di depan. Kaki belakang dan punggung membentuk satu garis lurus. Embuskan napas saat menekankan tumit ke lantai, angkat waktu menarik napas. Gerakan ini bermanfaat menambah semangat dalam belajar dan bergerak.

5. Pasang Kuda-Kuda (Grounder) 

Gerakan pasang kuda-kuda dilakukan dengan cara kaki dibuka dengan jarak sedikit lebih lebar, arahkan kaki kanan ke kanan dan kaki kiri tetap lurus ke depan, tekuk lutut kanan sambil membuang napas lalu mengambil nafas sewaktu kaki kanan diluruskan kembali. Gerakan ini bermanfaat untuk meregangkan dan merilekskan otot ileopsoas yang merupakan kelompok otot dasar bagi tubuh, kelenturannya penting bagi keseimbangan, koordinasi seluruh tubuh, dan fokus tubuh.

c. Gerakan Meningkatkan Energi dan Penguatan Sikap (energy exercise and deepening attitude) 

1. Air 

Air sangat diperlukan untuk mempercepat fungsi energi listrik dan kimiawi yang membawa informasi dari badan ke otak dan sebaliknya. Tekanan psikologis atau lingkungan dapat mengurangi air dalam tubuh sehingga sel-sel tubuh kekurangan air. Minum air sebelum melakukan kegiatan sangat penting agar lebih berkonsentrasi dan meningkatkan koordinasi mental maupun fisik.

2. Sakelar Otak (Brain Buttons) 

Gerakan sakelar otak dilakukan dengan cara memijat jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Stimulasi titik ini sampai 20-30 detik. Gerakan ini bermanfaat meningkatkan penerimaan oksigen, mengirim pesan dari bagian otak kanan ke sisi kiri tubuh.

3. Tombol Bumi (Earth Buttons) 

Gerakan tombol bumi dilakukan dengan cara meletakkan dua jari di bawah bibir dan tangan yang lain di pusar dengan jari menunjuk ke bawah. Sambil melakukan gerakan ini perhatikan satu posisi objek dalam suatu ruangan. Gerakan ini bermanfaat untuk merasakan hubungan antara tubuh bagian atas dan bawah, memungkinkan seseorang bisa mengoordinasikannya untuk meningkatkan stabilitas.

4. Tombol Imbang (Balance Buttons) 

Gerakan ini dilakukan dengan cara menyentuhkan 2 jari ke belakang telinga (persis di belakang mastoid), sementara tangan yang lain menyentuh pusar selama 30 detik. Dagu rileks dan kepala dalam posisi normal. Gerakan ini bermanfaat untuk mengembalikan keseimbangan ke bagian belakang otak (occiput) dari daerah telinga bagian dalam untuk membantu memulihkan keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

5. Menguap Berenergi 

Gerakan ini dilakukan dengan cara membuka mulut seperti akan menguap lalu pijatlah otot-otot di sekitar persendian rahang. Lalu menguaplah dengan bersuara untuk melemaskan otot-otot tersebut. Gerakan menguap berenergi bermanfaat mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara efisien dan rileks, meningkatkan perhatian dan daya penglihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta meningkatkan kemampuan untuk memilah informasi.

6. Pasang Telinga (The Thingking Cap) 

Gerakan pasang telinga dilakukan dengan cara memijat daun telinga dengan lembut sambil menariknya ke luar, mulai dari ujung atas, menurun sepanjang lengkungan dan berakhir di kuping dengan ibu jari dan telunjuk. Gerakan ini bermanfaat membantu memusatkan perhatian terhadap pendengaran, menghilangkan ketegangan pada tulang-tulang kepala.

7. Kait Relaks (Hook-Ups) 

Gerakan kait relaks dilakukan dengan cara menyilangkan pergelangan kaki kiri ke atas kaki kanan sambil duduk. Julurkan tangan ke depan, silangkan pergelangan tangan kirinya ke atas tangan kanan lalu jalin jari-jari, tarik kedua tangan dan letakkan di dada selama 1 menit. Gerakan ini bermanfaat mengaktifkan otak untuk pemusatan emosional dan meningkatkan perhatian.

8. Titik Positif (Positive Points) 

Gerakan titik positif dilakukan dengan cara menyentuh titik di atas kedua mata dengan ujung jari tiap tangan. Titik positif berada pada dahi depan di tengah antara batas rambut dan alis. Berpikirlah tentang sesuatu yang menimbulkan stres atau ketegangan sampai ketegangan itu berangsur hilang. Gerakan ini bermanfaat mengaktifkan bagian depan otak guna menyeimbangkan stres yang berhubungan dengan ingatan tertentu, situasi, orang tempat, dan keterampilan.