Cerita Rakyat - Pengertian, Jenis, Fungsi dan Nilai Moral

Daftar Isi

Cerita rakyat atau folklore adalah salah satu jenis sastra yang lahir dan berkembang di lingkungan kebudayaan masyarakat, yang penyampaiannya dan penyebarannya dilakukan secara lisan yang biasanya bersifat cerita fiksi, mengandung survival, bersifat anonim, serta disebarkan diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama. Cerita rakyat berhubungan dengan berbagai aspek budaya seperti agama dan kepercayaan, undang-undang, kegiatan ekonomi, sistem kekeluargaan dan susunan nilai sosial di suatu masyarakat tertentu.

Cerita Rakyat - Pengertian, Jenis, Fungsi dan Nilai Moral

Cerita rakyat merupakan cerita dari zaman dahulu yang berkembang di kalangan masyarakat dan diwariskan secara lisan serta turun menurun. Cerita rakyat adalah esensi dari kebudayaan, dimana tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu dianggap pernah terjadi pada masa yang lampau atau menyampaikan pesan atau amanat melalui cerita. Melalui pendalaman tokoh-tokoh dalam cerita rakyat, dapat ter-sampaikan sikap, perilaku, dan perkataan para tokoh yang mencerminkan etika dan moral yang bermanfaat.

Cerita rakyat merupakan bagian dari sastra lisan yang memiliki ciri-ciri disampaikan secara turun-temurun, berkembang dari mulut ke mulut, bersifat anonim, artinya nama pengarang tidak diketahui, memiliki bentuk-bentuk klise dalam susunan atau cara pengungkapan-nya, bersifat tradisional, memiliki nilai-nilai luhur, serta memiliki versi dan variasi yang berbeda sebab cerita rakyat disampaikan secara lisan. Cerita rakyat memberikan manfaat dalam kehidupan bermasyarakat yang setiap alurnya memiliki kandungan sebagai hiburan dan pesan moral yang dijadikan pelajaran dalam kehidupan.

Pengertian Cerita Rakyat 

Berikut definisi dan pengertian cerita rakyat dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Mahmud (2021), cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di masyarakat dan tergolong dalam cerita fiksi yang berasal dari daerah tertentu dengan ciri khas tertentu tergantung dari mana cerita tersebut berasal. 
  • Menurut Isnain (2007), cerita rakyat adalah ekspresi budaya suatu masyarakat lewat bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya seperti agama dan kepercayaan, undang-undang kegiatan ekonomi sistem kekeluargaan dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. 
  • Menurut Emzir (2009), cerita rakyat adalah ekspresi kesastraan warga suatu kebudayaan yang penyampaiannya dan penyebarannya disebarkan dan diinstrumenkan secara lisan yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. 
  • Menurut Sarmandi (2009), cerita rakyat adalah salah satu karya sastra yang lahir, hidup dan berkembang pada beberapa generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu telah mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan, mengandung survival, bersifat anonim, serta disebarkan diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama.

Jenis-jenis Cerita Rakyat 

Menurut Minyi (2016), cerita rakyat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Mitos (Mite) 

Mitos adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi oleh dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Mitos biasanya mengisahkan terjadinya alam semesta, manusia pertama, binatang, gejala alam, dan lain-lain. Selain itu, mitos juga mengisahkan petualangan para dewa dan peperangannya.

Mitos merupakan narasi yang karakter-karakter utamanya adalah para dewa, para pahlawan, dan mahluk mistis, plotnya berputar di sekitar asal-muasal benda-benda atau di sekitar makna benda-benda, dan settingnya adalah dunia metafisika yang dilawankan dengan dunia nyata. Menurut Jauhari (2018), berdasarkan peristiwa terjadinya, mitos dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 

  1. Mitos alam semesta. Mitos ini menerangkan asal-muasal dunia atau alam. Mitos yang menerangkan dunia dan peristiwa alamnya terbagi menjadi dua, yaitu; 1) mitos kosmogonis yang menjelaskan keberadaan dunia. Berdasarkan kisah kosmologi, dunia diciptakan dari ketiadaan, dari kisah lainnya dunia muncul dari dunia bawah. 2) mitos ekatologis yang menjelaskan keberakhirannya dunia. 
  2. Mitos gejala alam, adalah mitos yang menyampaikan sebab-sebab terjadinya gejala alam. Mitos ini disebut mitos eksplanatoris yang berusaha menjelaskan terjadinya gejala alam seperti yang dipercayai oleh bangsa Norse bahwa Dewa Thor yang menciptakan guntur dan petir dengan cara melemparkan palu pada musuh-musuhnya. 
  3. Mitos manusia pertama, adalah mitos yang menyampaikan asal mula manusia di dunia. 
  4. Mitos binatang, adalah mitos yang menyampaikan asal muasal binatang atau setengah binatang.

b. Legenda 

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu yang sungguh-sungguh pernah terjadi. Legenda adalah cerita yang mengisahkan sejarah satu tempat atau peristiwa zaman silam. Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan sering kali dibantu makluk-makluk ajaib. Tempat terjadinya didunia yang kita kenal. Waktu terjadinya belum terlalu lampau.

Legenda hampir sama dengan mitos, yang peristiwanya dipercayai benar-benar terjadi bagi empunya cerita. Pembedanya, legenda ditokohi manusia, sedangkan mitos ditokohi dewa, setengah dewa, atau mahluk gaib. Legenda peristiwanya bersifat keduniawian atau terjadi di alam nyata, sedangkan mitos di luar alam nyata. Menurut Jauhari (2018), legenda dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 

  1. Legenda keagamaan. Legenda keagamaan adalah peristiwa-peristiwa keagamaan yang terjadi di masa silam. 
  2. Legenda alam gaib. Legenda alam gaib adalah cerita rakyat yang berhubungan dengan mahluk-mahluk gaib. 
  3. Legenda perorangan. Legenda perorangan adalah kisah hidup seseorang, baik yang berakhir dengan kematian maupun tidak. Legenda ini sangat erat kaitannya dengan kisah percintaan, pengabdian, penipuan, dan peperangan. 
  4. Legenda setempat. Legenda setempat adalah legenda yang mengisahkan asal-usulnya nama sebuah tempat. Selain nama tempat, legenda setempat juga mengisahkan asal-usul bentuk tempat, seperti tempat itu berbukit-bukit, dataran, berjurang, dan lain-lain.

c. Dongeng 

Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusasteraan lisan, yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng merupakan cerita yang secara lisan turun-temurun disampaikan dan pengarangnya tidak dikenal. Dongeng biasanya tidak ada catatan mengenai tempat dan waktu, biasanya tamat dengan happy ending, atau berakhir dengan suatu kebahagian susunan kalimat, struktur dan penokohan sederhana, serta terjadi pengulangan.

Dongeng adalah cerita pendek tradisi lisan sekelompok masyarakat yang tidak dipercayai kebenarannya atau tidak dianggap benar-benar terjadi. Masyarakat yang mempunyai cerita memfungsikan dongeng sebagai alat hiburan, tetapi banyak juga yang bermakna dedaktis, politis dan sindiran atau kritik sosial. Menurut Danandjaja (2007), dongeng dibagi menjadi empat jenis, yaitu: 

  1. Dongeng binatang (animal tales). Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptilia), ikan dan serangga. Binatang-binatang jenis ini dalam cerita dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. 
  2. Dongeng biasa (ordinary folktales). Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang. Di Jawa Tengah misalnya Timun Mas dan Joko Kendil. 
  3. Dongeng lelucon atau anekdot (jokes and anecdots). Dongeng lelucon atau anekdot adalah dongeng-dongeng yang yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati, sehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengarkan dan yang menceritakannya. Namun bagi tokoh yang menjadi sasaran dongeng tersebut dapat menimbulkan rasa sakit hati. 
  4. Dongeng berumus (formula tales). Dongeng berumus adalah dongeng yang dibentuk dengan cara menambah keterangan lebih terperinci dari setiap keterangan lebih terperinci pada setiap pengulangan isi cerita.

Fungsi Cerita Rakyat 

Cerita rakyat mempunyai fungsi sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan terpendam. Cerita rakyat merupakan gambaran kehidupan masyarakat lama berupa nilai-nilai yang pernah dianut, serta kepercayaan-kepercayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat itu sendiri, dan menjadi panutan tempat bercermin masyarakat modern dalam menjalani kehidupan.

Menurut Andalas (2017), cerita rakyat memiliki beberapa fungsi, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Penghibur. Adanya dongeng sebagai bagian dari cerita rakyat yang dapat menghibur pemiliknya. Dongeng sebagai salah satu jenis cerita rakyat tidak terlepas dari fungsi karya sastra, yaitu mendidik dan menghibur. Seperti dongeng kancil yang dapat menghibur pembaca ketika melihat tingkah dan kecerdikannya. 
  2. Alat Pendidikan. Cerita rakyat sebagai alat pendidikan dapat melalui cerita,permainan, maupun upacara adat. Dalam hal ini pendidikan yang didapat dari kisah-kisah yang dibawakan sehingga menjadi pelajaran untuk pembaca agar tidak melakukan kesalahan, durhaka, maupun melakukan pelanggaran yang dicerminkan melalui tokoh dan penokohan dari cerita tersebut. 
  3. Kontrol Sosial. Kontrol sosial adalah cara yang atau sarana yang digunakan untuk mengendalikan tingkah laku masyarakat supaya mematuhi nilai-nilai dan kaidah yang berlaku di lingkungan sosial. Kontrol sosial tersebut terkait dengan pengendalian tingkah laku sesuai dengan tatanan sosial budaya masyarakat.
  4. Pemersatu. Cerita rakyat sebagai pemersatu dapat dipahami sebagai orang yang ingin mempersatukan atau alat untuk mempersatukan. Hal ini dapat dilihat dari cerita, tokoh, penokohan dan keseluruhan kepercayaan yang membuat pembaca atau pada masanya orang semakin yakin dan percaya pada kisah cerita tersebut. 
  5. Pelestarian Lingkungan. Cerita rakyat sebagai pelestarian lingkungan dapat dipahami adanya aturan-aturan yang diberlakukan oleh masyarakat pemilik cerita. Hal ini biasanya dikaitkan dengan mitos yang ada dalam cerita.

Nilai-nilai Dalam Cerita Rakyat 

Cerita rakyat pada dasarnya mengandung nilai-nilai yang perlu ditanamkan kepada anak-anak atau generasi muda. Menurut Rukmini (2009), nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Nilai Moral 

Nilai Moral merupakan suatu ajaran berupa petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan. Dalam cerita rakyat, moral atau hikmah yang diperoleh pembaca selalu dalam pengertian baik. Jika dalam sebuah cerita rakyat ditampilkan sikap dan tingkah laku yang kurang terpuji oleh tokoh cerita tidak berarti pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap,mencontoh, dan bertindak seperti itu.

b. Nilai adat/tradisi 

Adat merupakan wujud ideal dari kebudayaan. Secara lengkap, Wujud itu disebut adat tata kelakuan. Adat berfungsi sebagai pengatur kelakuan.

c. Nilai Pendidikan Agama 

Agama memiliki beberapa fungsi sosial yang penting. Pertama, agama merupakan sanksi untuk perilaku yang luas yang memberi pengertian tentang baik dan jahat. Kedua, agama membebaskan  manusia dan baban untuk perbuatan perbuatan yang direstui. Ketiga, agama membebaskan manusia dan beban untuk mengambil keputusan dan menempatkan tanggung jawabnya ditangan dewa-dewa. Keempat,agama memegang penting dalam pemeliharaan solidaritas sosial.

d. Nilai Pendidikan Sejarah 

Melalui cerita rakyat setidaknya dapat dirunut kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau. Kita dapat mengetahui apa yang pernah dialami atau dilakukan seorang tokoh atau kelompok masyarakat pada masa tertentu.Kita juga dapat mengetahui apa saja yang ditinggalkan seorang tokoh atau kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah. Dengan demikian, dapat diketahui hubungan antara benda-benda peninggalan sejarah dengan perjalanan hidup seorang tokoh. Kejadian masa silam memang tidak mungkin terulang kembali tapi,peristiwa masa lampau dapat ditemukan hikmah atau nilai pada kehidupan masa kini atau pada hari esok. Inilah bukti bahwa cerita rakyat dapat memberikan nilai sejarah (historis) kepada generasi berikutnya.