Determinasi Diri - Pengertian, Aspek dan Indikator
Determinasi diri adalah sikap mental dalam penguasaan diri atau kontrol diri, yang ditandai dengan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu, meskipun terdapat banyak hambatan dan kesulitan, yang ditandai dengan kemampuan memimpin diri dalam proses pembuatan keputusan, mencapai kesimpulan, atau memastikan hasil akhir dari setiap proses.
Determinasi diri merupakan sebuah kapasitas seseorang untuk memilih dan memiliki beberapa pilihan dalam menentukan suatu tindakan atau dikatakan kebulatan tekad seseorang atau ketetapan hati seseorang pada suatu tujuan yang hendak dicapainya. Determinasi diri merupakan kemampuan kontrol perilaku yang berasal dari dalam diri individu yang bukan berasal dari luar diri individu dimana keputusan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kecenderungan individu untuk mencari pengetahuan baru tentang diri sendiri yang nantinya akan diterapkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan orang lain.
Determinasi diri didasarkan pada asumsi humanistik mendasar bahwa individu secara alami dan aktif mengarahkan diri mereka sendiri ke arah pertumbuhan dan pengaturan diri. Individu yang memiliki determinasi diri ditandai dengan usaha untuk memperluas dan memahami diri mereka sendiri dengan mengintegrasikan pengalaman baru; dengan mengolah kebutuhan, keinginan, dan minat mereka, dan terhubung dengan orang lain dan dunia luar.
Pengertian Determinasi Diri
Berikut definisi dan pengertian determinasi diri atau self determination dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Ryan dan Deci (2017), determinasi diri adalah pengalaman yang berhubungan dengan perilaku otonom yang sepenuhnya didukung oleh diri sendiri, sebagai lawan dari alasan rasa tertekan atau terpaksa.
- Menurut Vandenbos (2008), determinasi diri adalah sikap mental yang ditandai dengan komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan tertentu meskipun terdapat hambatan dan kesulitan; suatu proses dalam pembuatan keputusan, mencapai kesimpulan, atau memastikan hasil akhir dari setiap proses.
- Menurut Field, dkk (1997), determinasi diri adalah penguasaan diri sendiri atau kontrol diri, berpartisipasi aktif dalam pembuatan keputusan, dan kemampuan memimpin diri sendiri untuk menggapai tujuan hidup pribadi yang bernilai.
- Menurut Geon dan Stefani (2016), determinasi diri adalah kemampuan individu untuk memiliki kontrol diri dalam memfasilitasi dirinya mencapai tujuan hidup pribadi dengan menerima kekuatan dan keterbatasan diri.
Aspek-aspek Determinasi Diri
Menurut Ryan dan Deci (2017), aspek-aspek determinasi diri adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah melakukan suatu kegiatan karena kepuasan yang didapat dari melakukan suatu kegiatan tersebut,lebih daripada memikirkan konsekuensi yang mereka dapatkan karena kegiatan tersebut. Ketika seseorang termotivasi secara intrinsik ,individu merasa senang dalam melakukan sesuatu dan menyukai tantangan bukan karena paksaan eksternal,tekanan atau imbalan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan setiap kegiatan karena untuk mencapai hasil yang diinginkan, sehingga memotivasi ekstrinsik ini berbeda dengan motivasi intrinsik, yang melakukan kegiatan dalam melakukan aktivitas melainkan dari nilai kegiatan tersebut.
c. Amotivation
Amotivasi adalah tidak adanya niat seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Tidak menghargai apa yang dilakukan, merasa tidak kompeten bahkan tidak percaya akan menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Indikator Determinasi Diri
Menurut Ryan dan Deci (2000), determinasi diri memiliki beberapa indikator, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Kompetensi (Competence)
Kebutuhan kompetensi berfokus pada keinginan untuk bertindak efektif dalam menghadapi lingkungan Kebutuhan kompetensi menjadikan individu lebih mudah tertarik, terbuka, dan belajar lebih baik dalam beradaptasi dengan kebutuhan kompetensi dan motivasi intrinsik, respon positif terhadap suatu perilaku akan memunculkan kepuasan terhadap kebutuhan kompetensi, yang selanjutnya akan meningkatkan motivasi intrinsik individu. Sebaliknya, respon negatif terhadap suatu perilaku.
b. Kemandirian (Autonomy)
Kemandirian secara etimologis berarti mengatur diri sendiri, mandiri, teori determinasi diri menilai kemandirian (autonomy) sebagai kunci dalam memahami kualitas regulasi perilaku individu. Kebutuhan kemandirian berfokus pada perasaan individu untuk bertindak sesuai dengan kesadaran diri (minat dan nilai), kemauan, dan individu sebagai penyebab utama untuk perilaku mereka sendiri. Kemandirian tidak berarti membuat individu tidak bergantung pada orang lain, tetapi lebih pada individu merasa bersedia dan memiliki pilihan dalam berperilaku. Kemandirian (autonomy) sangat penting dalam membangun motivasi intrinsik. Ketika individu melakukan tindakan karena pengaruh eksternal seperti controlling reward, ancaman, paksaan, penilaian, dan tenggat waktu, maka hal tersebut dapat merusak motivasi intrinsik sedangkan ketika individu diberikan melakukan hal sesuai minat mereka, maka motivasi intrinsik meningkat dan individu lebih percaya diri dalam menunjukkan.
c. Keterhubungan (Relatedness)
Kebutuhan keterhubungan berfokus pada kecenderungan universal untuk berinteraksi, merasa terhubung, merasa terlibat, dan untuk merasakan pengalaman kasih sayang, dan kepedulian terhadap orang lain. Kebutuhan keterhubungan (relatedness) dapat menjadi sarana internalisasi perilaku dan nilai melalui kelompok sosial. Motivasi intrinsik dapat dibangun ketika individu merasa memiliki keterhubungan yang aman. Motivasi intrinsik dapat terbentuk karena gurunya bersikap hangat dan peduli. Kelekatan yang aman meningkatkan motivasi intrinsik dan perkembangan kepribadian yang sehat.