Dropshiping - Pengertian, Mekanisme, Kelebihan dan Kekurangan

Daftar Isi

Dropshiping adalah salah satu metode penjualan barang/produk tanpa adanya penyetokan barang/produk, namun hanya dengan cara menggunggah foto barang/produk tersebut ke media sosial atau marketplace, dimana barang tersebut disediakan melalui kerja sama dengan perorangan ataupun badan usaha yang disebut dropshipper, kemudian penetapan harga berdasarkan kesepakatan dengan dropshipper.

Dropshiping - Pengertian, Mekanisme, Kelebihan dan Kekurangan

Transaksi yang dilakukan sistem dropshipping adalah saat konsumen mentransfer uang ke rekening penjual, kemudian penjual membayar kepada dropshipper sesuai dengan harga beli yang ditambah dengan ongkos kirim ke konsumen, serta memberikan data-data konsumen seperti nama, alamat, nomor ponsel kepada dropshipper. Setelah itu barang yang dipesan akan dikirim oleh dropshipper ke konsumen melalui jasa pengiriman barang atau kurir. Tetapi yang menarik nama pengirim yang tercantum tetaplah nama penjual.

Penjualan barang melalui metode dropshiping tidak memerlukan stok barang, penjual cukup menjalin kerja sama dengan supplier atau dropshipper untuk memperoleh barang untuk dijual. Penjual hanya berfungsi sebagai media perantara dengan cara mengunggah foto barang atau produk yang disediakan oleh supplier. Dropshipping mengusung strategi bisnis yang akan menempatkan pelakunya pada rantai alur produk dari produsen atau penyuplai ke konsumen, di mana akan banyak transaksi yang terjadi, sehingga tinggal inisiatif pelakunya dalam membaca dan memanfaatkan peluang.

Pengertian Dropshiping 

Berikut definisi dan pengertian dropshipping dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Syafii (2013), dropshipping adalah bentuk kegiatan menjual barang hanya dengan mengunggah foto produk ke media sosial maupun marketplace tanpa perlu biaya untuk stok barang dengan menggunakan harga jual dari penetapan kesepakatan harga oleh supplier dengan dropshipper atau sesuai dengan keinginan pihak dropshipper sendiri. 
  • Menurut Sulianta (2014), dropshipping adalah penjualan produk yang memungkinkan dropship menjual barang ke konsumen dengan bermodalkan foto dari dropshipper tanpa harus menyetok barang dan menjual ke konsumen dengan harga yang ditentukan oleh dropship. 
  • Menurut Nubahai (2019), dropshipping adalah suatu metode berjualan yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha dengan tidak adanya penyetokan barang/produk, akan tetapi barang tersebut didapatkan dari kerja sama dengan perorangan ataupun badan usaha lainnya yang dimana sebagai pemilik barang sesungguhnya. 
  • Menurut Khulwah (2019), dropshipping adalah penjualan barang/produk yang memungkinkan dropshipper menjual barang/produk ke pelanggan cukup bermodalkan foto produk dari supplier, dan tanpa ada bentuk menyetokan barang dari pihak dropshipper itu sendiri.

Alur Mekanisme Dropshiping 

Sistem Dropshipping

Dropshipping merupakan salah sistem jual-beli secara online yang proses penjualan produknya, dropshipper tidak harus memiliki barang yang akan di-dagangkan, karena barang tersebut diambil dari supplier. Secara sederhananya dropshipper bisa dibilang sebagai media mempromosikan suatu produk dari penyuplai barang yang asli. Menurut Syafii (2013), alur proses sistem jual beli menggunakan metode dropshipping adalah sebagai berikut: 

  1. Kerjasama antara dropshipper dan supplier dalam barang apa saja yang akan dijual oleh dropshipper. 
  2. Setelah terjadinya kesepakatan antara dropshipper dan supplier, dropshipper tinggal mempromosikan barang tersebut lewat akun-akun media sosial yang dimiliki. 
  3. Pelanggan yang membeli produk tersebut, kemudian membayar dengan harga yang telah ditetapkan dropshipper. 
  4. Dropshipper membayarkan harga barang sesuai dengan harga beli dropshipper beserta ongkos kirim tersebut kepada supplier. 
  5. Kemudian supplier mengirimkan barang tersebut kepada pelanggan dengan identitas milik dropshipper.

Dropshipper sebagai media perantara bagi konsumen untuk mendapatkan barang dari supplier. Dropshipper tidak melakukan stok barang, mereka cukup untuk menjalin kerja sama dengan supplier untuk memperoleh barang untuk dijual. Barang yang disediakan oleh supplier sudah dilengkapi dengan spesifikasi barang yang lengkap yang juga harus dijelaskan oleh pihak dropshipper kepada calon pelanggan. Dan selanjutnya barang yang sudah dipilih oleh calon konsumen akan diproses pengiriman-nya oleh pihak supplier. Adapun mekanisme transaksi melalui metode dropshipping yaitu: 

  1. Produk yang telah diperoleh dari supplier akan ditawarkan oleh orang yang berperan sebagai dropshipper, bisa melalui offline, marketplace, dan penggunaan media sosial.
  2. Jika ada calon konsumen yang berminat dengan produk yang ditawarkan dropshipper maka konsumen melakukan transfer harga yang dipasang oleh dropshipper serta biaya kirim ke rekening dropshipper.
  3. Dropshipper akan melakukan komunikasi dengan pihak supplier untuk memenuhi pesanan konsumen dan dropshipper akan mentransfer uang senilai harga produk dari supplier beserta biaya kirimnya.
  4. Data konsumen yang dimiliki dropshipper selanjutnya diberikan kepada supplier untuk memudahkan pengiriman.
  5. Supplier mengemas dan mengirim barang ke konsumen dengan mengatasnamakan toko maupun nama dropshipper.

Dropshipping sebagai model jual beli yang paling mudah dalam dunia online. Pasalnya, metode bisnis ini bisa dilakoni nyaris tanpa modal sehingga wajar saja jika model metode ini paling banyak digandrungi dan diminati para pecinta bisnis online. Bisnis online ini terbilang minim modal dan risiko, terutama bagi seorang dropship karena pengirim barang adalah seorang dropshipper atau perusahaan rekanan, yang menarik lagi pengiriman barang atas nama toko online (dropship). Menurut Sulianta (2014), alur transaksi dropshipping adalah sebagai berikut: 

  1. Konsumen membeli barang dari toko online (dropship) dengan melihat dan memilih barang di foto-foto yang bervarian di media toko online tersebut. Namun toko online (dropship) tidak perlu menyetok barang karena telah menjalin kerja sama dengan suatu perusahaan rekanan baik penyedia dan atau pemilik barang yang sesungguhnya. 
  2. Kemudian toko online (dropship) membeli barang yang diinginkan atau dipesan oleh konsumen tersebut ke perusahaan rekanan (dropshipper) baik penyedia dan atau pemilik barang yang sesungguhnya. Dengan membayar melalui transfer via rekening bank maupun langsung sesuai harga jual dari dropshipper dan juga biaya pengiriman barang kepada konsumen, dengan menyertakan identitas pemesan (nama, alamat, nomor telepon). Kemudian menjualnya dengan selisih harga sebagai keuntungan dari harga jual tersebut yang ditentukan oleh sendiri yaitu toko online atas sepengetahuan dropshipper. 
  3. Selanjutnya perusahaan rekanan (dropshipper) baik sebagai penyedia dan atau pemilik barang yang sesungguhnya akan mengirim barang yang dipesan oleh konsumen yang membeli barang dari toko online (dropship). Namun mengatasnamakan toko online (dropship).

Kelebihan dan Keunggulan Dropshiping 

Menurut Sulianta (2014), kelebihan dropshipping adalah sebagai berikut:

a. Berjualan nyaris tanpa modal 

Dropshipping itu nyaris tanpa modal terutama bagi seorang dropship, bahkan keuntungan akan langsung didapat ketika bertransaksi, yaitu pelanggan mentransfer terlebih dahulu sejumlah uang sebelum toko online atau dropship membeli barang kepada dropshipper. Transaksi bisnis yang demikian tidak hanya terjadi sekali tetapi bisa berulang kali seiring dengan cara berpromosi untuk mendapatkan pelanggan. Kekuatan dalam menjalankan dropshipping adalah faktor kepercayaan yang sangat besar, terlebih lagi jika memiliki jejaring pertemanan yang sangat luas dengan reputasi yang baik.

b. Dapat dilakukan di mana pun 

Dropshipping memberikan modus berjualan online lebih mudah dibandingkan berjualan online pada umumnya, karena dapat dilakukan dimana pun dengan syarat perangkat komputer dan atau gadget sudah terkoneksi dengan internet. Bagaimana tidak disebut mudah, karena bagi seorang dropship tidak akan melakukan penyetokan dan pengemasan barang untuk dikirim kepada konsumen. Beban pengemasan dan pengiriman barang akan dilakukan oleh seorang dropshipper, karena ini sudah menjadi konsekuensi atas kerja sama mereka dalam wilayah dropshipping. Maka dari itu bagi seorang dropship harus memiliki rekanan dropshipper yang dapat dipercaya dalam kerja sama tersebut.

c. Sumber tanpa batas dengan biaya nol 

Dropshipping dalam pemberdayaan bisnisnya tidak ada modal yang harus keluar, karena transaksi berjalan setelah dropship dan dropshipper mendapatkan keuntungan terlebih dahulu dari konsumen, yaitu dropship akan mendapatkan biaya dan keuntungan dari konsumen yang sudah mentransfer ke rekening-nya yang didalamnya terdapat harga beli dan biaya pengiriman barang. Kemudian dropship mentransfer ke dropshipper berupa biaya harga beli dan ongkos pengiriman. Setelah semua dilakukan barulah dropshipper mengirim barang ke konsumen, maka itulah keuntungan didapat terlebih dahulu.

d. Etalase barang dagangan tidak terbatas 

Barang apa pun yang didistribusikan oleh dropshipper dapat dijual dan memperkaya variasi barang pada toko online atau dropship, yang biasanya dropshipper hanya mengirim foto-foto barang yang akan dijual kepada jejaring sosial yang digunakan toko online. Banyak cara yang dilakukan dropship atau toko online untuk mendapat respon konsumen sehingga konsumen berminat untuk membeli, salah satunya adalah dengan etalase online atau online mall atau biasa dikenal dengan jasa situs toko online. Ini menjadi cara yang paling mudah untuk memulai bisnis online.

e. Pilihan ragam media 

Media jejaring sosial adalah media yang banyak digunakan oleh pebisnis online untuk membuka toko online atau dropship, seperti jejaring sosial Facebook, Twitter, Blog, situs resmi, termasuk pula website yang menawarkan etalase online atau online mall dengan gratis. Dana yang dikeluarkan untuk akses internet sangat sebanding dengan berbagai jenis layanan gratis yang dapat digunakan di internet. Banyak layanan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung bisnis dropshipping online, seperti email dan messenger.

f. Bisnis dengan fleksibilitas tinggi 

Bisnis dengan metode dropshipping ini merupakan bisnis yang sangat fleksibel, dimana konsumen dapat membeli barang kapan saja dan di mana saja bahkan juga sewaktu-waktu. Seorang dropship pula dapat berhenti jualan kapan saja tanpa risiko barang membusuk, dan rasa takut barang tidak laku karena barang tidak kita simpan atau stok. Bahkan jika kena komplain konsumen pun tidak begitu beban karena ini menjadi beban dropship dan juga dropshipper.

g. Praktis 

Banyak hal yang membuat bisnis dropshipping menjadi efisien dan tidak repot, misalnya jika kita sebagai dropship pastinya dibebaskan dari proses pengepakan barang yang dipesan dengan proses pengepakan memakan waktu dan cukup rumit. Kemudian kita sebagai dropship tidak repot untuk mengirimnya kepada konsumen, karena dropshipper yang akan mengirim barang kepada konsumen. Ini menjadi konsekuensi peran dropshipper dalam dropshipping, termasuk pula pengepakan barang yang dikemas dengan merk dagang toko online atau dropship. Praktisnya dropshipping terlihat pula dari segi pembayaran, di mana jasa atau peran perbankan menjadi andalan. Karena layanan ini memberikan kemudahan sekaligus keamanan. Dengan demikian, praktisnya dropshipping itu menjadi salah satu kelebihannya.

Kekurangan atau Kelemahan Dropshipping 

Menurut Sulianta (2014), kekurangan atau kelemahan metode dropshipping antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Bagi konsumen 

  1. Konsumen atau pembeli tidak mengetahui metode jualan yang dilakukan toko online, apakah reseller atau dropship. 
  2. Jika ada kesalahan hanya bisa komplain ke toko online atau dropship. Seperti ketidaksesuaian barang yang dipesan, keterlambatan pengiriman barang sehingga barang tidak sampai tepat waktu. 
  3. Adanya keraguan para pengunjung internet terhadap transaksi online karena maraknya cybercrime (kejahatan dunia maya).

b. Bagi toko online 

  1. Tidak bisa menjamin kualitas barang secara langsung karena barang tidak pernah sampai ke tangan dropship.
  2. Tidak bisa menjamin barang siap kirim atau tidak karena barang ada di perusahaan rekanan atau dropshipper. 
  3. Mendapat komplain langsung dari konsumen padahal pengirim dan pemilik barang adalah dropshipper atau perusahaan rekanan.

c. Bagi perusahaan rekanan atau suplier 

  1. Menyediakan gudang atau tempat penyetokan barang sehingga perlu modal cukup besar. 
  2. Harus menyediakan foto atau gambar dengan harga update barang untuk dropship. 
  3. Menunggu konsumen hanya dari toko online atau dropship sebagai mitra bisnis. 
  4. Mengemas barang dan mengirim barang kepada konsumen dengan label toko online atau dropship. 
  5. Barang bisa mengalami penurunan harga jika barang tidak laku. 
  6. Dropshipper bisa ditinggal toko online atau dropship jika kerja sama tidak memuaskan. Seperti banyaknya kesalahan yang ditandai komplain konsumen, harga barang lebih tinggi dibanding dropshipper lain, kualitas barang kurang bagus dibanding dropshipper lain, dan sebagainya.