Literasi Numerasi - Pengertian, Indikator dan Tingkatan

Daftar Isi

Literasi numerasi adalah kemampuan dalam memahami angka, operasi hitung dan bilangan melalui berbagai konteks dalam permasalahan sehari-hari, baik menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Literasi numerasi erat kaitannya dengan matematika, dimana kemampuan numerasi memerlukan pengetahuan matematika, namun pembelajaran matematika belum tentu menumbuhkan kemampuan numerasi.

Literasi Numerasi - Pengertian, Indikator dan Tingkatan

Literasi numerasi merupakan kecakapan dan pengetahuan dalam menggunakan berbagai jenis simbol dan angka yang berkaitan dengan matematika dasar untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam konteks sehari-hari, serta menganalisis berbagai data atau informasi yang ditampilkan melalui bentuk tabel, grafik dan bagan sebagai acuan dalam menentukan jawaban dari permasalahan yang diberikan. Literasi numerasi digunakan dalam mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di kehidupan sehari-hari seperti di rumah dan pekerjaan.

Literasi numerasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menggunakan pengetahuan matematika yang dimilikinya dalam menjelaskan kejadian, memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi matematika berbeda dengan literasi numerasi. Seseorang yang memiliki pemahaman pengetahuan matematika saja belum tentu dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi numerasi, karena numerasi mencakup keterampilan dengan mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Literasi Numerasi 

Berikut definisi dan pengertian literasi numerasi dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Han, dkk (2017), literasi numerasi adalah pengetahuan serta kecakapan untuk memahami bacaan dan memanfaatkan beraneka ragam angka dan juga berbagai simbol yang berguna untuk memecahkan permasalahan yang praktis dalam beraneka ragam konteks kehidupan sehari-hari.
  • Menurut Rosmalah, dkk (2017), literasi numerasi adalah suatu kemampuan perihal keterampilan operasi hitung serta konsep bilangan yang ada pada keseharian hidup. 
  • Menurut Ekowati dan Suwandayani (2019), literasi numerasi adalah kemampuan dan pengetahuan untuk menggunakan berbagai jenis angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dasar. 
  • Menurut Purwasih, dkk (2018), literasi numerasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan, menafsirkan, dan merumuskan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan penalaran matematis dan kemampuan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memperkirakan suatu kejadian yang dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari. 
  • Menurut Abidin, dkk (2017), literasi numerasi adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan penalaran. Penalaran berarti menganalisis dan memahami suatu pernyataan, melalui aktivitas dalam memanipulasi simbol atau bahasa matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan mengungkapkan pernyataan tersebut melalui tulisan maupun lisan.

Tujuan dan Manfaat Literasi Numerasi 

Menurut Wahyuningsih (2021), tujuan pemahaman akan literasi numerasi bagi peserta didik adalah sebagai berikut: 

  1. Mengasah dan menguatkan pengetahuan dan keterampilan numerasi peserta didik dalam menginterpretasikan angka, data, tabel, grafik, dan diagram. 
  2. Mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan literasi numerasi untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam kehidupan seharihari berdasarkan pertimbangan yang logis. 
  3. Membentuk dan menguatkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu mengelola kekayaan sumber daya alam (SDA) hingga mampu bersaing serta berkolaborasi dengan bangsa lain untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara.

Adapun manfaat dari literasi numerasi antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Peserta didik memiliki pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan kegiatan yang baik. 
  2. Peserta didik mampu melakukan perhitungan dan penafsiran terhadap data yang ada di dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Peserta didik mampu mengambil keputusan yang tepat di dalam setiap aspek kehidupannya.

Indikator Kemampuan Literasi Numerasi 

Literasi numerasi tidak hanya mengukur suatu topik ataupun konten tertentu, akan tetapi juga mengukur beragam konten, konteks, dan beberapa tingkatan proses kognitif. Hal itu dimaksudkan untuk memastikan bahwa kompetensi yang diukur memang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Siskawati, dkk (2021), indikator yang digunakan dalam mengukur kemampuan literasi numerasi adalah sebagai berikut: 

  1. Pemikiran dan penalaran matematika. Memunculkan pertanyaan karakteristik matematika, mengetahui jenis alternatif jawaban yang ditawarkan matematika, membedakan antara berbagai jenis pernyataan, memahami dan menangani batas dan batasan konsep matematis. 
  2. Argumentasi matematika. Mengetahui apa yang dibuktikan, mengetahui bagaimana perbedaan dari bentuk penalaran matematika lainnya, mengikuti dan menilai alur argumen, merasa untuk heuristik, menciptakan dan mengekspresikan argumen matematika. 
  3. Komunikasi matematika. Mengekspresikan diri dengan berbagai cara dalam bentuk visual lisan, tulisan, dan bentuk visual lainnya, memahami pekerjaan orang lain. 
  4. Pemodelan. Penataan lapangan untuk dimodelkan, menerjemahkan fakta ke dalam struktur matematika, menafsirkan model matematis dalam konteks atau fakta, bekerja, dengan model, memvalidasi model, mencerminkan, menganalisis, dan menawarkan kritik terhadap model atau solusi, merefleksikan proses pemodelan.
  5. Pengajuan masalah dan pemecahannya. Pengajuan, merumuskan, dan pemecahan masalah dengan berbagai cara. 
  6. Representasi. Menguraikan, mengkodekan, menerjemahkan, membedakan antara, dan menafsirkan berbagai bentuk representasi objek dan situasi matematika serta memahami hubungan antara representasi yang berbeda.
  7. Simbol. Menggunakan bahasa dan operasi simbolis, formal, dan teknis. 
  8. Alat dan teknologi. Menggunakan alat bantu dan peralatan, termasuk teknologi bila diperlukan.

Tingkatan Literasi Numerasi 

Kemampuan literasi seseorang terdiri dari beberapa level atau tingkatan, yaitu sebagai berikut:

a. Knowing 

Level ini menilai kemampuan pengetahuan peserta didik tentang fakta, proses, konsep, dan prosedur. Kata kunci yang biasa digunakan pada level ini antara lain mengingat, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, menghitung, mengambil/memperoleh, dan mengukur. Aspek-Aspek kemampuan pada level knowing adalah: 

  1. Mengingat. Mengingat definisi, sifat bilangan,unit pengukuran, sifat bentuk geometris, notasi bilangan. 
  2. Mengidentifikasi. Mengidentifikasi bilangan, ekspresi, kuantitas, dan bentuk. Mengidentifikasi identitas yang secara matematis setara (seperti: desimal, persentase, pecahan). 
  3. Mengklasifikasikan. Mengklasifikasikan bilangan, ekspresi, jumlah, dan bentuk-bentuk yang memiliki sifat yang serupa. 
  4. Menghitung. Melakukan prosedur algoritma: penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian serta kombinasinya, melakukan prosedur aljabar yang efektif. 
  5. Mengambil/memperoleh. Mengambil/memperoleh informasi dari bagan, tabel, teks, atau sumber-sumber yang lain. 
  6. Mengukur. Menggunakan instrumen pengukuran dan memilih unit yang tepat.

b. Applying (Penerapan) 

Level applying atau penerapan adalah menilai kemampuan matematika dalam menerapkan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta-fakta, relasi, proses, konsep, prosedur, dan metode pada konteks situasi nyata untuk menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan. Kata kunci yang biasa digunakan pada level ini antara lain memilih/menentukan, menyatakan/membuat model, dan menerapkan/melaksanakan. Aspek-Aspek kemampuan pada level applying adalah: 

  1. Memilih strategi. Menentukan operasi, strategi, dan aturan yang sesuai dan efisien untuk memecahkan masalah dunia nyata yang dapat diselesaikan dengan menggunakan berbagai metode. 
  2. Menyatakan/membuat model. Menyajikan data dalam tabel atau grafik, merumuskan persamaan, pertidaksamaan, gambar geometris, atau diagram yang memodelkan suatu masalah, membangun sebuah representasi dari hubungan matematika yang diberikan. 
  3. Menerapkan/melaksanakan. Menerapkan/melaksanakan strategi dan operasi untuk memecahkan masalah dunia nyata yang berkaitan dengan konsep dan prosedur matematika yang dikenal. 
  4. Menafsirkan. Memberikan interpretasi atau tafsiran terhadap penyelesaian masalah yang diperoleh.

c. Reasoning (Penalaran) 

Level reasoning atau penalaran adalah menilai kemampuan penalaran peserta didik dalam menganalisis data dan informasi, membuat kesimpulan, dan memperluas pemahaman mereka dalam situasi baru, meliputi situasi yang tidak diketahui sebelumnya atau konteks yang lebih kompleks. Pertanyaan dapat mencakup lebih dari satu pendekatan atau strategi. Kata kunci yang biasa digunakan pada level ini antara lain menganalisis, memadukan (mensintesis), mengevaluasi, menyimpulkan, dan membuat justifikasi. Aspek-Aspek kemampuan pada level reasoning adalah: 

  1. Menganalisis. Menentukan, menggambar, atau menggunakan hubungan dalam bilangan, ekspresi, jumlah, dan bentuk. 
  2. Memadukan. Menghubungkan elemen, pengetahuan yang berbeda, menghubungkan representasi untuk memecahkan masalah. 
  3. Mengevaluasi. Menilai strategi pemecahan masalah dan solusi alternatif. 
  4. Menyimpulkan. Membuat kesimpulan yang valid berdasarkan informasi dan fakta-fakta.
  5. Membuat justifikasi. Memberikan argumen matematis untuk mendukung klaim.