Pendidikan Akidah - Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Materi

Daftar Isi

Akidah adalah sejumlah kebenaran yang wajib dibenarkan oleh hati, akal, dan fitrah serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti, yang membuat jiwa tenang dan tenteram kepadanya, menjadi kepercayaan/keyakinan yang bersih dari bimbang dan ragu serta tidak dipertentangkan lagi kebenarannya. Akidah merupakan perkara yang dipercayai kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenangan, dan tidak bercampur kebimbangan.

Pendidikan Akidah - Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup dan Materi

Menurut asal katanya, istilah akidah berasal dari bahasa arab, yaitu aqoda, ya'qidu, 'aqdan- 'aqidatan, yang artinya simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Akidah juga diartikan sebagai iman, kepercayaan dan keyakinan, dimana tumbuhnya kepercayaan tersebut ada di dalam hati. Akidah adalah sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh, sukar sekali untuk diubah. Akidah merupakan keyakinan dan kepercayaan yang menjadi pedoman hidup bagi seorang muslim.

Pendidikan akidah adalah proses membimbing dan mengarahkan fithrah yang ada pada anak, sehingga akan tumbuh kepercayaan dan keyakinan lurus yang tertanam kuat dalam hati sebagai pegangan dan landasan hidup. Diharapkan dengan pendidikan aqidah tersebut seseorang dalam bertingkah laku didasari atas kepercayaan dan keyakinan. Pendidikan akidah merupakan upaya yang dikerjakan secara berkelanjutan kepada individu agar mengetahui, merasakan, dan melaksanakan akidah Islam dengan utuh.

Pendidikan akidah adalah suatu proses usaha yang berupa pengajaran, bimbingan, pengarahan, pembinaan kepada manusia agar nantinya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan akidah yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan akidah sebagai suatu pandangan hidupnya dalam berbagai kehidupan baik pribadi, keluarga, maupun kehidupan masyarakat demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat dengan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah semata.

Pengertian Akidah 

Berikut definisi dan pengertian akidah dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Prodjodikoro (1991), akidah adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tenteram kepadanya, dan yang menjadi kepercayaan/keyakinan yang bersih dari bimbang dan ragu. 
  •  Menurut Ilyas (1993), akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. 
  • Menurut Gharib (2006), akidah adalah suatu masalah kebenaran yang secara pasti dibenarkan akal, pendengaran, dan fitrah; diyakini hati manusia dengan memuja kebenaran, ketetapan dan keberadaannya secara tegas dalam hati, serta tidak dipertentangkan lagi kebenarannya.
  • Menurut Abdullah (2005), akidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tenteram kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh keraguan.

Tujuan Pendidikan Akidah 

Akidah adalah masalah fundamental dalam Islam. Ia menjadi titik tolak permulaan muslim. Sebaliknya tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akidah atau menunjukkan kualitas keimanan yang dimiliki. Adapun tujuan dari pendidikan akidah antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Memperkenalkan pada generasi muda akan akidah Islam, dasar-dasarnya, asal-usul ibadah dan tata cara pelaksanaannya dengan baik dan benar. 
  2. Menanamkan keimanan kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, rasul-rasul Allah, kitab-kitab Allah, dan hari akhir berdasarkan pada paham kesadaran dan keharusan perasaan. 
  3. Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan membentengi-nya dengan akidah dan nilai-nilai dan membiasakan mereka menahan motivasi-motivasinya, mengatur emosi dan membimbingnya dengan baik. 
  4. Menanamkan iman yang kuat kepada Allah pada diri mereka dan menguatkan perasaan agama dan dorongan agama dan akhlak pada diri mereka, dan menumbuhkan hati mereka dengan kecintaan, zikir, takwa, dan takut kepada Allah. 
  5. Membersihkan hati mereka dari dengki, hasad, iri hati, benci dan sifat tercela lainnya.

Dasar Pendidikan Akidah 

Akidah Islam merupakan ajaran yang berdasarkan dengan dalil dari Allah dan Rasul-Nya, oleh sebab itu dasar ajaran akidah Islam ialah Al-Qur'an dan As-Sunnah.

a. Al-Qur'an 

Al-Qur'an dijadikan sumber pendidikan yang pertama dan utama karena ia memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Tuhan. Menciptakan manusia dan Dia pula yang mendidik manusia, yang mana isi pendidikan itu termaktub dalam wahyu-Nya. Tidak satu pun persoalan, termasuk persoalan pendidikan.

Nilai esensi dalam al-Qur'an selamanya abadi dan selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada perubahan sama sekali. Perubahan dimungkinkan hanya menyangkut masalah interpretasi mengenai nilai-nilai instrumental dan menyangkut masalah teknik operasional. Pendidikan Islam yang ideal harus sepenuhnya mengacu pada nilai dasar al-Qur'an, tanpa sedikitpun menguranginya.

Al-Qur'an adalah petunjuk-Nya yang apabila dipelajari akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian pelbagai persoalan kehidupan. Apabila dihayati dan diamalkan akan menjadi buah pikiran, rasa dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketenteraman hidup pribadi dan masyarakat.

b. As-Sunnah 

As-Sunnah cermin dari segala tingkah laku Rasulullah saw yang harus diteladani. Inilah salah satu alat pendidikan yang paling efektif dalam pembentukan pribadi. Keberadaan As-Sunnah karena adanya sebagian ayat Al-Qur'an yang bersifat umum, mutlak, dan sebagai isyarat yang memiliki arti lebih dari satu sehingga memerlukan penetapan arti yang akan dipakai dari beberapa arti tersebut, terlebih sesuatu yang secara khusus tidak ditemukan keterangannya di dalam Al-Qur'an yang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi.

Ruang Lingkup Pendidikan Akidah 

Menurut Al-Banna (1980), ruang lingkup pendidikan akidah adalah sebagai berikut:

a. Ilahiyat (ketuhanan) 

Ilahiyat membahas hal yang bersangkutan dengan Allah dari segi sifat-Nya, nama-Nya, dan pekerjaan-Nya, hal itu harus diyakini oleh hamba terhadap Rabb-Nya. Selain itu juga dipertalikan dengan semua yang wajib dipercayai oleh hamba terhadap Tuhan.

b. Nubuwat (kenabian) 

Nubuwat membahas hal-hal yang berkaitan dengan para Nabi mengenai sifat para Nabi, keter-peliharaan para Nabi, tugas dan tujuan atas Yaitu yang membahas tentang segala diutusnya para Nabi, termasuk juga pembahasan mengenai para wali, mukjizat, karamah dan kitab-kitab samawi. Nubuwat juga membahas mengenai tugas Nabi, dan kebutuhan akan keputusan mereka. 

c. Ruhaniyat (kerohanian) 

Ruhaniyat membahas hal yang berkaitan dengan kehidupan yang bukan materi (metafisika), seperti jin, malaikat, setan, iblis, dan ruh.

d. Sam'iyyat (masalah-masalah yang hanya didengar dari syara) 

Sam'iyyat memberikan penjelasan yang berkaitan dengan alam barzakh, alam akhirat, tanda-tanda hari kiamat, hari kebangkitan, padang mahsyar, hari perhitungan, dan hari pembalasan.

Materi Pendidikan Akidah 

Materi pendidikan akidah yang pertama diajarkan adalah bagaimana pendidik menanamkan dalam diri anak hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia sebagai jembatan menuju ke alam akhirat. Adapun pendidikan akidah yang diperkenalkan kepada anak untuk pertama kalinya adalah rukun iman yang enam, yaitu sebagai berikut:

a. Beriman kepada Allah 

Beriman kepada Allah artinya dengan mempercayai dengan sepenuh hati akan eksistensi Tuhan dan keesaan-Nya serta sifat-sifat-Nya yang serba sempurna, mengikuti petunjuk Tuhan dan Rasul-Nya yang tersebut di dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis nabi, menjalankan ibadah sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan sunnah.

b. Beriman kepada malaikat Allah 

Allah menciptakan mereka dari nur (cahaya). Mereka disucikan dari kesyahwatan-kesyahwatan hayawaniah, terhindar sama sekali dari keinginan hawa nafsu, ter-jauh dari perbuatan dosa dan salah. Tabiat malaikat itu ialah secara sempurna berbakti kepada Allah, melaksanakan semua perintah-Nya, tunduk dan patuh terhadap semua kekuasaan dan keagungan-Nya.

c. Beriman kepada kitab-kitab Allah 

Beriman kepada kitab-kitab Allah artinya mempercayai bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab-Nya kepada para rasul untuk menjadi pedoman dan pegangan hidup agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah tidak semuanya disebut dalam al-Qur'an dan hadis nabi yang sahih. Kitab Allah yang secara konkrit disebut namanya dalam al-Qur'an ada empat buah yaitu: Taurat, Zabur, Injil, dan al-Qur'an. Semua kitab Allah, baik yang empat kitab tersebut maupun yang lainnya, adalah membawa prinsip yang sama yaitu mengajak manusia ke jalan yang benar dan memberi petunjuk kepadanya untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

d. Beriman kepada rasul Allah 

Beriman kepada rasul Allah artinya mempercayai bahwa Allah telah mengirimkan utusan-utusan-Nya yang membawa wahyu Ilahi untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai petunjuk atau pedoman hidup. Kepercayaan kepada rasul-rasul adalah tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.

e. Beriman kepada hari akhir 

Beriman kepada hari akhir artinya dengan mempercayai bahwa semua kehidupan di dunia akan berakhir, masa ini disebut dengan hari kiamat didahului dengan musnah-nya alam semesta. Pada hari itu seluruh mahluk hidup akan mati. Bumi-pun akan berganti bukannya bumi atau langit yang sekarang. Di situlah seluruh mahluk hidup akan dibangkitkan yakni dihidupkan kembali setelah mati. Rohnya dikembalikan ke dalam tubuhnya dan dengan demikian mereka akan mengalami hidup yang kedua kalinya. Setelah dibangkitkan kemudian setiap jiwa akan diperhitungkan seluruh amal baik dan amal buruknya, maka barang siapa yang kebaikannya melebihi keburukannya ia akan dimasukkan ke surga, sedangkan barangsiapa yang keburukannya lebih banyak dari kebaikannya maka akan dimasukkan ke dalam neraka.

f. Beriman kepada qadar/takdir 

Mempercayai bahwa bahwa Allah itulah yang menjadikan semua makhluknya dengan kodrat, iradah, dan hikmah-Nya. Manusia diciptakan oleh Allah dengan ketentuan baik dan buruk menurut pandangan manusia. Manusia diwajibkan berusaha semaksimal mungkin dan bertawakal, tawakal berarti mewakilkan (menyerahkan) nasib diri dan nasib kita kepada Allah, sedang kita sendiri tidak mengurangi usaha dan tenaga dalam usaha itu. Jika tercapai maksud kita, Allah-lah yang punya karunia dan jika gagal Allah-lah yang punya kuasa.