Jamu - Sejarah, Jenis, Manfaat dan Pengolahan

Daftar Isi

Pengertian dan Sejarah Jamu 

Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan serian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Jamu dapat digunakan untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan karena dianggap memiliki kandungan bahan yang bermanfaat bagi tubuh jika dikonsumsi dengan takaran yang sesuai.

Jamu - Sejarah, Jenis, Manfaat dan Pengolahan

Istilah jamu berasal dari bahasa Jawa Kuna, yaitu "jamuju". Pada penggunaan bahasa Jawa Baru, kata "ju" dalam "jamuju" mengalami penghilangan, sehingga menjadi yang sekarang dikenal yaitu Jamu. Menurut Pusat Bahasa (2008), jamu dapat diartikan sebagai obat yang dibuat dari akar-akaran, daun-daunan, dan lain-lain. Sedangkan menurut Permenkes RI No. 6 Tahun 2016 tentang Formularium Herbal Asli Indonesia, pengertian jamu adalah sediaan obat bahan alam, status keamanan dan khasiat-nya dibuktikan secara empiris.

Jamu merupakan obat tradisional Indonesia yang dibuat dari bahan alami secara turun-temurun berdasarkan pengalaman. Menurut catatan sejarah, jamu mulai digunakan oleh keluarga kerajaan mataram sekitar abab ke 13. Pengolahan jamu dipengaruhi oleh Ayurveda dari India. Penggunaan jamu mengalami masa punca pada masa kerajaan Majapahit di jawa timur, dimana pada saat itu, jamu menjadi sebuah perawatan kecantikan dan juga obat-obatan yang digunakan di Istana Keraton.

Jamu adalah jenis medikasi yang tidak memiliki standar takar yang pasti pada setiap bahannya, begitu pula dengan cara pengolahan-nya. Pengolahan jamu di setiap daerah berbeda-beda. Jamu juga disesuaikan dengan adanya tanaman endemik di suatu daerah tertentu. Karena banyaknya ragam jamu dan tidak adanya takaran pasti tiap bahan yang digunakan, jamu digunakan sebagai pengobatan alternatif berdasarkan kearifan budaya lokal.

Jenis-jenis Jamu, Manfaat dan Cara Pengolahan 

a. Jamu Beras Kencur 

Jamu beras kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikom atau penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu keras. Beras Kencur juga dipercaya bisa menambah nafsu makan hingga selera makan meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat.

Jamu beras kencur dibuat dari dua jenis bahan, yaitu beras dan kencur. Kedua bahan ini sesuai dengan nama jamu tersebut. Meskipun demikian, jamu berak kencur memiliki komposisi yang tidak selalu sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu keningar, kunir. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih.

Cara pengolahan-nya jamu beras kencur pada umumnya direbus dan dibiarkan sampai dingin, kemudian disediakan sesuai kebutuhan. Adapun langkah pembuatannya yaitu beras disangan (disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang atau alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, dituangkan air mendidih untuk mengambil sarinya, kemudian diperas dan disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol atau termos.

b. Jamu Kunir Asam 

Jamu kunir (kunyit) asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu adem-ademan atau seger-segeran yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin.

Bahan baku jamu kunir asam dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir atau kunyit. Namun terdapat beberapa pembuat jamu yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.

Cara pembuatan adalah, semua bahan-bahan jamu kunir asam ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), kemudian dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, rebusan ditambah gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk diminum.

c. Jamu Sinom 

Jamu sinom memiliki manfaat, bahan penyusun, serta cara pembuatan yang hampir sama dengan jamu kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan sinom. Bahkan, beberapa penjual tidak menambahkan sinom, tetapi dengan cara mengencerkan jamu kunir asam dengan mengurangi jumlah bahan baku yang selanjutnya ditambahkan gula secukupnya.

d. Jamu Cabe Puyang 

Jamu cabe puyang dipercaya untuk mengobati pegal linu, sehingga cocok untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi dan berkasiat untuk menambah sel darah merah yang baik bagi penderita kurang darah atau anemia.

Bahan-bahan jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan rimpang lempuyang. Tambahan bahan lain cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpang kunir, biji kedawung, keningar dan asam kawak. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam.

Cara pembuatan jamu cabe punyang adalah pertama-tama air direbus sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol.

e. Jamu Kudu Laos 

Jamu kudu laos dipercaya bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan. Bahan utama jamu kudu laos adalah buah mengkudu, rimpang laos, merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih, kedawung, garam secukupnya, gula jawa atau bisa juga ditambah gula pasir.

Cara pembuatan jamu kudu laos pertama-tama air direbus sampai mendidih sesuai kebutuhan. Bahan-bahan jamu selanjutnya ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang atau alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap diminum.

f. Jamu Pahitan 

Jamu pahitan bermanfaat untuk mengobati gatal-gatal dan kencing manis. Selain itu, jamu pahitan dipercaya memiliki manfaat untuk cuci darah, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing. Bahan baku utama dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan jamu pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan).

Cara pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan gula atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit, konsumen minum jamu gendong lain yang mempunyai rasa manis dan segar seperti sinom atau kunir asam.

g. Jamu Kunci Suruh 

Jamu kunci suruh banyak dikonsumsi oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi.

Jamu kunci suruh bahan utamanya terbuat dari rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Selain itu jamu kunci suruh juga dapat ditambahkan bahan-bahan lain seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Ada juga yang mencampurkan dengan jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.

Cara pembuatan jamu kunci suruh, pertama-tama air direbus sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap diminum.

h. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan 

Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Selain itu, manfaat lain dari jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu maupun anak dan mendinginkan perut.

Jamu uyup-uyup pada umumnya dibuat dari bahan empon-empon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir, temulawak, puyang, dan temugiring. Semua bahan tersebut pertama dicuci sampai bersih tanpa dikupas. Selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah bahan-bahan lain dan ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa manis sesuai selera. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk diminum.