Kesejahteraan - Pengertian, Aspek, Indikator dan Hambatan

Daftar Isi

Kesejahteraan adalah suatu keadaan di masyarakat dimana terpenuhinya kebutuhan lahir, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan serta kebutuhan batin seperti keselamatan, kesusilaan, ketenteraman dan kebebasan berpendapat. Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan.

Kesejahteraan - Pengertian, Aspek, Indikator dan Hambatan

Kesejahteraan merupakan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kesejahteraan juga diartikan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera, yang artinya adalah suatu keadaan yang aman, sentosa, dan makmur. Apabila kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan tercipta-lah kesejahteraan. Seseorang merasa hidupnya sejahtera apabila merasa bahagia, merasa ter-cukupi terhadap apa yang mungkin sudah dicapai dalam batasan hidupnya. Ia merasa jiwanya tenteram baik itu lahir maupun batin dan merasa adanya keadilan dalam hidupnya, terlepas dari bahaya kemiskinan yang mengancam dan menyiksa.

Pengertian Kesejahteraan 

Berikut definisi dan pengertian kesejahteraan dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Basri (2005), kesejahteraan adalah setiap laki laki maupun perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi kesehatan, makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial. 
  • Menurut Kusumawardhani (2014), kesejahteraan adalah rasa nyaman masyarakat karena terpenuhinya keinginan lahir dan batin. Kesejahteraan lahir meliputi kesejahteraan ekonomi sosial seperti kesejahteraan sandang, pangan, dan papan. Sedangkan kesejahteraan batin, itu yang bersifat emosional, intelektual, dan spiritual masyarakat. 
  • Menurut Suharto (2008), kesejahteraan adalah suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan. 
  • Menurut Rambe (2008), kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir batin yang memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial.

Jenis-jenis Kesejahteraan 

Menurut Asriyah (2007), kesejahteraan dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Kesejateraan pengorangan 

Kesejahteraan perorangan adalah terpenuhinya kebutuhan dari warga bersangkutan, sepanjang terpenuhinya kebutuhan ini tergantung dari faktor-faktor ekonomis. Kesejahteraan perorangan selalu merupakan saldo dari utilities yang positif dan negatif. Utilities positif termasuk kenikmatan yang diperoleh sang warga dari semua barang langka pada asasnya dapat memenuhi kebutuhan manusiawi. Sedangkan untilities negatif termasuk biaya-biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh barang itu (seperti terbuang waktu senggang) dampak negatif dari perbuatan-perbuatan warga lain (seperti dampak negatif terhadap lingkungan) dimana kesejahteraan perorangan terbatas hanya pada kesejahteraan itu sendiri.

b. Kesejahteraan masyarakat 

Kesejahteraan masyarakat yang menyangkut kesejahteraan semua perorangan secara keseluruhan anggota masyarakat, dalam hal ini kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan dari beberapa individu atau kesejahteraan bersama.

Aspek-aspek Kesejahteraan 

Kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana kebutuhan jasmani dan rohani dapat terpenuhi dengan tepat sesuai dengan derajat kehidupan. Kesejahteraan memiliki beberapa aspek yang mempengaruhi-nya, yaitu sebagai berikut:

a. Kependudukan 

Penduduk adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Kependudukan dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu anggota rumah tangga, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, dan angka beban ketergantungan.

b. Pendidikan 

Pendidikan adalah hak asasi manusia dan hak dari setiap penduduk untuk dapat membangun potensinya melalui siklus pembelajaran. Setiap penduduk Indonesia memiliki pilihan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki tanpa melihat posisi masyarakat (status sosial), status keuangan, identitas, agama dan area geografis. Pendidikan dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu pendidikan yang di-tamatkan, angka melek huruf, angka putus sekolah, dan angka partisipasi sekolah. Semakin rendah angka sekolah maka akan semakin sejahtera keadaan suatu daerah.

c. Kesehatan 

Kesehatan merupakan indikator kesejahteraan masyarakat dan sebagai indikator pencapaian kemajuan pembangunan. Masyarakat yang sakit akan sulit mempertahankan kesejahteraan untuk dirinya sendiri. Sehingga pembangunan dan upaya dibidang kesehatan diharapkan dapat mencapai semua tingkat masyarakat dan tidak membeda-bedakan dalam penerapan-nya. Kesehatan menjadi indikator kesejahteraan dapat dilihat melalui angka harapan hidup, bisa atau tidaknya masyarakat melaksanakan kesehatan dan mampu atau tidaknya untuk mendanai sepenuhnya pengobatan yang diperlukan.

d. Pendapatan 

Pendapatan atau penghasilan merupakan indikator yang bisa dimanfaatkan untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat. Adapun yang disebut pendapatan adalah semua penghasilan yang diperoleh seseorang atau keluarga dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan terdiri dari gaji dari pekerjaan, gaji dari properti, misalnya, (sewa, bunga dan keuntungan) dan pinjaman dari otoritas publik.

e. Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga 

Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga adalah pengeluaran untuk keperluan rumah tangga yang betul-betul dikonsumsi (dimakan/dipakai) atau dibayarkan tanpa memperhatikan asal barang baik pembelian/produksi maupun pemberian/pembagian. Pengeluaran masyarakat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengeluaran pangan dan non pangan. Keseimbangan antara pengeluaran pangan dan non pangan juga digunakan sebagai indikator untuk menentukan tingkat kesejahteraan.

f. Ketenagakerjaan 

Ketenagakerjaan adalah jumlah seluruh penduduk berumur lima belas tahun ke atas yang dapat memproduksi barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga kerja dan mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu terakhir. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.

g. Perumahan dan lingkungan hidup 

Perumahan dan lingkungan hidup adalah tempat berlindung yang mempunyai lantai, atap, dan dinding baik tetap maupun sementara yang digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Perumahan selain sebagai kebutuhan manusia juga memiliki peranan penting dalam tugasnya sebagai pusat untuk pemeriksaan keluarga dan meningkatkan kualitas orang di masa depan datang. Demikian juga, rumah merupakan penentu kesejahteraan masyarakat, di mana rumah yang nyaman dan sehat adalah rumah yang mampu mendukung keadaan kesehatan setiap penduduknya.

Indikator Kesejahteraan 

Menurut Badan Pusat Statistik (2005), terdapat delapan indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, yaitu sebagai berikut:

a. Konsumsi dan pengeluaran 

Indikator pengeluaran dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 

  1. Tinggi. Kesejahteraan seseorang berdasarkan tingkat konsumsi dan pengeluaran-nya dapat dikatakan tinggi apabila pengeluaran keluarga terhitung per bulan sebesar > Rp. 5.000.000. 
  2. Sedang. Kriteria kesejahteraan ekonomi yang termasuk dalam kategori sedang apabila pengeluaran keluarga per bulan sebesar Rp. 1.000.000 - Rp. 5.000.000. 
  3. Rendah. Kriteria kesejahteraan ekonomi jika dilihat dari tingkat konsumsi dan pengeluaran termasuk dalam kategori rendah apabila pengeluaran keluarga per bulan sebesar < Rp. 1.000.000.

b. Keadaan tempat tinggal 

Indikator tempat tinggal yang dinilai ada lima item yaitu jenis atap rumah, dinding, status kepemilikan rumah, lantai dan luas lantai. Dari lima item tersebut kemudian akan dibagi ke dalam tiga golongan yaitu: 

  1. Permanen. Kriteria permanen ditentukan oleh kualitas dinding, atap dan lantai. Bangunan rumah permanen adalah rumah yang dindingnya terbuat dari tembok/kayu kualitas tinggi, lantai terbuat dari ubin/keramik/kayu kualitas tinggi dan atapnya terbuat dari seng/genteng/sirap/asbes. 
  2. Semi Permanen. Rumah semi permanen adalah rumah yang dindingnya setengah tembok/bata tanpa plaster/kayu kualitas rendah, lantainya dari ubin/semen/kayu kualitas rendah dan atapnya seng/genteng/sirap/asbes. 
  3. Non Permanen. Sedangkan rumah tidak permanen adalah rumah yang dindingnya sangat sederhana (bambu/papan/daun) lantainya dari tanah dan atapnya dari daun-daunan atau atap campuran genteng/seng bekas dan sejenisnya.

c. Fasilitas tempat tinggal 

Indikator fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari dua belas item, yaitu pekarangan, alat elektronik, pendingin, penerangan, kendaraan yang dimiliki, bahan bakar untuk memasak, sumber air bersih, fasilitas air minum, cara memperoleh air minum, sumber air minum, fasilitas MCK, dan jarak MCK dari rumah. Dari dua belas item tersebut kemudian akan dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

  1. Lengkap. Indikator ini berarti apabila fasilitas tempat tinggal sudah mempunyai dua belas item yang disebutkan di atas dengan kondisi baik atau layak pakai. 
  2. Cukup. Indikator ini berarti apabila fasilitas tempat tinggal mempunyai fasilitas setidaknya lebih dari enam item yang disebutkan dengan kondisi layak pakai. 
  3. Kurang. Indikator ini berarti apabila fasilitas tempat tinggal mempunyai fasilitas kurang dari dari enam item yang disebutkan dengan kondisi layak pakai.

d. Kesehatan 

Indikator kesehatan anggota keluarga dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 

  1. Bagus. Indikator ini menjelaskan bahwa setiap anggota keluarga setidaknya < 25% kehidupan mereka yang berada dalam kondisi sakit. 
  2. Cukup. Indikator ini menjelaskan bahwa setiap anggota keluarga mempunyai persentase kesehatan berada pada kisaran 25% - 50% dibandingkan dengan kondisi sakit. 
  3. Kurang. Indikator ini menjelaskan bahwa setiap anggota keluarga mempunyai persentase kesehatan di bawah rata-rata atau > 50% kehidupan mereka yang berada dalam kondisi sakit.

e. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan 

Indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan terdiri dari lima item yaitu jarak rumah sakit terdekat, jarak toko obat, penanganan obat-obatan, harga obat-obatan, dan alat kontrasepsi. Dari lima item tersebut kemudian akan dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 

  1. Mudah. Golongan ini berarti apabila lima item dari penjelasan di atas sudah terpenuhi semua. 
  2. Cukup. Golongan ini berarti apabila lima item dari penjelasan di atas ada yang tidak terpenuhi, namun tidak lebih dari dua item atau setidaknya tiga item dari indikator kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dapat terpenuhi. 
  3. Sulit. Golongan ini berarti apabila lima item dari penjelasan di atas lebih banyak yang tidak terpenuhi atau lebih dari tiga item indikator tidak terpenuhi.

f. Kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan 

Indikator kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan terdiri dari tiga item yaitu biaya sekolah, jarak ke sekolah, dan proses penerimaan. Dari tiga item tersebut kemudian dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 

  1. Mudah. Golongan ini berarti tiga indikator dari kemudahan memasukkan anak ke dalam pendidikan sudah terpenuhi. 
  2. Cukup. Golongan ini berarti dari tiga indikator kemudahan memasukkan anak ke dalam pendidikan salah satunya ada yang tidak terpenuhi. 
  3. Sulit. Golongan ini berarti tiga indikator dari kemudahan memasukkan anak ke dalam pendidikan hanya satu indikator yang dapat dipenuhi.

g. Kemudahan mendapatkan transportasi 

Indikator kemudahan mendapatkan transportasi terdiri tiga item, yaitu ongkos kendaraan, fasilitas kendaraan, dan status kepemilikan kendaraan. Dari tiga item tersebut kemudian dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 

  1. Mudah. Golongan ini menunjukkan bahwa tiga item dari kesejahteraan ekonomi berdasarkan kemudahan mendapat transportasi sudah dapat terpenuhi semua. 
  2. Cukup. Golongan ini menunjukkan bahwa tiga item dari kesejahteraan ekonomi berdasarkan kemudahan mendapat transportasi sudah ada salah satu indikator yang tidak terpenuhi. 
  3. Sulit. Golongan ini menunjukkan bahwa tiga item dari kesejahteraan ekonomi berdasarkan kemudahan mendapat transportasi hanya satu indikator yang terpenuhi.

Hambatan Kesejahteraan 

Menurut Hidayat (2014), masalah-masalah kesejahteraan umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Ketergantungan ekonomi 

Ketergantungan ekonomi merupakan hambatan utama yang menyebabkan adanya berbagai masalah. Hal ini dapat dilihat pada kesulitan yang dialami individu, kelompok dan masyarakat. Sebab dari Ketergantungan ekonomi sebagian besar disebabkan kurangnya pendapatan sehingga tidak dapat memenuhi standar kehidupan minimal dalam kehidupannya, atau ketidakmampuan mengelola pendapatan mereka yang seharusnya dapat mencukupi. Dari hambatan tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah sosial antara lain kemiskinan.

b. Ketidakmampuan menyesuaikan diri 

Ketidakmampuan menyesuaikan diri ini timbul dari masalah kemiskinan dan emosional, yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri. Hal ini merupakan jenis hambatan yang dikenal dengan istilah hambatan sosial psikologis. Masalah yang dapat timbul dari permasalahan ini antara lain: seseorang mengalami perubahan, baik sikap maupun perilakunya dalam berinteraksi dengan orang lain dan tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan tertentu. Masalah-masalah penyesuaian diri dapat menimbulkan berbagai bentuk masalah seperti kenakalan remaja, pelacuran dan lain sebagainya.

c. Kesehatan yang buruk 

Kesehatan yang buruk dapat disebabkan beberapa faktor: lingkungan yang buruk atau kotor, adanya berbagai penyakit dan ketidakmengertian anggota masyarakat itu sendiri. Ketiga faktor tersebut berkaitan pula dengan kemiskinan dan kurangnya pendidikan. Persoalan-persoalan yang bersumber dari berbagai faktor diatas dapat menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan penyakit-penyakit menular, kekurangan gizi, yang akhirnya menuju kematian.

d. Rekreasi dan pengisian waktu senggang 

Rekreasi dan pengisian waktu senggang merupakan kebutuhan yang fundamental bagi kehidupan seseorang serta memiliki fungsi-fungsi lain untuk memberikan keseimbangan dalam kehidupan seseorang, pembebasan dari suasana rutin yang terus menerus, penyegaran dari beban pikiran dan tanggung jawab yang berat, atau perasaan jenuh selama bekerja di kantor. Perlunya memperhatikan rekreasi dan pengisian waktu luang yang positif setiap ada waktu luang yang digunakan dengan baik sifatnya cenderung digunakan secara negatif. Pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai macam masalah seperti kenakalan remaja, perkelahian, penyalahgunaan narkoba, pembunuhan, pencurian dan perampokan.

e. Kondisi Sosial 

Kondisi sosial, penyediaan dan pengelolaan pelayanan sosial yang kurang atau tidak baik misalnya keadaan lingkungan pergaulan yang buruk sehingga dapat dengan kuat mempengaruhi kepribadian individu. Demikian pula halnya dengan penyediaan dan pengelolaan pelayanan sosial yang kurang atau tidak baik, akan mengakibatkan hasil pelayanan yang kurang memadai terhadap para pengguna pelayanan tersebut. Misalnya, kurangnya kualitas pelayanan rumah sakit, kurangnya sarana pendidikan yang memadai dan sebagainya. Masalah-masalah dapat ditimbulkan oleh kondisi sosial, pelayanan yang kurang atau tidak baik dapat menjangkau penerima pelayanan.