Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Corporate Turnaround - Pengertian, Strategi, dan Indikator

Corporate turnaround adalah proses dan upaya pembalikan arah kondisi perusahaan dari kecenderungan menurun, stagnan, atau nyaris bangkrut sehingga mengancam eksistensi, menjadi menanjak dan bangkit kembali dengan kinerja yang meningkat sehingga menjadi perusahaan yang sukses kembali dengan performance yang lebih baik. Turnaround yang sukses adalah sebuah proses kompleks meliputi kombinasi dari faktor lingkungan, sumber daya internal, strategi perusahaan yang relevan pada berbagai tahap penurunan kinerja, yang menghasilkan peningkatan kinerja keuangan yang normal.

Corporate Turnaround - Pengertian, Strategi, dan Indikator

Corporate turnaround merupakan salah satu situasi dimana perusahaan mengalami penurunan kinerja ekonomi dalam periode yang panjang, sehingga kinerja perusahaan sangat rendah dan kelangsungan hidup perusahaan pun akan terancam, kecuali melakukan upaya serius untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk mencapai keberhasilan turnaround, perusahaan harus mengetahui penyebab kegagalan mereka, dan merumuskan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Corporate turnaround juga diartikan sebagai perubahan positif dimana perusahaan mampu memulihkan keadaan sulit atau financial distress yang dialami ke keadaan normal. Keberhasilan corporate turnaround ditandai dengan perusahaan dalam meningkatkan ROI di atas tingkat keuntungan bebas risiko dalam jangka waktu tiga dari total enam tahun masa pemulihan setelah mengalami ROI dibawah tingkat keuntungan bebas risiko selama 3 tahun.

Pengertian Corporate Turnaround 

Berikut definisi dan pengertian corporate turnaround dari beberapa sumber buku dan referensi:

  • Menurut Wulandari dan Gunawan (2018), corporate turnaround adalah suatu proses pembalikan arah kondisi perusahaan dari kecenderungan menurun, stagnan, atau nyaris bangkrut menjadi menanjak dan bangkit kembali dengan performance yang lebih baik. 
  • Menurut Schweizer dan Nienhaus (2017), corporate turnaround adalah kondisi sebuah perusahaan yang setelah mengalami periode yang jatuh dan penurunan kinerja ekonomi kemudian membalikkan keadaan kekayaanya dan menjadi perusahaan sukses kembali. 
  • Menurut Hirmanto, dkk (2020), corporate turnaround adalah upaya pembalikan arah kondisi perusahaan dimana sebelumnya mengalami kecenderungan menurun dan telah memasuki kondisi financial distress lalu menanjak kembali dan bangkit dengan kinerja yang meningkat. 
  • Menurut Collard (2010), corporate turnaround adalah kondisi dimana suatu perusahaan mampu keluar dari kesulitan keuangan dan kembali menjadi perusahaan dengan kondisi keuangan normal. 
  • Menurut Schmuck dan Martin (2012), corporate turnaround adalah pembalikan arah perusahaan dan dapat digambarkan sebagai pemulihan kinerja ekonomi perusahaan setelah penurunan yang mengancam eksistensi.

Siklus Corporate Turnaround 

Corporate turaround merupakan suatu keadaan pemulihan ekonomi sebuah perusahaan setelah melalui penurunan yang mengancam. Penyebab penurunan perusahaan terjadi untuk beberapa tahun yang kemudian ada suatu situasi periode yang cukup pendek yang akan menempatkan perusahaan dalam keadaan bahaya. Pemulihan perusahaan akan menuntun perusahaan kepada pencapaian yang berkelanjutan, posisi kompetitif yang kuat pada wilayah aktivitas yang ditentukannya.

Menurut Candrawati (2008), terdapat empat tahap atau siklus kondisi selama siklus penurunan kinerja keuangan perusahaan dan proses turnaround, yaitu sebagai berikut: 

  1. Tahap pertama, perusahaan berada dalam puncak kinerja keuangan dari 2 tahun sebelumnya. 
  2. Tahap kedua, kinerja keuangan perusahaan berada dalam titik terendah setela mengalami penurunan kinerja dan berada dalam kondisi finenacial distress. 
  3. Tahap ketiga, perusahaan dalam tahap efisiensi sumber daya setelah mengalami retrenchment. 
  4. Tahap keempat, perusahaan berada dalam kondisi sukses dalam turnaround (recovery) atau malah gagal (tidak terecovery).

Strategi dan Proses Corporate Turnaround 

Proses turnaround dikatakan berhasil apabila perusahaan mampu untuk berbalik dari keadaan penurunan kinerja, mengakhiri perjuangan hidup perusahaan dari bahaya yang mengancam, dan kemudian mencapai profitabilitas berkelanjutan, setelah mengalami perjuangan atas ancaman penurunan kinerja untuk beberapa tahun. Keberhasilan turnaround, dan kemudian turnaround manajemen yang efektif, melibatkan suatu strategi menyeluruh dalam beberapa waktu, dan perubahan yang dipimpin oleh manajemen pada tingkat yang berbeda pada keseluruhan organisasi.

Menurut Smith dan Graves (2005), terdapat dua strategi utama yang dapat dijalankan dalam proses corporate turnaround, yaitu:

a. Orientasi efisiensi (efficiency oriented) 

Jika penurunan kinerja perusahaan berasal dari operasi yang tidak efisien maka perusahaan harus mengadopsi strategi yang berorientasi pada efisiensi (efficiency oriented strategy) seperti pemotongan biaya dan pengurangan aset.

b. Orientasi usaha (entrepreneurial oriented) 

Jika strategi perusahaan tidak relevan lagi maka perusahaan harus membuat perubahan yang cocok dengan pasar yang dihadapi dengan mengadopsi strategi yang berorientasi pada usaha (entrepreneurial oriented strategies).

Dalam melaksanakan strategi turnaround terdapat empat teori dasar, yaitu sebagai berikut:

  1. Management strategies, dimana bukan hanya pertukaran staf yang drastis yang harus dilakukan, akan tetapi juga menangani masalah dari motivasi sisa manajemen yang ada dan menemukan kembali jati diri bisnis tersebut. 
  2. Restructuring strategies, dimana strategi turnaround harus melibatkan perubahan dalam kerangka dasar dari organisasi saat ini, metode produksi yang baru, dan metode distribusi yang baru. 
  3. Cutback strategies, menyatakan proses penurunan kinerja perusahaan harus segera mungkin dipotong seperti dilakukan pemotongan biaya dan penghapusan persediaan. 
  4. Growth strategies, merupakan suatu langkah untuk menghidupkan kembali perusahaan.

Adapun menurut Okello (2017), terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan dalam membantu perusahaan untuk keluar dari kesulitan ekonomi menuju turnaround, yaitu sebagai berikut: 

  1. Financial Restructuring Turnaround Strategy, merupakan strategi yang menggambarkan dan menggunakan kekuatan keuangan sebagai aset untuk meningkatkan daya saing bisnis. 
  2. Reorganization Turnaround Strategy, merupakan gambaran luas dari setiap perubahan perusahaan dalam manajemen internal suatu organisasi yang dimana tujuannya adalah untuk mendukung strategi retrentchment atau reposisi. 
  3. Repositioning Turnaround Strategy, merupakan strategi yang mencoba untuk menghasilkan pendapatan baru dengan mencoba inovasi baru seperti pengembangan produk baru, memasuki pasar baru serta memodifikasi citra atau misi perusahaan. 
  4. Market Redefinition Turnaround Strategy, merupakan strategi yang mengacu pada perubahan penawaran yang diminta customer dan dipromosikan oleh pesaing untuk meningkatkan persepsi penjualan.

Menurut Smith dan Graves (2005), proses corporate turnaround terdiri dari dua bagian yaitu: 

  1. Menahan penurunan (decline stemming strategy). Decline stemming strategy bertujuan untuk menstabilisasi kondisi keuangan perusahaan dengan pengumpulan dukungan pemegang saham, menghilangkan ketidakefisienan (efficiency oriented strategy) dan menstabilkan suasana internal perusahaan. 
  2. Strategi pemulihan (recovery strategy). Ketika kondisi keuangan perusahaan stabil, maka harus diputuskan strategi perbaikan akan diikuti membaiknya profitabilitas atau mengusahakan pertumbuhan (entrepreneurial strategy).

Pengukuran Corporate Turnaround 

Proses pemulihan bisnis dilakukan ketika manajemen perusahaan tidak mampu mengembangkan bisnis sehingga pandangan bisnis menjadi kurang jelas, kemudian terjadi krisis yang terlalu lama hingga pada posisi financial distress, sehingga manajemen Perusahaan berusaha mengubah arah dan strategi organisasi. Suatu perusahaan dikatakan berhasil melakukan corporate turnaround ditandai dengan pencapaian perusahaan tersebut dalam meningkatkan ROI di atas tingkat keuntungan bebas risiko paling tidak dalam jangka waktu tiga tahun dari enam tahun masa pemulihan. Dan perusahaan yang tidak mampu meningkatkan kinerja akan dinyatakan sebagai perusahaan yang gagal dalam melakukan corporate turnaround.

Menurut Marbun dan Situmeang (2014), pengukuran perusahaan yang mengalami financial distress lalu kemudian mampu melakukan Corporate Turnaround akan ditentukan dengan menggunakan garis waktu. Adapun caranya dilakukan dengan membandingkan ROI perusahaan dengan tingkat keuntungan bebas resiko. Tingkat keuntungan bebas resiko sendiri dapat dilihat dari rata-rata tingkat suku bunga Bank Indonesia. Perusahaan yang menghasilkan ROI di bawah tingkat keuntungan bebas resiko paling tidak selama tiga tahun (time 2) maka dikatakan perusahaan tersebut mengalami financial distress.

Adapun langkah-langkah dalam menghitung dan menentukan suatu perusahaan berhasil atau tidak berhasil melakukan Corporate Turnaround adalah sebagai berikut: 

  1. Menghitung ROI (1 tahun).

    Rumus Menghitung ROI (1 Tahun)
  2. Menentukan tingkat keuntungan bebas resiko dengan menghitung rata-rata tingkat suku bunga Bank Indonesia (1 Tahun).

    Rumus rata-rata tingkat suku bunga Bank Indonesia (1 Tahun)
  3. Membandingkan nilai ROI per-tahun dengan rata-rata tingkat suku bunga bebas risiko per-tahun. 
  4. Perusahaan yang mampu menghasilkan ROI kembali diatas tingkat keuntungan bebas risiko selama paling tidak selama 3 tahun dari total 6 tahun masa pemulihan, dikategorikan sebagai perusahaan yang berhasil melakukan corporate turnaround dan akan diberikan nilai 1. Dan perusahaan yang tidak mampu meningkatkan kinerja dikategorikan sebagai perusahaan yang gagal melakukan corporate turnaround dan akan diberikan nilai 0.

Faktor Keberhasilan Corporate Turnaround 

Corporate Turnaround merupakan kondisi dimana suatu perusahaan mampu keluar dari kesulitan keuangan dan kembali menjadi perusahaan dengan kondisi keuangan normal. Untuk merancang sebuah turnaround yang sukses, perusahaan membutuhkan seseorang dengan pemikiran yang jernih untuk cepat menilai peluang, menentukan apa yang salah, mengembangkan strategi yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan menerapkan rencana yang tepat untuk melakukan restrukturisasi.

Adapun faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi keberhasilan turnaroud sebuah perusahaan antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Komitmen Pemilik 

Pemilik bisnis cenderung membuat keputusan yang menghasilkan kesuksesan jangka panjang dan kelangsungan hidup bisnis. Ini juga tergantung motivasi memulai usaha, apakah pemiliknya didorong atau ditarik oleh faktor tertentu. Motivasi pertumbuhan para pendiri sangat penting dan merupakan faktor utama dalam pertumbuhan, keberhasilan, dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

b. Komitmen Karyawan 

Komitmen karyawan sangat penting untuk keberhasilan dan kelangsungan hidup setiap perusahaan. Ada kebutuhan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang mempromosikan komitmen karyawan. Pemilik/pengelola dapat mempromosikan karyawan dengan mendengarkan dan mendukung karyawan mereka, menciptakan lingkungan yang menginspirasi karyawan untuk bekerja keras, memiliki minat pada setiap karyawan, tidak bersikap negatif dan menghargai hasil kerja setiap karyawan.

c. Perencanaan Bisnis 

Rencana bisnis merupakan unsur penting bagi setiap perusahaan yang berusaha untuk berhasil dalam operasinya. Perencanaan memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan berkomunikasi, mengimplementasikan dan meningkatkan strateginya untuk mencapai tujuan kinerja perusahaan. Rencana bisnis harus fokus pada kebutuhan pemangku kepentingan perusahaan seperti pelanggan, pemasok, karyawan dan pemegang saham.

d. Manajemen Informasi 

Manajemen informasi sangat penting untuk kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan manapun. Ada argumen bahwa manajemen pasar informasi intelijen tentang pelanggan, pemasok, dan pesaing memungkinkan perusahaan untuk mengeksplorasi peluang yang baru dengan berfokus pada proses, produk, dan layanan baru. Inovasi ini hanya dapat terjadi di perusahaan di mana setiap orang memiliki akses mudah ke informasi. Ada juga kebutuhan untuk berbagi informasi antara perusahaan dan eksternal pemangku kepentingan seperti pemasok dan pelanggan.

e. Manajemen Pendapatan 

Manajemen pendapatan adalah bidang akuntansi yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan pengelolaan kapasitas terbatas perusahaan untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup jangka panjang. Hal ini dilakukan dengan menawarkan produk atau layanan yang terjangkau pada waktu yang tepat dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

f. Manajemen Biaya 

Manajemen biaya menghasilkan operasi bisnis yang efisien. Misalnya langkah-langkah pemotongan biaya diterapkan oleh perusahaan yang sedang berjuang selama skema organisasi bisnis dapat menghasilkan peningkatan kinerja dan pemulihan bisnis. Oleh karena itu biaya kontrol juga dianggap sebagai faktor penentu keberhasilan yang menegaskan bahwa salah satu cara utama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan adalah mengendalikan biaya terutama persediaan.

g. Manajemen Pelanggan 

Agar suatu perusahaan menjadi kompetitif dan berhasil, ada kebutuhan untuk meningkatkan pelanggan layanan. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang sukses biasanya memiliki kontak dengan pelanggan mereka dan berkomitmen untuk kualitas produk dan layanan. Perusahaan harus mengembangkan hubungan yang erat dan tepercaya dengan pelanggannya agar dapat mencapai kinerja yang lebih tinggi dan ini dapat dilakukan dengan melalui proses networking dengan pelanggan. Manajemen pelanggan bertujuan untuk mengembangkan loyalitas dan kepercayaan pelanggan.

h. Manajemen Pemasok 

Manajemen pemasok adalah salah satu pendorong penting kinerja keuangan. Perusahaan harus mengembangkan hubungan dengan pemasok bagi mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi jangka panjang.

i. Manajemen Pesaing 

Manajemen pesaing perusahaan diperlukan untuk keberhasilan dan kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan. Oleh karena itu perusahaan tidak boleh hanya berfokus pada pelanggan mereka tetapi harus menempatkan kepentingan yang sama pada pesaing mereka juga jika mereka ingin mendapatkan keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis. Manajemen pesaing melibatkan pengetahuan tentang siapa pesaing-nya dan operasi bisnis mereka yang bertujuan mengidentifikasi kelemahan dan kesenjangan yang ditinggalkan oleh pesaing.

j. Inovasi 

Inovasi merupakan syarat untuk kinerja bisnis jangka panjang yang berkelanjutan. Keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan akan tergantung pada kemampuan inovasi. Ada argument yang mengatakan inovasi adalah darah kehidupan pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan karena hal itu penting dalam menciptakan nilai dan keunggaln kompetitif untuk perusahaan. Perusahaan yang inovatif adalah perusahaan yang terus menerus mencari ide-ide baru yang menghasilkan produk dan cara kerja baru bisnis.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Corporate Turnaround - Pengertian, Strategi, dan Indikator. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2024/01/corporate-turnaround.html