Influencer Marketing - Pengertian, Jenis dan Stategi
Influencer marketing adalah strategi pemasaran baru yang memanfaatkan opini publik dari seseorang yang memiliki pengikut/follower dengan jumlah banyak di media sosial dalam mempromosikan produk atau meningkatkan kesadaran merek melalui konten yang disebarkannya sehingga menciptakan percakapan tentang sebuah merek atau produk yang pada akhirnya mendorong keputusan pembelian konsumen. Seorang disebut sebagai influencer adalah orang-orang yang mempunyai followers (pengikut) atau audience yang cukup banyak di media sosial dan mereka punya pengaruh yang kuat terhadap followers mereka, seperti artis, selebgram, blogger, youtuber dan lain sebagainya.
Influencer merupakan figur ataupun seseorang yang terdapat pada media sosial dengan followers yang banyak dan sesuatu yang disampaikan di media sosial tersebut bisa mempengaruhi perilaku followers-nya. Influencer merupakan seseorang yang biasanya bukan atau belum menjadi pelanggan dan diberikan insentif untuk merekomendasikan dan membuat konten tentang merek atau spesifik produk melalui platform mereka. Influencer menjadi pihak ketiga yang mampu dan mungkin memiliki tanggung jawab dalam membentuk keputusan pembelian pelanggan secara signifikan.
Influencer marketing merupakan strategi pemasaran yang menggunakan influencer atau orang yang berpengaruh di media sosial. Influencer marketing merupakan cara promosi yang efektif para era sekarang ini karena konsumen saat ini sudah kurang suka terhadap iklan tradisional. Hal tersebut karena sehari-hari berada pada media sosial dan mereka suka melihat konten yang menarik dari orang-orang atau influencer yang mereka follow atau ikuti di media sosial tersebut. Bentuk dari Pemasaran influencer dapat berupa pos blog, video, atau gambar di saluran media sosial influencer, yang berarti kerjasama konten, dan dapat menjadi konten untuk kampanye pemasaran perusahaan.
Pengertian Influencer Marketing
Berikut definisi dan pengertian influencer marketing dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Gluckman (2017), influencer marketing adalah strategi baru tentang proses mengidentifikasi, menjalin hubungan, dan mendukung individu (influencer) sebagai pihak ketiga yang menciptakan percakapan tentang sebuah merek atau produk dengan konsumen.
- Menurut Carter (2016), influencer marketing adalah stategi pemasaran yang bertujuan untuk mempromosikan produk atau meningkatkan kesadaran merek melalui konten yang disebarkan oleh pengguna sosial media yang dianggap dapat mempengaruhi orang lain.
- Menurut Scoot (2015), influencer marketing adalah strategi pemasaran yang menggunakan pemimpin opini untuk dapat mendorong keputusan pembelian konsumen dan kesadaran merek.
- Menurut Nick Hayes (2011), influencer marketing adalah pendekatan yang diperbarui untuk pemasaran dan hubungan masyarakat di mana menargetkan orang-orang yang prospek konsumen dapatkan untuk mendapatkan informasi.
Tujuan Influencer Marketing
Perusahaan memakai influencer bertujuan mengembangkan rasa sadar terhadap merek. Influencer bisa tergolong microcelebrity yang artinya suatu gaya baru pada tingkah laku online dimana seseorang berupaya dalam mengembangkan popularitas di internet melalui penggunaan sejumlah jenis teknologi contohnya sosial media, video, atau blog.
Dalam melaksanakan influencer marketing, dibutuhkan seorang influencer yang mampu memberikan pengaruh kepada orang lain untuk melakukan suatu tindakan atau action making. Produk atau jasa yang dipasarkan oleh seorang influencer dapat mempengaruhi followers mereka untuk melakukan riset mengenai produk atau jasa tersebut hingga melakukan action pembelian.
Jenis-jenis Influencer
Influencer dapat disebut sebagai pemimpin sosial, hal ini karena mereka memiliki modal sosial yang besar untuk memimpin komunitas online. Influencer juga dapat dikenal sebagai selebriti mikro, dimana mereka menggunakan status sosial yang tinggi dan kepribadian mereka yang mengagumkan untuk mendapatkan perhatian dan visibilitas. Menurut Dogra (2019), influencer dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Nano Influencer
Nano Influencer adalah orang-orang yang memiliki 1.000 hingga 5.000 followers. Kategori Influencer jenis ini memiliki engagement enam kali lebih banyak dibandingkan kategori lainnya karena mereka memiliki followers yang real, tidak membeli follower palsu maupun bot. Brand melihat Nano Influencer mempunyai kedekatan dengan followernya dari interaksi dan lebih berpotensi mempengaruhi mereka untuk membeli.
b. Micro Influencer
Mikro influencer atau mikro selebriti merupakan orang-orang yang membanggakan popularitas melalui web dengan menggunakan video, blog, dan situs jejaring sosial. Mereka digambarkan sebagai seseorang yang autentik dan terpercaya bagi para pengikutnya karena mereka terkenal di antara sekelompok orang tertentu. Seorang micro influencer adalah influencer yang memiliki jumlah followers dalam kisaran antara 1.000 hingga 100.000. Micro influencer juga biasanya dikenal dengan seseorang yang memiliki ahli dalam sebuah bidang, seperti seorang industry expert atau beauty expert. mikro influencer memiliki dampak yang positif terhadap sikap dan loyalitas merek karena mereka memiliki kemampuan untuk merekomendasikan sesuatu ke pengikutnya dalam skala besar, sehingga sangat mampu untuk mendorong keinginan konsumen. Mikro influencer dapat memicu keterikatan hingga 26 - 60%, sehingga dapat disebut sebagai everyday consumer.
c. Macro Influencer
Makro influencer sering digunakan untuk menjelaskan pemasaran influencer. Pemimpin opini juga dapat dikenal sebagai pakar pasar. Mereka berbeda dari influencer lainnya karena alternatif perilaku konsumen terjadi dari komunikasi antara konsumen biasa dan audiens massal dari orang asing. Macro influencer berada satu tingkat di atas micro influencer. Mereka memiliki jumlah followers pada kisaran antara 100.000 - 1.000.000 followers. Macro Influencer kebanyakan berasal dari kalangan blogger atau vlogger. Makro influencer berpengaruh pada satu atau beberapa topik yang secara strategis menempatkan individu dari semua jenis masyarakat dalam jaringan sosial. Mereka sering dianggap kredibel dan dapat diandalkan, karena pengetahuan dan keahlian mereka terhadap produk atau jasa. Ketika konsumen ingin membeli produk baru, mereka lebih memilih untuk mengikuti rekomendasi dari pemimpin opini karena dapat membantu konsumen untuk mengurangi resiko pembelian produk yang tidak dikenal.
d. Mega Influencer
Selebriti dapat dengan mudah mempengaruhi konsumen di seluruh dunia melalui iklan. Dalam hal ini, pemasaran influencer bukan merupakan konsep yang baru. Mega influencer dikategorikan jenis influencer tertinggi. Jenis influencer ini adalah mereka yang memiliki lebih dari 1.000.000 followers. Biasanya berasal dari kalangan artis, youtuber, atau selebgram. Mega influencer merupakan selebritis, artis, actor, atlet, dan lain-lain yang merupakan perwakilan wujud awal influencer sebelum adanya media sosial. Mega influencer hanya dapat mendorong tingkat keterlibatan sebesar 2-5% cukup rendah walaupun mereka memiliki jangkauan yang luas hingga satu juta pengikut. Mega influencer memiliki kemampuan yang rendah untuk mengarahkan tindakan yang diinginkan dari konsumen serta memberikan relevansi merek yang rendah. Mereka memberikan relevansi topik yang tinggi, sehingga mereka lebih tepat untuk menciptakan kesadaran.
Aspek-aspek Influencer
Kredibilitas yang dimiliki oleh seorang influencer terlebih lagi follower yang dimiliki terlibat secara aktif mmbagikan konten tersebut, untuk membantu dalam mempromosikan suatu produk menyebabkan meningkatan minat beli dari konsumen untuk membeli produk yang dipromosikan dalam media sosialnya. Timbulnya engagement antara followersnya dan Influencer terjadi akibat komunikasi yang dibangun secara konsisten oleh Influencer dengan reputasi yang cocok dengan produk yang ditawarkannya.
Menurut Solis (2012), terdapat tiga aspek yang dapat dilihat dari seorang Influencer, yaitu sebagai berikut:
- Reach, yaitu yang menunjukan jumlah follower yang dimiliki Influencer tersebut. Seberapa banyak follower yang dimiliki oleh seorang influencer dalam melakukan engagement seperti like, comment dan share. Semakin banya like,comment dan share yang diberikan oleh follower nya maka engagement influencer tersebut semakin tinggi reachnya maka banyak yang melihat pesan dari brand tersebut.
- Resonance, yaitu yang memperlihatkan tingkat keterikatan follower dengan konten yang dibagikan oleh influencer tersebut. Seperti seberapa aktif follower membagikan ulang konten yang dibuat oleh influencer tersebut.
- Relevance, yaitu yang menggambarkan kesamaan antara nilai nilai yang diyakini influencer dan brand image dari produk. Kesamaan tersebut juga dapat berupa konten yang ditampilkan influencer dengan memperhatikan value, budaya, dan demografis yang sama dengan target khalayak brand.
Indikator Influencer
Menurut Haerunnisa, dkk (2019), terdapat beberapa indikator dalam menentukan target influencer yang baik sehingga efektif dalam pemasaran suatu produk atau jasa, yaitu sebagai berikut:
a. Trustworthiness (Kepercayaan)
Kepercayaan bisa diartikan sebagai integritas dan kejujuran. Hal tersebut tergolong tingkat kepercayaan pelanggan pada komunikator terhadap keefektifan untuk menyampaikan iklan. Endorser harus menjadikan masyarakat yakin bahwa sesuatu yang disampaikan mengenai suatu barang merupakan obyektif. Hal itu membuatnya sebagai seseorang yang bisa dipercayai. Saat ini pelanggan cenderung mempercayai iklan berdasarkan sumber Influencer yang terpercaya, dengan demikian sebagai Influencer wajib bisa meyakinkan follower-nya agar mempercayai dirinya dan bisa meyakinkan bahwa mereka ialah seseorang yang layak dan mampu menampilkan suatu barang.
b. Attractiveness (Daya Tarik)
Daya tarik yang dimaksudkan tidak hanya daya tarik fisik, namun mencakup beberapa karakter yang bisa dilihat banyak orang, contohnya tubuh yang atletis, gaya hidup, sifat kepribadian, dan kecerdasan. Konsep umum tersebut meliputi tiga ide yang berkaitan pada perasaan suka (liking), kesamaan (similarity), dan keakraban (familiarity).
c. Expertise (keahlian)
Keahlian merupakan kesan pelanggan pada model ataupun selebriti mengenai pengetahuan dan kemampuan pada hubungannya terhadap produk. Apabila pelanggan menilai bahwa model ataupun selebriti mempunyai pemahaman, kecerdasan, dan pengetahuan yang baik mengenai produknya, dengan demikian pelanggan lebih dapat menerimanya. Apabila Influencer mempunyai kapasitas yang baik pada penyampaian informasi dan memasarkan sebuah barang yang akurat dan valid, dengan demikian dengan cara langsung pelanggan pun berdampak pada sesuatu yang ditawarkan Influencer itu. Hal itu bisa diketahui dari keterampilan, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki tersebut.
Faktor-faktor Influencer
Menurut Backaler (2018), terlepas dari jumlah audients yang mereka pengaruhi, atau peran yang mereka lakukan untuk membangun awareness maupun engagement antara pengikutnya dengan perusahaan, ada beberapa faktor kunci yang harus dianalisis oleh perusahaan dalam proses penentuan influencer, yaitu sebagai berikut:
a. Authenticity
Hubungan yang otentik dan terpercaya antara Influencer dengan komunitas yang dia punya adalah kunci utama dari apa yang membuat influencer dapat sukses. Hal ini juga akan berpengaruh pada saat berkolaborasi dengan merek, perhatian utama influencer adalah bagaimana menjaga otentik dan kepercayaan dari para pengikutnya.
b. Brand Fit
Konsistensi dalam personal branding juga sangat penting bagi influencer untuk mendapatkan semakin banyak efek berpengaruh dari para pengikutnya. Tetapi seorang influencer dan perusahaan sangat perlu menyeimbangkan antara personal branding yang dimiliki oleh seorang influencer dengan citra perusahaan atau merek sebelum saling bekerjasama. Ketidaksesuaian hanya akan menimbulkan aktivitas yang sia-sia bagi kedua belah pihak.
c. Community
Seorang influencer identik dengan komunitas yang ia buat atau miliki. Dalam hal ini komunitas tersebut merupakan kumpulan pengikut di media sosial. Analisis tentang komunitas yang ditargetkan, dilibatkan, dan berkembang bersama influencer tersebut merupakan salah satu bentuk analisis untuk mengukur tingkat kesuksesan dari kerjasama dengan influencer tersebut.
d. Content
Konten adalah bagaimana cara influencer untuk menambah nilai dan membangun hubungan dengan komunitas mereka melalui konten yang mereka olah di akun media sosialnya. seorang influencer perlu memikirkan cara bagaimana membuat konten yang konsisten pada topik tertentu namun sekreatif mungkin sehingga komunitas memiliki keterikatan dengan akun tersebut. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap engage antara influencer dan komunitasnya.
Stategi Influencer Marketing
Menurut Brown dan Fiorella (2013), terdapat beberapa strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan influencer marketing, yaitu sebagai berikut:
a. Make
Perusahaan perlu mengidentifikasi di mana mereka berada di jalur itu sehingga mereka dapat terhubung dengan orang-orang dan membuat influencer yang akan memindahkan pelanggan ke tahap berikutnya dari pembelian. keputusan dengan cara ini langsung ke pelanggan melalui influencer yang tepat pada waktu yang tepat.
b. Manage
Begitu sebuah perusahaan tahu siapa influencer baru mereka untuk target konsumen mereka, mereka perlu tahap pengelolaan. Seperti strategi pemasaran lainnya, pemasaran influencer perlu dikelola mulai sebelum kampanye dimulai setelah kampanye berakhir, dan seterusnya, untuk benar-benar berhasil. Hubungan dengan influencer dapat berlanjut untuk penjangkauan dan promosi di masa mendatang. Dengan melanjutkan hubungan dengan influencer, ada manfaat seperti kepercayaan yang kuat, pengetahuan satu sama lain, basis pelanggan yang siap, dan peluang untuk mengubah pemberi pengaruh merek menjadi pendukung merek.
c. Monitoring
Ketika memantau upaya kampanye pemasaran influencer, merek harus fokus pada hasil dan bukan upaya, karena memungkinkan kerangka yang jauh lebih terstruktur untuk mencapai tujuan dan memenuhi target. Dengan bantuan analisis penelusuran, alat mendengarkan, pesan khusus, laman landas, dan lainnya, di mana mereka perlu menyesuaikan pesan merek, dan influencer mana yang mempengaruhi konsumen dan proses keputusan mereka pada waktu tertentu.
d. Measure
Measurement is everything, and everything is measurement. Dengan bantuan media sosial, kita bisa menciptakan sangat terarah kampanye, digabungkan dengan platforms yang berbeda yang mengukur jaringan mana dan konten, buat kembali paling banyak pada investasi, dan pekerjaan yang sama untuk mengukur hasil influencer. Ada dua inti metrik yang perlu diukur merek dalam setiap kampanye pasar influencer.