Virtual Reality (VR) - Pengertian, Aspek, Jenis dan Penggunaan
Virtual Reality (VR) atau realitas virtual adalah sebuah perangkat yang dibuat sebagai media simulasi mirip seperti di dunia nyata, dimana penggunanya dapat berinteraksi dan memberikan umpan balik (feedback), sehingga pengguna dapat larut ke dalam lingkungan simulasi. Virtual Reality merupakan teknologi yang memungkinkan penggunanya mampu melakukan simulasi terhadap suatu objek nyata dengan suasana tiga dimensi (3D) sehingga membuat penggunanya seolah-olah terlibat secara fisik.
Virtual reality merupakan salah satu perkembangan dari teknologi multimedia yang memiliki kelebihan dalam mendeskripsikan sebuah keadaan atau sebuah obyek dimana visualisasi dapat ditampilkan tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang saja namun dapat dilihat dari segala sudut, karena memiliki dimensi visual tiga dimensi sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang telah disimulasikan tersebut. Saat ini, aplikasi virtual reality sudah tersedia untuk berbagai platform seperti Android, iOS, dan Windows serta sangat memungkinkan untuk menggunakannya di perangkat yang berbeda.
Teknologi virtual reality pertama kali dikenalkan pada tahun 1960-an dengan nama Sensorama, penggunanya dapat merasakan sensasi tiga dimensi, aroma, suara stereo, getaran, dan hembusan angin. Pada tahun 1970-an, virtual reality digunakan untuk efek visual film serta video game. Kemudian di tahun 1980-an virtual reality memiliki bentuk baru, yaitu head mounted display (HMD) yang digunakan sebagai simulasi di bidang teknik mesin.
Pengertian Virtual Reality
Berikut definisi dan pengertian Virtual Reality (VR) atau realitas virtual dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Davis (2015), virtual reality adalah sebuah perangkat yang membuat informasi dapat tersampaikan dengan baik melalui media yang memiliki kombinasi gambar, suara, dan experience pengguna yang seperti di dunia asli, sehingga pengguna akan lebih mudah mengingat informasi yang disampaikan.
- Menurut Sherman (2002), virtual reality adalah media yang dibuat mirip seperti di dunia nyata sehingga pengguna dapat berinteraksi dan memberikan umpan balik (feedback). Virtual reality juga merupakan dunia yang tidak nyata (virtual) dan pengguna bisa berinteraksi.
- Menurut Pinsky (1993), virtual reality adalah suatu simulasi yang dihasilkan komputer atau presentasi dari lingkungan dimana pengguna mengalami rasa kehadiran fenomenologis atau keterlibatan dalam lingkungan.
- Menurut Mihelj, dkk (2014), virtual reality adalah simulasi komputer interaktif yang dapat mempengaruhi indra pengguna bahkan menggantikan satu atau lebih indra manusia, sehingga pengguna larut ke dalam lingkungan simulasi.
Aspek-aspek Virtual Reality
Virtual reality secara bahasa berarti keadaan nyata atau ide yang dimasukkan ke dalam dunia maya atau memvirtualkan objek nyata/ide yang tetap memperhitungkan sifat-sifat fisikanya. Menurut Wilson, dkk (1995), virtual reality memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Virtual Environment (VE)
Virtual reality dan Virtual Environment terus berkembang dan pada saat ini. Istilah keduanya saling berkaitan. Jika Virtual reality mengarah kepada teknik atau sistem berupa perangkat dan software, sedangkan Virtual Environment merupakan lingkungan yang diciptakan melalui komputer.
b. Virtual Presence
Virtual Presence adalah sebuah perasaan keberadaan seseorang dari lingkungan virtual. Pengguna tersebut bereaksi dengan objek virtual selayaknya berinteraksi dengan objek nyata. Pengguna merepresentasikan perasaan dari berada di sebuah lingkungan virtual.
c. Sensory Feedback
Umpan balik sensoris merupakan komponen krusial dari VR. Sistem VR memberikan umpan balik sensoris secara langsung melalui informasi visual. Sistem Virtual reality memberikan umpan balik sensoris secara langsung kepada pengguna berdasarkan lokasi fisiknya.
d. Interactivity
Interaktivitas adalah salah satu fitur media baru yang paling banyak dibicarakan, mendapat tempat khusus di internet. Orang-orang dengan latar belakang ilmu komputer cenderung memaknainya sebagai interaksi pengguna dengan komputer, sebagaimana permainan-permainan interaktif. Interaktivitas berarti kemampuan pengguna untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer dan memiliki dampak pada pesan apapun yang sedang dibuat. Interaktivitas sebagai tingkatan dimana pada proses komunikasi para partisipan memiliki kontrol terhadap peran dan dapat bertukar peran dalam dialog mutual mereka.
Jenis-jenis Perangkat Virtual Reality
Menurut Sherman (2002), berdasarkan jenis tampilan media yang digunakan oleh penggunanya, virtual reality terdiri dari beberapa jenis, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Fishtank
Tampilan fishtank adalah tampilan virtual reality yang menggunakan layar monitor sebagai Lapisan tampilan utama pada virtual reality. Pengguna yang menggunakan tampilan fishtank akan melihat objek virtual reality seperti di dalam akuarium ikan dan pada tampilan fishtank harus menggunakan alat tambahan seperti head tracking, kegunaan head tracking adalah untuk membaca Gerakan kepala dari pengguna.
b. Projection
Projection merupakan tampilan fishtank yang menggunakan alat tambahan proyektor, sehingga tampilan virtual reality bisa dilihat oleh orang lain.
c. Head-based (Occlusice)
Tampilan Head-based sangat berbeda dengan fishtank dan projection, karena pada tampilan Head-based menggunakan lapisan layar yang dipasang dekat mata pengguna, kegunaannya adalah untuk membuat tampilan virtual world pada virtual reality lebih maksimal.
d. Monocclusive head-based
Monocclusive head-based atau yang lebih dikenal sekarang yaitu Mixed Reality (MR) merupakan gabungan head-based dengan kamera yang merekam pengguna sehingga virtual world dengan gambar dari dunia nyata.
e. Handheld
Handheld merupakan tampilan dunia virtual pada media handphone atau kacamata, Handheld juga disebut augmented reality (AR) karena pengguna bisa menggeser, memperbesar atau memutar object pada media tersebut. Contohnya aplikasi instagram - instastory.
Teknik dan Elemen Virtual Reality
Virtual reality merupakan media yang dapat memberikan informasi jauh lebih eksploratif dari media film, buku, game dan juga musik. Karena pada pengguna virtual reality akan mendapatkan informasi dari gambar, suara dan experience seperti di dunia aslinya. Menurut Sherman (2002), saat perancangan virtual reality, terdapat empat elemen penting yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
- Virtual world. Virtual world merupakan konten dunia virtual yang diciptakan dalam bentuk screenplay atau script.
- Immersion. Immersion merupakan sensasi pengguna yang menggunakan teknologi virtual reality dan pengguna tersebut merasakan seperti di dalam sebuah lingkungan nyata. Immersion terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: mental immersion (membuat pengguna seperti didalam dunia nyata), physical immersion (pengguna yang merasakan fisik tubuhnya di dalam lingkungan sekitar yang terdapat didalam virtual reality), dan mentally immersed (membuat pengguna merasakan sensasi pada lingkungan yang terdapat pada virtual reality).
- Sensory Feedback. Sensory feedback adalah media virtual world yang dibuat dapat menyampaikan informasi melalui indera pengguna, sensory feedback tersebut mencakup penglihatan (visual), pendengaran (audio), dan sentuhan (vibrate controller).
- Interactivity. Interactivity merupakan respon dari pengguna saat menggunakan virtual reality, dan membuat pengguna bisa berinteraksi pada dunia virtual (virtual world). Ketika pengguna memakai headset virtual reality, pengguna dan perangkat tersebut akan memberikan reaksi yang membawa pengguna seakan di situasi yang nyata mulai dari fisik dan psikologis pengguna.
Adapun menurut Laurel (2016), beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam pengembangan teknologi virtual reality adalah sebagai berikut:
- Complete surround environment (lingkungan harus lengkap). Rentang pandang dapat bervariasi sesuai dengan perangkat tampilan, namun pengguna harus dapat berbalik, melihat ke atas dan ke bawah dan melihat lingkungan yang lengkap.
- Affordances for depth perception and motion parallax (kesulitan untuk persepsi kedalaman dan gerak paralaks). Dalam hal ini, stereo menjadi penting karena pandangan yang diberikan pada masing-masing mata untuk setiap pengguna akan berbeda. Hal itu memungkinkan beberapa peserta untuk memiliki pandangan binokuler orang pertama terhadap lingkungan.
- Spatialized audio, not just stereo (audio, tidak hanya stereo). Syarat pendengaran harus sesuai dengan gerakan peserta serta efek yang dihasilkan oleh sistem visual. Dengan audio spatialized, suara di kenyataan selalu berasal dari tempat yang benar dalam model dan pada jarak pengguna dari suara.
- Affordances for tracking the participant’s direction of motion distinct from the direction of gaze (melacak gerak pengguna yang berbeda dengan arah pandang). Hal yang akan terjadi adalah seperti bergerak terbang seperti seekor burung.
- The participant’s sensorium as the camera (sensor pengguna sebagai kamera). Pengguna akan merasakan pengalaman out of body, karena seperti mengalami ilusi.
- Natural gesture and movement (gerak yang natural dan perpindahan). Semakin natural gerak yang dihasilkan, semakin besar pula rasa kehadiran dari ilusi yang dilihat.
- Affordances for narrative construction (konstruksi narasi). Dengan terlibat dalam dunia maya yang immersive dengan berbagai kemampuan dan tema, seorang pengguna akan menciptakan sebuah cerita. Pembuat harus merancang isyarat dan kemampuan yang mendorong pengguna untuk membuat pilihan yang sangat menarik.
- The principle of action (prinsip tindakan). Pengguna harus memiliki kemampuan untuk bergerak dalam adegan (kinestesi dan propriosepsi). Pengguna harus dapat mengambil tindakan di dunia dan merasakan dampaknya.
Penggunaan dan Pemanfaatan Virtual Reality
Virtual reality merupakan salah satu perkembangan teknologi yang sangat pesat karena memiliki bayak manfaat di berbagai bidang. Beberapa penggunaan dan pemanfaatan virtual reality antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Kedokteran dan Medis
Pada bidang kedokteran, virtual reality dimanfaatkan untuk melakukan simulasi operasi ataupun untuk pembelajaran di bidang medis. Virtual reality juga dapat dimanfaatkan oleh para dokter untuk mengetahui perkembangan sebuah penyakit, mendiagnosis penyakit, dan melakukan teknik perawatan yang lebih tepat kepada para pasien.
b. Militer
Pada bidang militer, teknologi virtual reality dimanfaatkan untuk latihan simulasi perang para tentara. Seperti latihan menembak, mengendarai kendaraan, dan juga latihan terjun payung. Virtual reality mampu membuat tampilan digital menjadi lebih nyata dan membuat tentara seolah berada di lingkungan medan pertempuran dan menghadapi situasi peperangan. Hal ini membuat para tentara untuk siap berperang di kemudian hari.
c. Transportasi
Pada bidang transportasi, virtual reality digunakan untuk simulasi mengendarai kendaraan. Seperti simulasi mengendarai mobil, simulasi motor, dan bahkan simulasi pesawat terbang. Pada simulasi pesawat terbang, biasanya para pilot melakukan tes rutin dalam kelayakan menerbangkan pesawat menggunakan virtual reality.
d. Otomotif
Pada bidang otomotif, teknologi virtual reality dimanfaatkan untuk mendesain mobil. Contoh dari perusahaan mobil yang menggunakan teknologi ini adalah Ford Motor Company. Mereka menggunakan virtual reality jenis Oculus Rift Headset untuk mengevaluasi bagian dalam dan luar kendaraan tersebut.
e. Pendidikan
Pada bidang pendidikan, virtual reality juga banyak digunakan salah satunya adalah virtual tour. Virtual tour merupakan pengenalan lingkungan yang memanfaatkan pembuatan objek 3D yang menyerupai objek pada dunia nyata untuk diimplementasikan pada lingkungan virtual dan dibentuk sedemikian rupa untuk menyerupai bentuk asli di dunia nyata.