Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Job Autonomy - Pengertian, Aspek, Indikator dan Tahapan

Job autonomy atau otonomi kerja adalah sejauh mana tingkat suatu pekerjaan dapat memberikan kebebasan, kemandirian, independensi, dan keleluasaan individu dalam merencanakan suatu pekerjaan dan menentukan cara apa yang digunakan untuk melaksanakan, dan menuntaskan pekerjaan tersebut tanpa pengawasan. Job autonomy memungkinkan karyawan memiliki kebebasan dan fleksibilitas serta tanggung jawab untuk mengelola beban kerja sedemikian rupa, sehingga dapat meminimalkan tekanan, kelelahan dan konflik dalam suatu organisasi.

Job Autonomy - Pengertian, Aspek, Indikator dan Tahapan

Job autonomy adalah keadaan tanggung jawab untuk pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah organisasi, yang pada akhirnya menunjukan efektivitas kerja dan motivasi kerja. Job autonomy memberikan kebebasan pada karyawan untuk mengatur dan menentukan prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan. Job autonomy merupakan hak bebas yang diberikan atasan kepada karyawan dalam melakukan pekerjaannya serta dalam mengatasi masalah.

Pengertian lain dari job autonomy atau otonomi pekerjaan adalah kemampuan untuk memutuskan kapan, dimana, dan bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan. Karyawan dapat mengelola semua kegiatan seperti menentukan kecepatan kerja, jadwal kerja dan metode kerja yang akan dilakukan. Dengan adanya kebebasan ini, kinerja karyawan akan menjadi meningkat terhadap pekerjaan yang diberikan. Selain itu otonomi kerja dipercaya dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk mengenali suatu jangkauan ketrampilan dan pengetahuan yang lebih luas yang penting untuk pekerjaan mereka dan mereka akan mencoba dan menguasai tugas baru dan mengintegrasikan tugas yang lebih ke dalam peran pekerjaan mereka.

Pengertian Job Autonomy 

Berikut definisi dan pengertian job autonomy atau otonomi kerja dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Saragih (2011), job autonomy adalah tingkat dimana pekerjaan memberikan kebebasan substansial, kemandirian, dan kebijaksanaan individu dalam penjadwalan pekerjaan dan dalam menentukan prosedur yang akan digunakan dalam penyelesaiannya. 
  • Menurut Robin dan Judge (2008), job autonomy adalah tingkat suatu pekerjaan memberikan kebebasan, kemerdekaan, dan keleluasaan yang substansial untuk individu dalam merencanakan pekerjaan dan menentukan prosedur-prosedur yang akan digunakan untuk menjalankan pekerjaan tersebut. 
  • Menurut Swaroop & Dixit (2018), job autonomy adalah kemampuan bekerja secara mandiri pada tugas yang diberikan, setelah menerima arahan dari pemimpin dan di percaya untuk menuntaskan tugas tersebut tanpa pengawasan. 
  • Menurut Johari, dkk (2018), job autonomy adalah sejauh mana suatu pekerjaan tertentu dapat memberikan kebebasan yang besar, kemandirian, dan keleluasaan individu dalam penjadwalan kerja dan menentukan prosedur yang akan digunakan dalam pelaksanaannya. 
  • Menurut Pearson, dkk (2009), job autonomy adalah tingkat kebebasan, independensi, dan kebijaksanaan yang dimiliki seseorang dalam merencanakan suatu pekerjaan dan menentukan cara apa yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

Aspek-aspek Job Autonomy 

Menurut Zhou (2020), job autonomy atau otonomi kerja memiliki tiga aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Work Method Autonomy 

Work method autonomy adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam memilih prosedur, metode, dan cara apa yang akan ia gunakan untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Karyawan memiliki kebebasan dan diizinkan atasan untuk menentukan sendiri metode pekerjaan yang akan digunakan. Aspek ini meliputi: 

  1. Bagaimana mengambil keputusan.
  2. Memilih cara untuk menyelesaikan pekerjaan. 
  3. Memilih metode untuk digunakan dalam menjalankan pekerjaan.

b. Work Schedule Autonomy 

Work schedule autonomy adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu mengacu pada kontrol atas jadwal kerja yakni waktu kerja dan urutan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemampuan individu untuk mengelola penyelesaian tugas dan mengontrol urutan item pekerjaan, karyawan merasa dipercaya bahwa mereka memiliki kendali atas pekerjaan yang diperlukan. Aspek ini meliputi: 

  1. Memiliki kendali atas penjadwalan pekerjaan. 
  2. Memiliki control atas urutan aktivitas kerja. 
  3. Memutuskan kapan untuk melakukan aktivitas tertentu.

c. Work Criteria Autonomy 

Work criteria autonomy adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam memilih atau mengubah tujuan kerja serta kriteria evaluasi. Aspek ini meliputi: 

  1. Memungkinkan untuk mengubah cara evaluasi sehingga bisa menekankan beberapa aspek pekerjaan dan mengecilkan yang lain. 
  2. Mampu mengubah apa tujuan pekerjaan. 
  3. Dapat mengendalikan pekerjaan yang harus dicapai.

Indikator Job Autonomy 

Menurut Pratama (2017), beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur job autonomy atau otonomi kerja adalah sebagai berikut:

  1. Independensi pada pekerjaan. Independensi adalah sikap tidak memihak kepada kepentingan siapapun dalam pelaksanaan tugas. 
  2. Wewenang jabatan. Wewenang jabatan merupakan hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain berkaitan dengan jabatan masing-masing untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. 
  3. Partisipasi penetapan tujuan. Partisipasi penetapan tujuan adalah ikut melibatkan staf dalam proses menetapkan segala yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. 
  4. Kebebasan dalam menerapkan professional judgment. Kebebasan adalah hak anggota dalam menerapkan professional judgment saat menjalankan tugasnya.

Tahap-tahap Job Autonomy 

Menurut Saragih, dkk (2021), tahap-tahap yang dilakukan dalam menciptakan job autonomy atau otonomi kerja, adalah sebagai berikut:

a. Job Description 

Perusahaan memberikan wewenang kepada karyawan untuk melakukan tugas mereka di posisi yang ditugaskan. Apabila ruang lingkup yang di miliki karyawan luas berarti mereka akan selalu memakai cara menuntaskan pekerjaannya hingga pekerjaan tersebut selesai.

b. Discretion 

Kualitas karyawan yang bertindak dengan cara menghindari permasalahan di perusahaan. Pengambilan keputusan didasarkan pada kemampuan karyawan untuk secara mandiri mengevaluasi seberapa baik mereka mampu melakukan tugas pekerjaan mereka.

c. Expanded Duties 

Karyawan memiliki daftar tugas atau tanggung jawab dari perusahaan, dan bebas untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kecuali jika seorang atasan memberikan daftar tugas tambahan.

d. Authority 

Karyawan diberi wewenang oleh perusahaan untuk bertindak sesuai peran dan setiap karyawan juga memiliki otoritas. Posisi jabatan dalam sebuah perusahaan memiliki wewenang tanggung jawab yang berbeda-beda.

PERHATIAN
Jika ingin mengcopy-paste referensi dari KajianPustaka.com, mohon untuk menambahkan sumber rujukan di daftar pustaka dengan format berikut:
Riadi, Muchlisin. (). Job Autonomy - Pengertian, Aspek, Indikator dan Tahapan. Diakses pada , dari https://www.kajianpustaka.com/2024/03/job-autonomy.html