Keputusan Investasi - Pengertian, Tujuan, Jenis dan Proses

Daftar Isi

Keputusan investasi adalah salah satu dari fungsi manajemen keuangan dalam mengalokasikan dana yang ada untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, yang terdiri dari proses perencanaan, penetapan tujuan, pengaturan pendanaan, serta penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Untuk membuat keputusan investasi, seorang manajer harus mengestimasi jumlah dan waktu arus kas, menilai risiko investasi, dan mempertimbangkan dampak proyek terhadap laba perusahaan.

Keputusan Investasi - Pengertian, Tujuan, Jenis dan Proses

Keputusan investasi merupakan keputusan yang berkaitan dengan strategi menanamkan modal di masa sekarang untuk mendapatkan hasil atau keuntungan di masa yang akan datang. Seorang manajer investasi yang berhasil menciptakan keputusan investasi yang tepat maka aset yang diinvestasikan akan menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada investor yang nantinya akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan.

Keputusan investasi adalah keputusan yang paling penting di antara ketiga bidang keputusan keuangan yang lainnya (keputusan pendanaan dan kebijakan dividen). Hal tersebut karena keputusan mengenai investasi akan berpengaruh langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu berikutnya. Keputusan investasi bisa digabungkan ke dalam investasi jangka pendek berupa investasi ke dalam kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang, dan persediaan ataupun investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, gedung, kendaraan, mesin, peralatan, produksi, dan aktiva tetap lainnya.

Pengertian Keputusan Investasi 

Berikut definisi dan pengertian keputusan investasi (investment decision) dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Achmad dan Amanah (2014), keputusan investasi adalah salah satu dari fungsi manajemen keuangan yang menyangkut pengalokasian dana baik dana yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan pada berbagai bentuk keputusan investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih besar dari biaya dana di masa yang akan datang. 
  • Menurut Sugiyono (2015), keputusan investasi adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang, dimana berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, pengaturan pendanaan, serta penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. 
  • Menurut Mowen (2007), keputusan investasi adalah investasi jangka panjang untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, dan berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, pengaturan pendanaan, serta penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Proses pengambilan keputusan investasi modal sering kali disebut sebagai penganggaran modal atau capital budgeting.

Dasar dan Tujuan Keputusan Investasi 

Menurut Tandelilin (2010), keputusan investasi yang diambil oleh manajer investasi dalam suatu perusahaan, umumnya memiliki dasar atau tujuan antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat Return Harapan 

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return harapan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

b. Risiko 

Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return harapan.

c. Hubungan Tingkat Risiko dan Return Harapan 

Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear. Artinya, semakin besar risiko suatu aset maka semakin besar pula return harapan atas aset tersebut, demikian sebaliknya.

Jenis-jenis Keputusan Investasi 

Sebuah perusahaan ketika hendak mengambil keputusan investasi, dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut: 

  1. Pengambilan keputusan penghematan biaya (cost reduction). Keputusan yang akan menyebabkan adanya penurunan biaya yang selama ini ditanggung perusahaan. Sebagai contoh keputusan apakah suatu mesin atau teknologi perlu digunakan untuk menurunkan atau menghemat biaya operasional perusahaan. 
  2. Pengambilan keputusan untuk perluasan kapasitas. Keputusan yang akan meningkatkan kapasitas perusahaan saat ini, seperti keputusan apakah pabrik baru atau gedung serta fasilitas produksi harus dibeli atau dibuat untuk meningkatkan kapasitas produksi yang dimiliki selama ini. 
  3. Pengambilan keputusan pemilihan suatu jenis aktiva. Keputusan untuk memilih suatu aktiva dari berbagai pilihan yang ada, yaitu keputusan untuk memilih berbagai merek mesin atau peralatan lain yang akan dibeli perusahaan untuk menilai manakah yang paling efektif dan efisien. 
  4. Menyewa atau membeli suatu peralatan. Keputusan ini merupakan keputusan yang berkaitan dengan penambahan kapasitas perusahaan yang saat ini dimiliki, sebagai contoh apabila perusahaan membutuhkan tambahan kapasitas mesin produksi, apakah sebaiknya kebutuhan tersebut terpenuhi dengan membeli atau menyewa (leasing) saja dari pihak luar. 
  5. Mengganti atau tidak suatu aktiva. Keputusan ini terjadi pada perusahaan yang memiliki aktiva tetap dengan umur ekonomis yang telah habis, namun masih dapat berfungsi dengan baik. Sebagai contoh apakah mesin lama yang saat ini habis umur ekonomis-nya perlu diganti dengan yang baru atau tetap dipertahankan hanya perlu di perbaiki saja.

Proses Keputusan Investasi 

Menurut Tandelilin (2010), keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Penentuan Tujuan Berinvestasi 

Tujuan investasi setiap investor berbeda, misalnya lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya dimasa depan berkemungkinan memilih investasi pada portofolio reksadana. Sedangkan bagi lembaga penyimpan dana seperti bank, bertujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi dan akan berinvestasi pada sekuritas yang lebih mudah diperdagangkan ataupun pada penyalur kredit yang lebih berisiko namun memberikan harapan return tinggi.

b. Penentuan Kebijakan Investasi 

Tahap ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, properti, dll). Batasan yang memengaruhi kebijakan investasi Investor juga harus diperhatikan oleh investor, seperti jumlah dana yang dimiliki, porsi pendistribusian dana tersebut, serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

c. Pemilihan Strategi Portofolio 

Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga sahan.

d. Pemilihan Aset 

Tahap ini bertujuan mencari kombinasi portofolio efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return harapan tertinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau sebaliknya menawarkan return harapan tertentu dengan tingkat risiko terendah.

e. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio 

Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio adalah tahap paling akhir dari proses keputusan investasi, namun bukanlah tahap terakhir. Karena keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus, artinya jika tahap pengukuran dan evaluasi kerja telah dilewati namun hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dilakukan evaluasi lagi dimulai dari tahap pertama dan seterusnya hingga dicapai keputusan investasi yang paling optimal.

Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi 

Menurut Lubis dan Zulam (2016), terdapat beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi keputusan investasi, antara lain yaitu sebagai berikut: 

  1. Suku bunga. Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan keuntungan kepada para pemilik modal (investor). 
  2. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan. Ramalan mengenai keuntungan di masa depan akan memberikan gambaran pada investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan di masa depan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan barang-barang modal yang diperlukan. 
  3. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahan-nya. Dengan bertambahnya pendapatan nasional maka tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat, daya beli masyarakat juga meningkat, total aggregate demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya investasi lain (induced investment). 
  4. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para investor untuk menyediakan sebagian dari keuntungan yang diperoleh untuk investasi-investasi baru. 
  5. Situasi politik. Kestabilan politik suatu negara akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi investor terutama para investor asing untuk menanamkan modalnya. Mengingat bahwa investasi memerlukan jangka waktu yang relatif lama untuk memperoleh kembali modal yang ditanam dan memperoleh keuntungan sehingga stabilitas politik jangka panjang akan sangat diharapkan oleh para investor. 
  6. Kemajuan teknologi. Dengan adanya temuan-temuan teknologi baru (inovasi), maka akan semakin banyak kegiatan pembaharuan yang akan dilakukan oleh investor, sehingga semakin tinggi tingkat investasi yang akan dicapai. 
  7. Kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah. Tersedianya berbagai sarana dan prasarana awal seperti jalan raya, listrik dan sistem komunikasi akan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di suatu daerah.

Daftar Pustaka

  • Achmad dan Amanah. 2014. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol.3, No.9.
  • Sugiyono, A. 2015. Akuntansi Informasi dalam Pengambilan Keputusan. Jakarta: Gramedia.
  • Mowen, Hansen. 2007. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
  • Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.
  • Lubis, Pardamean dan Zulam, S.B. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Investasi di Indonesia. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam.