Ekonomi Keluarga - Pengertian, Faktor, Tingkatan dan Indikator
Ekonomi keluarga adalah unit ekonomi terkecil yaitu segala kegiatan dan upaya keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup (basic need) yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Ekonomi keluarga merupakan studi tentang upaya manusia dalam sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhannya melalui tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab atas keinginan dan kepuasan anggota keluarga.
Ekonomi keluarga merupakan derajat keluarga atau seseorang di lingkungan masyarakat berdasarkan status ekonomi maupun pendapatan per-bulan. Ekonomi keluarga adalah salah satu disiplin ilmu ekonomi yang menitikberatkan pada unit ekonomi terkecil yaitu keluarga. Ekonomi keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan mereka secara berkelanjutan, yang merupakan pertumbuhan ekonomi keluarga.
Ekonomi keluarga juga dapat diartikan sebagai suatu kajian tentang upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang bertanggung jawab atas kebutuhan dan kebahagiaan bagi kehidupannya. Unsur-unsur yang ada dalam ekonomi keluarga adalah penghasilan, pengeluaran dan cara mengatur ekonomi keluarga.
Pengertian Ekonomi Keluarga
Berikut definisi dan pengertian ekonomi keluarga dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Doriza (2015), ekonomi keluarga adalah salah satu unit kajian ekonomi yang membahas tentang bagaimana menghadapi masalah kelangkaan sumber daya untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan akan barang dan jasa, sehingga keluarga dituntut untuk mampu menentukan pilihan berbagai macam kegiatan untuk mencapai tujuan.
- Menurut Aryani (2017), ekonomi keluarga adalah segala kegiatan dan upaya masyarakat atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup (basic need) yaitu sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
- Menurut Gunartin, dkk (2019), ekonomi keluarga adalah salah satu disiplin ilmu ekonomi yang menitikberatkan pada unit ekonomi terkecil dan keterlibatannya dalam perjuangan mengangkat manusia dari kemiskinan. Selain itu, ekonomi keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan mereka secara berkelanjutan, yang merupakan pertumbuhan ekonomi keluarga.
- Menurut Notoadmojo (2007), ekonomi keluarga adalah sekelompok orang menurut karakteristik ekonomi, individu, serta pekerjaannya, tingkat ekonomi seseorang berhubungan erat dengan berbagai masalah kesehatan.
Faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Keluarga
Menurut Friedman (2004), terdapat beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi ekonomi keluarga, yaitu sebagai berikut:
- Pendidikan. Merupakan pelajaran yang dipelajari seseorang dalam pertumbuhan individu lain menuju ke cita-cita yang diharapkan.
- Pekerjaan. Pekerjaan adalah salah satu status individu dalam masyarakat, tujuan pekerjaan adalah untuk mendapatkan penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
- Keadaan Ekonomi. Dengan keadaan ekonomi yang rendah seseorang tidak dapat mendorong untuk pemenuhan kehidupannya.
- Pendapatan. Pendapatan adalah hasil dari kerja atau usaha yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pendapatan. Gaya hidup seseorang akan dipengaruhi oleh pendapatan yang dihasilkannya.
Jenis dan Tingkatan Ekonomi Keluarga
Menurut Soekanto (1990), ekonomi keluarga memiliki beberapa tingkatan, yaitu sebagai berikut:
a. Ekonomi Keluarga Mampu
Ukuran atau kriteria yang bisa di pakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan adalah ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan. Lapisan atas masyarakat tertentu dalam istilah sehari-hari di namakan elit. Dan biasanya lapisan golongan atas merupakan golongan kecil dalam masyarakat dan juga mengendalikan masyarakat. Kekayaan dapat dijumpai dalam masyarakat ini dan di anggap sebagai hal yang wajar.
b. Ekonomi Keluarga Sedang
Status yang bayak terdapat di lingkungan masyarakat adalah status golongan sedang. Status golongan ini dapat hidup di tengah-tengah masyarakat yang bermacam-macam. Di dalam golongan ini seseeorang tidak berlebihan dalam membelanjakan hartanya juga tidak kekurangan di dalam mencukupi kebutuan keluarganya. Status mereka dapat berkomunikasi baik dengan status di atasnya juga dapat berkomunikasi baik dengan status di bawahnya. Di dalam tingkatan ini jarang ditemui masalah yang menonjol di dalam berkomunikasi dengan status yang lainnya.
c. Ekonomi Keluarga Tidak Mampu
Status keluarga yang ketiga adalah status ekonomi keluarga lemah, status ini dapat dikatakan status ekonomi keluarga tidak mampu (miskin) biasanya status ini kebanyakan berasal dari pedesaan dan juga daerah pemukiman masyarakat yang tertinggal.
Indikator Ekonomi Keluarga
Ekonomi keluarga memiliki beberapa indikator, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Keluarga Pra-Sejahtera
Keluarga pra-sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari kebutuhan dasarnya (basic needs) sebagai keluarga Sejahtera I, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal yaitu:
- Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau lebih.
- Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
- Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.
- Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawa ke sarana/petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera tahap II
Keluarga Sejahtera tahap II yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria keluarga sejahtera I harus pula memenuhi syarat sosial psikologis yaitu:
- Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telor dan lauk pauk.
- Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru per tahun. 3. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni rumah.
- Seluruh anggota keluarga 3 bulan sekali dalam keadaan sehat.
- Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur mempunyai penghasilan tetap.
- Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan latin.
- Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih memiliki pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga yang memenuhi syarat-syarat pengembangan keluarga yaitu:
- Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.
- Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
- Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
- Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.
- Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
- Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga Sejahtera Tahap III Plus adalah keluarga yang dapat memenuhi kriteria pengembangan keluarga yang lebih luas lagi, yaitu:
- Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
- Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
f. Keluarga Miskin
Keluarga miskin adalah keluarga Pra-Sejahtera karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi:
- Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging, ikan, telor.
- Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu setel pakaian baru.
- Luas lantai rumah paling kurang 8 M untuk tiap penghuni.