Ecoprenuership - Pengertian, Prinsip, Pendorong dan Penghambat

Daftar Isi

Kewirausahaan lingkungan (ecoprenuership) adalah seorang wirausaha yang menjalankan praktik bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainability princiles) dan memperhatikan daya dukung lingkungan. Seorang ecoprenuer tidak hanya memikirkan keuntungan finansial sesaat tetapi juga berfokus pada aspek-aspek yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan.

Ecoprenuership - Pengertian, Prinsip, Pendorong dan Penghambat

Istilah ecopreneurship terdiri dari dua kata, yaitu eco dan entrepreneur. Eco diambil dari kata ekologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan entrepreneur adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Maka ecopreneurship adalah kemampuan berfikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan memanfaatkan peluang yang ada ada disekitar lingkungan dan dijadikan produk yang dapat menghasilkan keuntungan finansial.

Ecoprenuership merupakan wirausaha yang peduli terhadap masalah lingkungan dan kelestarian lingkungan. Maka dalam menjalankan kegiatan usahanya, mereka juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha meminimalkan dampak dari hasil kegiatannya terhadap lingkungan. Dalam praktiknya, seorang econopreneurship tidak hanya mengejar keuntungan semata tetapi mengupayakan terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan lingkungan yang lebih baik.

Pengertian Ecopreneurship 

Berikut definisi dan pengertian kewirausahaan lingkungan (ecoprenuership) dari beberapa sumber buku dan referensi: 

  • Menurut Nugroho, dkk (2013), ecoprenuership adalah seseorang yang menunjukkan jiwa semangat wirausaha dalam mempromosikan dan mendukung proyek inovatif yang membantu melindungi lingkungan alam dunia, ekosistem, dan spesies yang terancam punah. 
  • Menurut Murniningtyas (2014), ecoprenuership adalah wirausaha yang peduli terhadap masalah lingkungan dan kelestarian lingkungan. Maka dalam menjalankan kegiatan usahanya, mereka juga selalu memperhatikan daya dukung lingkungan dan berusaha meminimalisirkan dampak dari hasil kegiatannya terhadap lingkungan. 
  • Menurut Masjud (2020), ecoprenuership adalah wirausaha yang menjalankan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainability princiles). Berarti dalam praktek bisnisnya mereka tidak hanya memikirkan keuntungan finansial sesaat, tetapi ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan. 
  • Menurut Kirckwood and Walton (2010), ecoprenuership adalah wirausaha yang memasuki pasar ramah lingkungan dan tidak hanya sekedar mencari keuntungan tetapi juga memiliki nilai-nilai green yang kuat. 
  • Menurut Daulay dan Sanny (2021), ecoprenuership adalah kewirausahaan yang usahanya tidak hanya berfokus pada keuntungan semata tetapi juga berfokus pada aspek-aspek yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Ecopreneurship sangat memperhatikan lingkungan baik berupa produk yang dihasilkan maupun jasa yang dijual.

Konsep Ecopreneurship 

Ecopreneurship adalah sebuah entrepreneurship yang mengacu kepada aktivitas usaha dengan kegiatan yang memberikan perhatian lebih khusus terhadap ekosistem dan kelestarian lingkungan. Ecopreneurship dimulai pada wacana bisnis hijau, yaitu bisnis dengan tidak merugikan alam, tetapi sebaliknya mereka memberikan manfaat untuk setidaknya manfaat alami atau alam yang berfungsi sebagai sumber bisnis masih mampu berkelanjutan.

Menurut Kainrath (2009), terdapat tiga konsep ecopreneurship, yaitu: Eco-Innovation, EcoOpportunities, dan Eco-Commitment. Adapun penjelasan dari ke tiga konsep tersebut adalah sebagai berikut: 

  1. Eco-innovation, adalah tindakan yang berkontribusi terhadap reduksi beban lingkungan. 
  2. Eco-opportunities, adalah kemampuan untuk memanfaatkan atau mengeksploitasi kegagalan pasar yang dikarenakan aspek lingkungan. 
  3. Eco-commitment, adalah kesediaan untuk bekerja keras dan memberikan tenaga serta waktu untuk pekerjaan atau aktivitas yang ramah terhadap lingkungan.

Prinsip-prinsip Ecopreneurship 

Ecopreneurship adalah kewirausahaan yang melakukan berbagai upaya yang bertujuan menjaga lingkungan, baik air, tanah maupun udara. Seorang ecopreneur melihat lingkungan sebagai sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan, bahkan ditingkatkan kekuatannya sehingga dari kegiatannya itu, sebuah ecopreneurship dapat menghasilkan pendapatan sehingga membuat kegiatannya berkelanjutan.

Dalam menjalankan usahanya, seorang ecopreneurship menerapkan empat prinsip utama, yaitu sebagai berikut:

a. Reduce (mengurangi) 

Melakukan penghematan penggunaan sumber daya, seperti listrik, air, bahan bakar, kertas, dan bahan-bahan lainnya, serta mengurangi penggunaan bahan-bahan yang beracun dan membahayakan lingkungan serta makhluk hidup lainnya. Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan.

b. Reuse (memakai kembali) 

Menggunakan kembali sumber-sumber daya yang sudah digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Seperti misalnya menggunakan kertas bekas, memanfaatkan kembali barang-barang bekas, memanfaatkan energi dari kompresor AC untuk pemanas air, dsb. Pilih barang-barang yang masih dipakai kembali. Hindari pemakaian barang yang disposable (sekali pakai, langsung buang).

c. Recycle (mendaur ulang) 

Mendaur ulang penggunaan air, merubah bentuk dan memanfaatkan kembali limbah dan sampah. Dan barang-barang yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.

d. Upcycle 

Memberikan manfaat yang baru dan lebih baik pada produk-produk yang tadinya sudah tidak terpakai lagi.

Faktor Pendorong Ecopreneurship 

Menurut Kirkwood dan Walton (2010), terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong atau pemicu seseorang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip ecopreneurship, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Green values (nilai lingkungan di dalam diri seseorang) 

Nilai-nilai lingkungan yang ada didalam diri maupun keyakinan para calon ecopreneur dalam menjalankan usahanya menjadi motivasi yang penting pada pengelolaan suatu bisnis yang ramah lingkungan. Produk atau jasa yang dihasilkan juga merupakan produk yang ramah lingkungan. Baik perusahaan yang baru didirikan atau yang dikenal sebagai perusahaan startup maupun perusahaan yang sudah berjalan harus memperhatikan nilai lingkungan.

b. Gap in The Market (peluang atau celah di pasar) 

Ecopreneurs harus mampu melihat kemungkinan peluang atau celah di pasar untuk produk atau jasa yang mereka hasilkan berdasarkan kesadaran diri pribadi yang berfokus pada masalah lingkungan yang ada, bukan hanya untuk memperoleh laba. Ecopreneurs menjadikan motivasi dalam mengambil peluang yang terdapat di pasar, kemudian diolah kembali berdasarkan konsep ecopreneurship atau kesadaran akan lingkungan yang dimiliki.

c. Making a Living (mencari penghasilan untuk keberlanjutan hidup) 

Memperoleh keuntungan bukanlah tujuan utama yang harus dikejar dalam menjalankan green business melainkan motivasi utamanya adalah untuk keberlanjutan kehidupan para ecopreneur dengan menjalankan green business.

d. Be Their Own Boss (menjadi pelaku utama bisnis) 

Seorang ecopreneur mempunyai motivasi untuk menjadi pemilik usaha dan bos bagi industri yang didirikannya agar dapat secara langsung terjun ke pasar untuk melihat berbagai peluang green business yang ada kemudian membuat produk dan jasa bagi produksi mereka sendiri.

e. Passion (ketertarikan) 

Para pelaku green business atau yang dikenal sebagai ecopreneurs memiliki daya tarik yang cukup tinggi dalam hal kepedulian akan lingkungan sekitar. Permasalahan lingkungan yang ada saat ini membuat mereka sadar akan pentingnya bisnis hijau. Ini yang menjadi dorongan dalam membuat produk dan jasa mereka sangat memperhatikan nilai-nilai green values. Hubungan antar hal ini sangat erat pada diri seorang ecopreneurs.

Faktor Penghambat Ecopreneurship 

Hambatan dalam pelaksanaan ecopreneurship umumnya terjadi karena kurangnya kesadaran dan penolakan terhadap upaya pelestarian lingkungan hidup, hal ini diperkuat dengan beberapa industri yang menolak untuk mengubah bisnisnya menjadi bisnis hijau karena menurut sebagian dari mereka green business hanya memperlambat dan mempersulit operasional bisnis.

Selain faktor pendorong, terdapat pula faktor penghambat yang membuat seorang wirausahawan menjadi seorang ecopreneur, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Lack of information (kurangnya informasi) 

Beberapa pengusaha (ecopreneur) dan juga di kelompok start-up mengeluhkan kurangnya informasi. Penyediaan informasi secara langsung kepada para pendiri bisnis yang akan menjalankan bisnis hijau akan dapat membantu dalam penerapan bisnis yang berkelanjutan.

b. Limited knowledge and willingness to share information (keterbatasan pengetahuan dan kemampuan untuk membagi informasi yang terbatas) 

Tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang masalah ekologi atau lingkungan, dan kesediaan mereka untuk memberikan informasi dengan para konsumen dirasa sangat terbatas. Hal ini sangat dibutuhkan dalam menciptakan bisnis yang berwawasan lingkungan bagi mereka yang menjalankannya.

c. Lack of awareness (kurangnya kesadaran) 

Banyak pengusaha yang memiliki kurangnya kesadaran dalam aspek yang berhubungan dengan bisnis ramah lingkungan. Kurangnya kesadaran akan potensi pasar dan peluang/ceruk yang mungkin ada untuk bisnis ramah lingkungan membuat para ecopreneur kesulitan dalam memasarkan produk atau jasa mereka.

d. Limited public funding (terbatasnya pendanaan publik) 

Peran pendanaan publik dalam mempromosikan perusahaan yang berkelanjutan cukup terbatas. Masalah keuangan adalah masalah yang berkelanjutan bagi para pengusaha baru maupun lama, terutama untuk perusahaan hijau yang memiliki biaya tambahan sebagai akibat dari komitmen mereka untuk usaha bisnis yang berkelanjutan. Pemerintah harus memiliki skema pendanaan untuk usaha baru dan tegas harus membuat penyisihan ekstra untuk proyek, terutama sejak mereka membantu mengurangi keseluruhan biaya perlindungan lingkungan dan pembersihan masyarakat.

Daftar Pustaka

  • Nugroho, Adie. Dkk. 2013. Menumbuh Kembangkan Socioecopreneur Melalui Kerja Sama Strategis. Jakarta: Penebar Swadaya
  • Murniningtyas, Endah. 2014. Prakarsa Strategis Pengembangan Konsep Green Economy. Jakarta: Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
  • Masjud, Yunita Ismail. 2020. Ecopreneurship As A Solution To Environmental Problems: Implications For University Entrepreneurship Education. Journal of Environmental Science and Sustainable Development.
  • Kirkwood, J., & Walton, S. 2010. What Motivates Ecopreneurs to Start Businesses?. International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research.
  • Daulay, M.T., dan Sanny, Annisa. 2021. Kewirausahaan Dari Industry 4.0 Menuju Society 5.0. Deli Serdang: Cattleya Darmaya Fortuna.
  • Kainrath, David. 2009. Ecopreneurship in Theory and Practice: a proposed emerging framework for ecopreneurship. Emerging Framework for Ecopreneurship. Germany: Lap Lambert.