Etika Komunikasi - Prinsip, Perspektif dan Pelaksanaan

Daftar Isi

Etika komunikasi adalah ilmu atau teori yang memperhatikan baik buruknya cara berkomunikasi, yaitu bagaimana berkomunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat atau golongan tertentu. Etika komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antar manusia. Sebaliknya tanpa adanya pengetahuan etika komunikasi maka akan terjadinya kesalahpahaman.

Etika Komunikasi - Prinsip, Perspektif dan Pelaksanaan

Etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi suatu prasangka buruk yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap orang lain. Etika komunikasi memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan manusia yang merupakan panduan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat.

Etika komunikasi juga dapat diartikan sebagai sejumlah norma, kesusilaan dan kepantasan yang menentukan benar atau tidaknya cara penyampaian pesan kepada orang lain yang dapat mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan ataupun tidak langsung. Kehadiran etika dalam proses berkomunikasi tidak datang dengan tiba-tiba, tetapi harus dibangun oleh kedua belah pihak yang sedang berkomunikasi.

Pengertian Etika Komunikasi

Belum ada definisi khusus mengenai etika komunikasi, namun dari asal katanya yaitu etika dan komunikasi, terdapat beberapa pengertian dari beberapa sumber buku dan referensi, yaitu sebagai berikut: 

  • Menurut Sastrosupono (2001), etika adalah pemikiran yang relatif objektif dan rasional mengenai cara kita mengambil keputusan dalam situasi yang konkrit, yaitu moralitas. 
  • Menurut Effendi (2000), etika adalah nilai atau norma yang merupakan hasil dari kesepakatan manusia yang dijadikan pandangan dan pedoman dalam bertingkah laku, maka dari itu etika komunikasi adalah hal yang penting untuk dipahami dan diketahui di dalam menjalani kehidupan kita sebagai makhluk bersosial. 
  • Menurut Djanewar (1992), etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. 
  • Menurut Effendi (2000), komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 
  • Menurut Mulyana (2015), komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).

Prinsip-prinsip Etika Komunikasi

Etika komunikasi digunakan untuk menghargai dan menghormati lawan bicara. Menurut Harapan dan Ahmad (2014), terdapat enam prinsip yang perlu diperhatikan dalam menggunakan etika komunikasi saat berbicara kepada orang lain, yaitu sebagai berikut:

a. Prinsip Keindahan

Prinsip keindahan ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Keindahan dalam berkomunikasi menunjukkan sifat-sifat keramah-tamahan, senyum, salam dan lain-lain.

b. Prinsip Persamaan

Setiap manusia pada hakekatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskriminatif atas dasar apapun. Bila dalam hubungan komunikasi antarpribadi ada salah satu pihak yang merasakan direndahkan, maka komunikasi tidak akan berjalan efektif.

c. Prinsip Kebaikan

Prinsip kebaikan mendasari perilaku individu untuk selalu berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakekatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.

d. Prinsip Keadilan

Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

e. Prinsip Kebebasan

Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.

f. Prinsip Kebenaran

Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis atau rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan, agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.

Perspektif Etika Komunikasi

Etika komunikasi merupakan bentuk standar etis yang digunakan oleh komunikator dan komunikan. Menurut Mufid (2009), terdapat beberapa perspektif yang perlu diperhatikan dalam etika komunikasi, yaitu sebagai berikut:

a. Perspektif politik

Dalam perspektif ini, etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek berkomunikasi, menumbuhkan sikap adil dan memilih atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan menanamkan penghargaan atas perbedaan.

b. Perspektif sifat manusia

Sifat manusia yang paling mendasar adalah kemampuan berfikir dan kemampuan mengeluarkan simbol. Ini berarti bahwa tindakan manusia yang benar-benar manusiawi adalah berasal dari rasionalitas yang sadar atas apa yang dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya.

c. Perspektif dialogis

Komunikasi adalah proses transaksi dialog dua arah. Sikap dialogal adalah sikap setiap partisipan komunikasi yang ditandai oleh kualitas keutamaan, seperti keutamaan, keterbukaan, kejujuran, kerukunan, intensitas, dan lain-lainnya.

d. Perspektif religius

Kitab suci atau habit religius dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi. Pendekatan alkitabiah dalam agama membantu manusia untuk menemukan pedoman yang kurang lebih pasti dalam setiap tindakan manusia.

e. Perspektif legal

Perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan pengaturan yang berlaku dan dianggap sebagai perilaku yang etis. Etika komunikasi sendiri merupakan cara kita berinteraksi dengan orang lain menggunakan nilai, norma, dan aturan yang ada.

Pelaksanaan Etika Komunikasi

Dalam pelaksanaan etika komunikasi kepada perorangan maupun kelompok hendaknya memperhatikan hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari, yaitu sebagai berikut:

a. Hal-hal yang dilakukan dalam etika komunikasi 

1. Fokus pada lawan bicara

Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang disampaikan komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cenderung tidak memperhatikan lawan bicaranya biasanya kehilangan beberapa potong informasi yang disampaikan dan terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak, biasanya pihak yang menyampaikan informasi (komunikator) secara perasaan akan tersinggung dengan kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang salah) yang masuk dapat berdampak langsung dengan pengaplikasian.

2. Fokus pada masalah

Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok permasalahan  yang ingin dibicarakan hal ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan terlalu melenceng dari yang dibicarakan (basa-basi), perlu adanya penyusunan konsep sebelum berbicara dengan orang lain, komunikasi ini biasanya disebut dengan komunikasi yang tidak efisien karena informasi yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu adanya fokus masalah, yaitu tidak mencampur aduk-kan masalah lain yang tidak memiliki  kaitan dengan informasi tersebut.

3. Jangan menimpali pembicaraan

Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana perkataan dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak menimpali atau menyela perkataannya sebelum selesai.

4. Saling menghargai

Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu saling memahami satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam konsep kesamaan, dimana tingkat efektivitas komunikasi akan terjalin lebih tinggi jika dua individu memiliki kesamaan yang besar, kita harus tetap menjaga etika dengan menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan mendengarkan apa yang dikatakannya, dengan demikian rasa penghargaan akan timbul pula pada orang yang kita hargai tersebut.

5. Selingi dengan Humor

Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan informasi yang disampaikan tentu ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses penyampaian informasi tersebut kurang bumbu yang menarik pendengar, dalam hal ini kita perlu menyelinginya dengan candaan atau gurauan agar para pendengar atau komunikan tidak merasa bosan dengan apa yang kita sampaikan.

b. Hal-hal yang dihindari dalam etika komunikasi 

1. Penggunaan kalimat informal (tidak baku)

Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk kepada orang yang tidak dikenal atau belum memiliki kedekatan sama sekali, kita perlu menggunakan kalimat baku atau formal agar orang lain merasa dihargai.

2. Berbicara sambil melakukan hal lain

Etika sopan santun sangat berlaku pada poin ini, orang tentu akan merasa tersinggung saat jika kita dengan sibuk makan dan dalam saat bersamaan berbicara dengan lawan bicara kita.

3. Terlalu banyak basa-basi

Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang cenderung lebih menyukai penyampaian langsung (to the point) sebuah informasi, meski sebagian juga menyukai basa-basi, namun dalam komunikasi formal kita tidak memerlukan basa-basi kita hanya perlu memaparkan garis besarnya.

4. Berbicara dengan nada kasar

Berbicara dengan nada kasar tidak perlu penjelasan lebih lanjut, orang tentu tidak akan suka jika dibentak dan dimaki.

5. Nada memerintah

Dalam hal ini orang cenderung tidak sadar menggunakan kalimat-kalimat memerintah yang seharusnya kita hindari karena bisa menyinggung lawan bicara sebagai contoh bapak harus lebih kompeten dalam mengajar kalimat tersebut jelas berisi kalimat perintah.

6. Tidak boleh menghakimi

Dalam komunikasi kita tidak boleh mengajukan kalimat yang menghakimi seperti tentu anda telah melakukan hal yang keji dan sebagainya.

7. Manage intonasi

Perlu adanya control dengan nada suara kita, tidak boleh terlalu tinggi (akan terkesan membentak) dan tidak boleh terlalu rendah (terkesan berbisik). Perlu nada yang sesuai dan nyaman didengar.

Daftar Pustaka

  • Sastrosupono, Suprihadi. 2001. Etika (Sebuah Pengantar). Bandung: Offset Alumni. 
  • Effendi, O.U. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Djanewar, Ny. 1992. Etika Komunikasi Perkantoran. Bandung: Ganeca Exact Bandung.
  • Mulyana, Deddy. 2015. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Harapan, Edi dan Ahmad, Syarwani. 2014. Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Raja Grafindo.
  • Mufid, Muhammad. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: Prenademedia.