Etnobotani - Sejarah, Fungsi dan Ruang Lingkup
Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan tumbuhan dengan memanfaatkan nilai-nilai dan budaya masyarakat lokal seperti cara penggunaan tumbuhan sebagai makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan, pakaian, perburuan dan upacara adat. Etnobotani menjelaskan tentang peran dan fungsi tumbuhan dalam suatu lingkungan sosial dan budaya.

Etnobotani merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan lingkungan, khususnya dengan tumbuh-tumbuhan. Studi tentang etnobotani mencakup beberapa hal bukan cuma membahas tentang kegunaan tanaman yang dimanfaatkan, tetapi membahas terkait interaksi antara mahluk hidup dengan tanaman serta bagaimana hal tersebut memiliki dampak bagi kehidupan manusia.
Etnobotani secara khusus membahas studi tentang tumbuhan, termasuk cara masyarakat tersebut, menamakan, menggunakan serta mengeksploitasinya. Etnobotani digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam jasa tumbuhan untuk menunjang kehidupannya.
Pengertian Etnobotani
Berikut definisi dan pengertian etnobotani dari beberapa sumber buku dan referensi:
- Menurut Nisyafuri, Iskandar, dan Partasasmita (2018), etnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan berbagai macam tumbuhan secara tradisonal oleh masyarakat pedalaman, seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya etnobotani berkembang menjadi cabang ilmu yang interdisipliner mempelajari hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
- Menurut Suryadarma (2008), etnobotani adalah memanfaatkan nilai-nilai pengetahuan masyarakat tradisional dalam penggunaan tumbuhan secara praktis. Dalam hal tersebut telah terjadi hubungan saling mengisi, yang memanfaatkan keunikan-keunikan nilai pengetahuan tradisional dalam memahami kebudayaan dan pemanfaatan tumbuhan sebagai obat secara praktis.
- Menurut Purwanto (1999), etnobotani adalah interaksi masyarakat setempat dengan lingkungan hidupnya, khususnya tumbuh-tumbuhan serta suatu pengkajian terhadap penggunaan tumbuh-tumbuhan asli dalam kebudayaan dan agama bagi sesuatu kaum seperti cara penggunaan tumbuhan sebagai makanan, perlindungan atau rumah, pengobatan, pakaian, perburuan dan upacara adat.
- Menurut Darmono (2007), etnobotani adalah studi yang menjelaskan hubungan antara manusia dengan tumbuhan yang secara keseluruhan dapat menggambarkan peran dan fungsi tumbuhan dalam suatu budaya.
- Menurut Hakim (2014), etnobotani adalah studi tentang interaksi manusia dan tetumbuhan serta penggunaan tetumbuhan oleh manusia terkait dengan sejarah, faktor-faktor fisik dan lingkungan sosial, serta daya tarik tetumbuhan itu sendiri.
Sejarah Etnobotani
Pencatatan tanaman pertama kali terdokumentasikan sekitar tahun 77 M oleh dokter bedah bernama Dioscorides, yang berupa sebuah katalog berjudul de Materia Medica. Katalog tersebut berisi tentang ± 600 jenis tumbuhan Mediterania. Selain itu katalog tersebut juga menjelaskan tentang pemanfaatan berbagai tumbuh-tumbuhan sebagai obat oleh orang-orang Yunani.
Istilah etnobotani sendiri mulai dikenalkan pada tahun 1895 oleh Harsberger di Pennsylvania dalam sebuah seminar yang dihadiri oleh para ahli Arkeologi yang membahas tentang cara-cara memanfaatkan tumbuhan oleh masyarakat khususnya Indian Amerika. Pada tahun 1900 Davis Barrow muncul sebagai doktor etnobotani pertama dengan menulis buku berjudul The Ethnobotany of the Coahuilla Indian of Southern California. Pada tahun 1980 etnobotani mulai dikenal oleh masyarakat akademis dan awam, sejak saat itu jurnal etnobotani mulai banyak diterbitkan.
Fungsi dan Manfaat Etnobotani
Etnobotani adalah cabang ilmu tumbuh-tumbuhan yang mempelajari hubungan antara suku-suku asli suatu daerah dengan tumbuhan yang ada di sekitarnya. Menurut Eddy, Rosanti, dan Falansyah (2018), etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan suatu kelompok masyarakat mengenai penggunaan berbagai macam jenis tumbuhan untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, seperti digunakan untuk makanan, pengobatan, bahan bangunan, upacara adat, budaya, bahan pewarna dan lainnya, sesuai dengan karakter wilayah dan adat yang dimilikinya.
Etnobotani dapat memberi bantuan dalam penentuan asal mula suatu tumbuhan, penyebarannya, penggalian potensi tumbuhan sebagai sumber kebutuhan hidup, makna dan arti tumbuhan dalam kebudayaan serta tanggapan masyarakat setempat terhadap suatu jenis tumbuhan. Menurut Purwanto (1999), penerapan data etnobotani memiliki dua manfaat, yaitu:
- Keuntungan ekonomi ditunjukkan oleh peran penelitian etnobotani masa kini yang dapat mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang memiliki potensi ekonomi.
- Pengungkapan sistem pengelolaan sumber daya alam Iingkungan secara tradisional mempunyai andil yang penting dalam program konservasi.
- Penerapan teknik tradisionai dalam mengkonservasi jenis-jenis khusus dan habitat yang mudah rusak serta konservasi tradisional plasma nutfah tanaman budidaya guna program pemuliaan masa datang.
Selain itu, etnobotani dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat tradisional, masyarakat awam yang telah menggunakan berbagai macam tumbuhan untuk memenuhi kehidupannya. Studi tersebut bermanfaat ganda, karena selain bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, serta perlindungan pengetahuan, melalui perlindungan dan jenis-jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat.
Ruang Lingkup Etnobotani
Etnobotani merupakan cabang ilmu yang interdispliner, ditunjukkan dengan adanya hubungan manusia dengan tumbuhan dan lingkungan sekitarnya. Etnobotani telah menggabungkan pengetahuan lokal masyarakat dengan alam yang memajukan taraf hidup masyarakat dalam kemandirian. Menurut Suryadarma (2008), terdapat dua faktor yang menjadi dasar perkembangan etnobotani di masyarakat, yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan Masyarakat
Pengetahuan masyarakat atau biasa disebut dengan Indigenous knowledge bisa dikatakan sebagai sebuah kultur dalam masyarakat yang menyangkut tentang pengetahuan lokal, pengetahuan asli serta nilai-nilai tradisional. Pewarisannya dengan lisan, melalui upacara keagamaan seperti ritual adat istiadat yang berada dalam bidang kehidupan yang praktis. Perkembangan pengetahuan masyarakat tersebut akan berkembang mengarah pada kearifan lokal, yang dapat dimaknai sebagai kebijakan manusia dalam suatu kelompok yang berpegang teguh pada filosofi, nilai-nilai, etika, dan perilaku.
Pengetahuan masyarakat adalah pengetahuan yang dikembangkan masyarakat pribumi/asli yang akan menghasilkan karya-karya intelektual berdasarkan tradisi yang berkembang di masyarakat itu sendiri. Pengetahuan lokal masyarakat dalam memanfaatkan tanaman sebagai obat tradisional pada suatu daerah sangat erat kaitannya dengan budaya masyarakat tersebut diwariskan oleh nenek moyang secara turun-temurun sebagai usaha pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan.
b. Kepercayaan Masyarakat
Hubungan manusia dengan alam, tidak jarang menimbulkan kepercayaan terhadap kekuatan besar diluar alam itu sendiri yang biasa dikenal dengan Mitos ataupun Mitologi. Melalui Mitologi inilah akhirnya muncul dua sosok manusia diantaranya manusia imanen yang telah memiliki kesadaran akan akal budinya, serta manusia deterministik yaitu manusia yang percaya akan hukum sebab-akibat (Kausalitas).
Mitologi atau kepercayaan masyarakat yang muncul akibat adanya hubungan manusia dengan lingkungannya, telah memunculkan keunikan variasi cara hidup dalam memanfaatkan lingkungan. Dimana keanekaragaman tumbuh-tumbuhan tersebut berkaitan dengan keanekaragaman masyarakat yang melahirkan bermacam-macam budaya yang unik.
Daftar Pustaka
- Nisyafuri, F., Iskandar, J., dan Partasasmita, R. 2018. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat di Desa Wonoharjo, Kabupaten Pangandaran, Jawa Bara. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon.
- Suryadarma. 2008. Etnobotani. Diktat Kuliah Jurusan Pendidikan Biologi MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
- Purwanto, Y. 1999. Peran dan Peluang Etnobotani Masa Kini di Indonesia Dalam Menunjang Upaya Konservasi dan Pengwmbangan Keanekatagaman Hayati. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian Bidang Ilmu Hayat.
- Darmono. 2007. Kajian Etnobotani Tumbuhan Jalukap (Centella asiatica L.) di Suku Dayak Bukit Desa Haratai 1 Loksado. Sci&Tech.
- Hakim, L. 2014. Etnobotani dan Manajemen Kebun Pekarangan Rumah. Malang: Selaras.