Pengertian, Bentuk dan Faktor Penyebab Konflik Batin

Table of Contents

Konflik batin adalah konflik yang dialami oleh seseorang dalam hati yang erat kaitannya dengan emosi individu yang merupakan permasalahan yang terjadi akibat adanya pertentangan antara keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan masalah. Konflik batin adalah permasalahan yang erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi.

Pengertian, Bentuk dan Faktor Penyebab Konflik Batin

Konflik batin merupakan konflik yang terjadi pada diri sendiri akibat adanya pertentangan antara hati nurani dan pikiran sehingga timbul kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi karena muncul secara bersamaan. Konflik batin merupakan pertentangan yang dialami diri seseorang yang disebabkan adanya keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri seseorang tersebut. konflik batin adalah konflik yang disebabkan oleh adanya dua gagasan atau lebih atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri.

Konflik batin juga diartikan sebagai konflik yang disebabkan oleh adanya pertentangan yang terjadi dalam diri tokoh. Pertentangan tersebut terjadi akibat adanya dua gagasan atau lebih, atau keinginan yang saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga konflik tersebut menimbulkan serta mempengaruhi tingkah laku. Konflik batin merupakan konflik yang terjadi pada diri sendiri akibat adanya pertentangan antara hati nurani dan pikiran sehingga timbul kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi karena muncul secara bersamaan.

Pengertian Konflik Batin 

Berikut definisi dan pengertian konflik batin dari beberapa sumber buku dan referensi:

  • Menurut Putri (2017), konflik batin adalah konflik yang dialami oleh seseorang dalam hati, jiwa seseorang tokoh yang merupakan permasalahan yang terjadi akibat adanya pertentangan antara keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan dan masalah.
  • Menurut Nurgiyantoro (2015), konflik batin adalah konflik yang terjadi dalam diri seorang tokoh. Konflik ini disebut konflik kejiwaan karena seorang tokoh melawan dirinya sendiri untuk menentukan dan menyelesaikan sesuatu yang dihadapinya.
  • Menurut Agustina (2015), konflik batin adalah permasalahan yang erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi.
  • Menurut Sulistyo (2009), konflik batin adalah pertentangan antara perasaan, (pikiran) seseorang yang disebabkan keadaan yang tidak sesuai dengan keinginan.

Jenis-jenis Konflik Batin 

Menurut Walgito (2010), terdapat tiga jenis konflik batin, yaitu konflik mendekat-mendekat, konflik mendekat-menjauh, dan konflik menjauh-menjauh. Adapun penjelasan dari macam-macam konflik batin tersebut adalah sebagai berikut:

a. Konflik mendekat-mendekat 

Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif atau lebih yang kesemuanya mempunyai nilai positif bagi individu yang bersangkutan, dan individu harus mengadakan pemilihan di antara motif-motif yang ada. Konflik ini yaitu seseorang berhadapan dengan masalah untuk memilih antara dua tujuan positif. Konflik mendekat-mendekat adalah konflik yang tingkat stresnya paling rendah dibandingkan dua tipe konflik lainnya karena dua pilihannya memberikan hasil yang positif. Sebagai contoh, Si A diajak menonton pertunjukan drama oleh si B, pada saat yang bersamaan si C juga mengajak si A untuk datang di pameran buku, padahal si A sama-sama menyukai drama maupun pameran buku. Di saat inilah muncul dilema sehingga tercipta konflik mendekat-mendekat karena muncul dua pilihan yang menyenangkan secara bersamaan.

b. Konflik mendekat-menjauh 

Konflik ini timbul apabila organisme atau individu menghadapi objek yang mengandung nilai positif, tetapi juga mengandung nilai yang negatif, hal ini dapat menimbulkan konflik pada individu yang bersangkutan. Konflik ini merujuk pada hubungan seseorang dengan orang lain yang tidak sepenuhnya atas dasar suka. Dalam hubungan seseorang dengan orang lain itu terdapat hal lain yang bisa terjadi adalah sesuatu yang menyebalkan. Seseorang mungkin menyukai lawan bicaranya, tetapi sekaligus ada perasaan tidak suka, penyebabnya bisa jadi karena sifat-sifat kepribadiannya yang mungkin menjijikkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa konflik jenis ini terjadi bila hanya ada satu pilihan atau keadaan namun memiliki karakteristik yang positif dan juga negatif. Bila dihadapkan dalam konflik seperti ini dan muncul dilema, biasanya individu merasa bimbang sebelum mengambil keputusan.

c. Konflik menjauh-menjauh 

Konflik ini terjadi apabila individu menghadapi dua atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif bagi individu yang bersangkutan. Individu tidak boleh menolak semuanya, tetapi harus memilih salah satu dari motif-motif yang ada. Konflik menjauh-menjauh dimaksudkan bahwa individu terjebak dalam dua pilihan atau yang lebih negatif. Individu tidak bisa melarikan diri jika mengalami konflik ini. Individu harus tetap memilih, meskipun keduanya adalah hal yang sama-sama tidak disukai. Konflik jenis ini dapat dijelaskan lebih lanjut yaitu terjadi ketika individu harus memilih antara dua pilihan yang tidak menarik dan semuanya mengandung unsur negatif, yang sebenarnya ingin dihindari. Negatif maksudnya adalah mengakibatkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan. Individu tersebut mempunyai kebimbangan untuk menjauhi atau memenuhi motif tersebut.


Sedangkan menurut Sukmawan (2015), terdapat dua jenis konflik batin pada seseorang, yaitu sebagai berikut:

a. Konflik Eksternal 

Eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan lingkungan alamnya (konflik fisik) atau dengan lingkungan manusia (konflik sosial). Konflik fisik disebabkan oleh perbuatan antara tokoh dengan lingkungan alam. Misalnya, seorang tokoh mengalami permasalahan ketika banjir melanda desanya. Konflik sosial disebabkan oleh hubungan atau masalah sosial antar manusia. Misalnya, konflik terjadi antara buruh dan pengusaha di suatu pabrik yang mengakibatkan demonstrasi buruh.

b. Konflik Internal 

Internal adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita. Konflik ini merupakan perbenturan atau permasalahan yang dialami seorang tokoh dengan dirinya sendiri, misalnya masalah cita-cita, keinginan yang terpendam, keputusan, kesepian, dan keyakinan.

Bentuk-bentuk Konflik Batin 

Menurut Agustina (2015), konflik batin memiliki beberapa bentuk, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Kecewa 

Kekecewaan merupakan reaksi atas ketidaksesuaian antara harapan, keinginan dengan kenyataan. Faktor penyebab utama timbulnya kekecewaan ialah karena target yang kita tentukan terhadap sesuatu atau seseorang tidak terpenuhi, sehingga seringkali kita ingin menyalahkan sesuatu atau menghakimi orang lain.

b. Sedih 

Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan suasana hati yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan gangguan terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan hariannya.

c. Khawatir 

Khawatir adalah reaksi emosi dari semua peristiwa yang menimbulkan efek rasa takut de dalam diri. Dua hal yang berbeda, yaitu kekhawatiran dan ketakutan, menjadi begitu erat. Ketakutan adalah objek yang jelas dan itu mudah diatasi, akan tetapi kekhawatiran adalah suatu perasaan terancam yang menyerang jiwa anak. Anak yang terlalu khawatir biasanya dikarenakan hadirnya suatu ketegangan dalam syarafnya.

d. Takut 

Rasa takut adalah kemampuan untuk mengenali bahaya yang menyebabkan dorongan untuk menghadapinya atau lari dari itu juga dikenal sebagai pertarungan atau lari. Dengan demikian, takut merupakan suatu tanggapan emosi terhadap ancaman yang ditandai oleh perasaan tidak menyenangkan disertai usaha untuk menghindar atau melarikan diri.

e. Kesal 

Kesal adalah perasaan tidak senang dalam hati. Kesal lumrah dirasakan oleh manusia. Kesal merupakan bagian dari sebuah kekecewaan terhadap sesuatu. Kesal merupakan perasaan yang tidak menyenangkan terhadap sesuatu.

Faktor Penyebab Konflik Batin 

Terdapat beberapa teori yang dianggap sebagai penyebab terjadinya konflik batin, yaitu sebagai berikut:

1. Teori Agresi 

Teori agresi menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditunjukkan kepada diri diri sendiri. Agresi yang diarahkan pada diri sendiri sebagai bagian dari nafsu bawaan yang bersifat merusak. Untuk beberapa alasan tidak secara langsung diarahkan pada objek yang nyata atau objek yang berhubungan dengan perasaan berdosa atau bersalah. Prosesnya terjadi akibat kehilangan atau perasaan ambivalen terhadap objek yang sangat dicintai.

2. Teori Kehilangan 

Teori kehilangan merujuk pada perpisahan traumatic individu dengan benda atau seorang yang dapat memberikan rasa aman. Hal penting dalam teori ini adalah kehilangan dan perpisahan sebagai faktor pencetus terjadinya stres.

3. Teori Kepribadian 

Teori kepribadian merupakan konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stresor. Pandangan ini memfokuskan pada variabel utama dari psikologi yaitu harga diri rendah.

4. Teori Kognitif 

Teori kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seorang terhadap dirinya sendiri, dunia seorang dan masa depannya. Individu dapat berpikir tentang dirinya secara negatif dan tidak mencoba memahami kemampuannya.

5. Teori Ketidak berdayaan 

Teori ketidak-berdayaan menunjukan bahwa konflik batin dapat menyebabkan depresi dan keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon adaptif.

6. Teori Perilaku 

Teori perilaku menunjukan bahwa penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan. Depresi berkaitan dengan interaksi antara perilaku individu dengan lingkungan. Teori ini memandang bahwa individu memiliki kemampuan untuk memeriksa dan mempertimbangkan perilakunya. Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya yang dikendalikan lingkungan, tetapi tidak juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan apa saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki pengaruh yang bermakna antar satu dengan yang lainnya.

Daftar Pustaka

  • Putri, Dainur. 2017. Konflik Psikologi dalam Rubrik oh mama oh papa Bertema Trangender pada Majalah Kartini Periode Februari fan April 2016. Jurnal PPKn dan Hukum, Vol.12 No.1.
  • Nurgiyantoro, Burhan. 2015 . Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
  • Agustina, Rini. 2015. Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Catatan Malam Terakhir Karya Firdya Taufiqurrahman. Jurnal Pendidikan Bahasa.
  • Sulistyo. 2009. BAS Buku Saku Aktivitas Siswa. Jakarta: Kompas Ilmu.
  • Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
  • Sukmawan, Sony. 2015. Menyemai Benih Cinta Sastra. Malang: UB Press.
  • Agustina, Rini. 2015. Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Catatan Malam Terakhir Karya Firdya Taufiqurrahman. Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol.4 No.2.